Ceramah Master Cheng Yen: Tenaga Medis Berikrar untuk Menyelamatkan Kehidupan
Waktu untuk mengantar tahun yang lama dan menyambut tahun yang baru kembali tiba. Kita hendaklah bersyukur atas setiap detik, menit, dan hari yang telah berlalu serta setiap tarikan dan embusan napas kita. Kita harus menghargai jalinan jodoh satu sama lain dan waktu yang ada. Waktu dapat mendukung segala pencapaian. Waktu jugalah yang mendukung pelaksanaan misi Tzu Chi.
Karier, misi, dan profesi, kita mengenal tiga kata ini. Untuk membangun karier, dibutuhkan ikrar. Untuk menjalankan misi, kita perlu menghimpun tenaga dan materi dan semua itu membutuhkan waktu. Contohnya Tzu Chi. Kini Tzu Chi telah memasuki usia ke-56 tahun. Kita telah melewati 55 tahun dan tengah memasuki tahun ke-56.
Belakangan ini, saya sering membahas tentang kunang-kunang. Seekor demi seekor kunang-kunang terus beterbangan dan bersinar cemerlang di tengah kegelapan. Langit malam pun terlihat lebih hidup. Inilah yang sering saya bahas belakangan ini.
Saya selalu merasa bahwa dapat menolong sesama adalah berkah. Orang yang dipenuhi berkah baru bisa menolong sesama. Sungguh, kita harus menciptakan berkah untuk membentuk energi berkah. Jika tidak ada banyak orang yang memupuk sedikit demi sedikit berkah, bagaimana energi berkah bisa terbentuk? Saat seseorang tidak menciptakan berkah, bagaimana bisa dia dipenuhi berkah? Setiap orang hendaklah menciptakan berkah.
Tahun ini, pandemi Covid-19 yang tiada akhir ini telah membuat semua orang di seluruh dunia merasa takut dan tidak tenang. Saat kasus Covid-19 muncul di Taiwan, saya juga berkata kepada para kepala RS dan dokter kita, "Menghadapi pandemi kali ini, para tenaga medis harus menganggapnya seperti terjun ke medan perang. Jadi, setiap orang harus mengenakan baju zirah untuk menjaga keselamatan diri sendiri. Sebagai orang yang menyelamatkan pasien, kalian tidak boleh lengah."
Para dokter dan perawat sungguh mendedikasikan kehidupan mereka untuk menyelamatkan kehidupan pasien. Betapa mulianya mereka. Karena itulah, saya sering berkata bahwa saya menghormati dan mengasihi para tenaga medis.
Para dokter bagaikan Buddha dan Bodhisatwa hidup. Karena itulah, saya menghormati mereka. Seragam tenaga medis yang berwarna putih melambangkan kemurnian dan kemuliaan. Mereka sungguh patut dihormati dan dikasihi.
Saya bersyukur atas setiap detik dan menit. Waktu terus berlalu detik demi detik dan pasien perlu bernapas setiap waktu. Karena itu, kita harus berpacu dengan waktu untuk memulihkan pernapasan pasien agar pasien dapat bernapas dengan lega. Untuk memulihkan pernapasan pasien, para tenaga medis harus terlebih dahulu mengenakan berlapis-lapis alat pelindung diri yang menutupi seluruh tubuh mereka. Demikianlah mereka menyelamatkan kehidupan. Ini sungguh tidak mudah.
Para tenaga medis sangat bekerja keras. Singkat kata, dengan jerih payah mereka, mereka menciptakan kehidupan yang penuh berkah. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita hendaknya tidak menyebutnya bersusah payah, melainkan dipenuhi berkah. Jerih payah kita akan mendatangkan berkah kelak.
Para tenaga medis telah mengembangkan nilai kehidupan mereka dengan dedikasi mereka. Kehidupan tidak ternilai. Kehidupan seorang dokter akan bernilai saat dia dapat menyelamatkan nyawa para pasien. Inilah nilai terbesar dari kehidupan.
Saya sering mengulas tentang inventarisasi kehidupan. Dalam perjalanan saya kali ini, saya terus mengimbau para insan Tzu Chi untuk menginventarisasi kehidupan masing-masing. Para dokter kita juga dapat menenangkan pikiran dan memikirkan kapan kalian mulai memberikan layanan medis, baik sebagai profesi maupun misi kalian.
Jika kalian hanya menjadi dokter setelah lulus dari fakultas kedokteran dan menganggapnya sebagai pekerjaan kalian, itu hanyalah profesi. Jika hanya menganggapnya sebagai pekerjaan, itu disebut profesi. Namun, dengan semangat misi, kalian akan mendedikasikan kehidupan kalian dan merasa bahwa menyelamatkan nyawa pasien itu harus. Inilah yang disebut misi.
Jadi, saya menghormati dan mengasihi setiap staf medis kita. Sungguh, tanpa kalian, misi kesehatan kita tidak akan bisa menyelamatkan kehidupan dan menjaga kesehatan pasien dengan cinta kasih yang tulus. Untuk melindungi kehidupan dengan cinta kasih, kita harus memiliki semangat misi yang tulus. Terima kasih.
Sulit untuk mengungkapkan rasa hormat saya terhadap kalian. Pada masa pandemi ini, kita hendaklah menjaga keselamatan orang-orang dengan kesatuan tekad. Selain mengobati pasien, saya berharap para dokter dan perawat kita juga dapat menyosialisasikan vegetarisme. Mari kita melakukannya dengan kesatuan tekad.
“Selama ini, RS Tzu Chi Taipei sangat bersyukur kepada Master yang telah membimbing kami melewati melewati berbagai kota bayangan. Perjalanan ini penuh dengan kesulitan. Kami membutuhkan Master untuk membimbing kami melewati setiap kota bayangan. Catatan tangan Master adalah harapan Master terhadap murid-muridnya. Catatan Master adalah esensi Dharma. Kami akan mengikuti setiap langkah Master dengan erat dan tekun mendengar Dharma,” kata Chao You-chen Kepala RS Tzu Chi Taipei.
“Kami akan tekun dan bersemangat melatih diri.”
“Kami akan bervegetaris dan menyosialisasikan vegetarisme,” kata Chao You-chen Kepala RS Tzu Chi Taipei.
“Saya bervegetaris. Saya menyosialisasikan vegetarisme.”
Saya bersyukur kepada kalian semua yang menghimpun kekuatan cinta kasih. Sungguh, saat membuat catatan, saya menorehkan setiap guratan dengan sepenuh hati. Meski harus menjadikan kulit sebagai kertas, darah sebagai tinta, dan tulang sebagai pulpen, saya tetap berharap semangat Sutra Bunga Teratai dan Sutra Makna Tanpa Batas dapat diterapkan dalam Jalan Bodhisatwa di dunia.
Apa yang saya lihat hari ini sungguh membuat saya bersyukur dan terharu. Semoga kalian semua dapat membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Terima kasih banyak.
“RS Tzu Chi Taipei pasti akan menjalankan misi. RS Tzu Chi Taipei bersyukur kepada Master.”
Terus memupuk berkah seiring berjalannya waktu
Memuji para tenaga medis yang berikrar untuk menyelamatkan kehidupan
Menginventarisasi kehidupan dan memperoleh buah yang berlimpah
Meyakini dan menerima kebenaran serta mempraktikkan Sutra
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 November 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 01 Desember 2021