Ceramah Master Cheng Yen: Teratai Hati Bermekaran Melenyapkan Penderitaan di Dunia

Setiap hari, kita senantiasa mendoakan keselamatan bagi semua makhluk di seluruh dunia. Namun, melihat di Bumi yang begitu luas ini, ada begitu banyak negara yang dilanda bencana alam, saya sungguh merasa tidak tega. Entah apa yang harus kita lakukan. Meski berdoa setiap hari dengan tulus, kekuatan yang dihasilkan tetap tidak cukup.

Kita bisa melihat para pengungsi berdoa dan bertobat kepada Tuhan mereka, Allah. Kita bisa mendengar setiap ucapan mereka dan melihat banyak orang berurai air mata. Mereka sangat menderita. Kita mengetahui penderitaan mereka dan ada banyak orang dari berbagai negara yang berusaha meringankan penderitaan mereka dengan menyalurkan bantuan.

Di Turki, ada banyak pengungsi dari Suriah. Sejak dua tahun yang lalu, kita telah membantu lebih dari 3.000 anak pengungsi di Sultangazi bersekolah. Banyak anak yang hidup dalam kondisi sulit. Anak-anak berusia 7 hingga 11 tahun harus bekerja karena keluarga mereka membutuhkan penghasilan untuk bertahan hidup.

Ceramah Master Cheng Yen

Kita berharap anak-anak pengungsi ini bisa tumbuh besar seperti anak-anak pada umumnya. Kita juga berharap di dalam hati anak-anak ini tidak tertanam rasa dendam dan benci. Ini akan berdampak buruk bagi dunia ini. Kita berharap anak-anak ini bisa menerima pendidikan seperti anak-anak pada umumnya serta tidak perlu menjadi pekerja anak dan menghidupi keluarga.

Karena itu, kita memberikan bantuan biaya hidup kepada keluarga pengungsi sebesar upah yang diterima anak-anak saat bekerja. Dengan demikian, anak-anak bisa menerima pendidikan formal. Kita juga menyampaikan kepada ketua lembaga pendidikan bahwa kita ingin membantu anak-anak pengungsi menerima pendidikan dan memperoleh ijazah.

Setelah lulus SMP, mereka bisa melanjutkan pendidikan ke SMA dan memperoleh ijazah. Setelah lulus SMA, mereka juga bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan memperoleh ijazah. Ketua lembaga pendidikan setempat telah mengatasi berbagai kesulitan untuk membantu anak-anak pengungsi.

Melihat para pengungsi hidup dalam kondisi sulit dan menderita karena penyakit, wali kota setempat berharap Tzu Chi bisa memberikan pelayanan medis gratis bagi pengungsi. Beliau bersedia menyediakan tempat. Beliau benar-benar mewujudkan ucapannya dan menyediakan bangunan untuk dijadikan klinik.

Ceramah Master Cheng Yen

Di klinik itu, kita mempekerjakan dokter Suriah agar dapat berkomunikasi dengan pengungsi. Para dokter itu bekerja di klinik. Kita meminta mereka melayani pasien di klinik dan memberikan upah pada mereka. Saat mengobati pasien, seorang dokter spesialis anak melihat seseorang yang saat kecil merupakan pasiennya. Kini dokter spesialis anak itu telah menjadi pengungsi.

Mantan pasien yang dokter itu kenal sejak kecil kini telah menjadi seorang ayah. Saat membawa anaknya ke klinik, dia dan dokter itu mengenali satu sama lain. Dokter itu sangat gembira bisa bertemu dengan mantan pasiennya yang kini telah dewasa dan berkeluarga, meski kini mereka sama-sama mengungsi dan bertemu di sebuah klinik. Dokter itu menggendong anak mantan pasiennya dengan penuh cinta kasih.

Inilah pemandangan penuh kehangatan yang terlihat di klinik kita. Jadi, berkat wali kota dan ketua lembaga pendidikan setempat yang bersatu untuk menolong para pengungsi, Tzu Chi bisa menjalankan misi di Turki. Selama dua hingga tiga tahun ini, para relawan kita sangat bersungguh hati dalam menolong para pengungsi.

Dua hari yang lalu, kita bisa melihat konser amal yang digelar di Changhua demi menggalang cinta kasih bagi pengungsi. Kita melihat banyak artis yang turut berpartisipasi dalam konser amal ini karena tidak tega melihat para pengungsi. Di atas panggung, kita juga melihat relawan cilik berusia lima tahun dan seorang anggota komite berusia 99 tahun, Cai Kuan. Tahun depan, usianya akan mencapai 100 tahun.

Ceramah Master Cheng Yen

Lihatlah, gerakannya juga serentak dengan semua orang. Saya sungguh sangat kagum padanya. Kepala RS Chien juga hadir untuk berbagi pengalamannya di Yordania. Dia pergi ke Yordania bersama dr. Lin dan melihat banyak pemandangan yang menyentuh dan membuatnya merasa tidak tega.

Demi para pengungsi, dia berhasil menggalang sebuah mesin sinar-X yang agak sederhana. Mesin sinar-X ini akan segera dikirimkan ke kamp pengungsi di Yordania. Tzu Chi memberikan bantuan di sana karena di dalam kamp pengungsi sebesar itu, ada banyak pengungsi yang jatuh sakit. Banyak organisasi nonpemerintah yang telah meninggalkan tempat itu.

Selanjutnya, berhubung ada puluhan ribu pengungsi di sana, maka kita berencana untuk mendirikan sebuah klinik yang sederhana di kamp pengungsi yang dilengkapi dengan perlengkapan medis yang paling mendasar. Kita juga berencana untuk mendirikan fasilitas pendidikan bagi anak-anak. Jadi, masih ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mereka.

Di Yilan, pemerintah juga menyediakan tempat  agar insan Tzu Chi dapat menggelar konser amal. Di Yilan, beberapa insan Tzu Chi menyumbangkan cincin mereka. Mereka berkata bahwa cincin mereka akan lebih bermanfaat jika disumbangkan untuk menolong sesama. Inilah yang terjadi di Yilan. Singkat kata, setiap donasi merupakan sumbangsih penuh cinta kasih.

Bayangkanlah betapa berharganya cinta kasih di dunia ini. Cinta kasih tidak terlihat dan tidak berwujud, tetapi dengan cinta kasih, kita bisa menolong orang-orang yang berjarak ribuan kilometer dari kita. Kisah yang menyentuh sungguh sangat banyak dan tidak habis saya ulas. Intinya, kita harus bersyukur.

Membantu anak-anak pengungsi menerima pendidikan
Memberikan pelayanan medis gratis dan melindungi cinta kasih
Bekerja sama menggelar konser amal dan menggalang perlengkapan medis
Teratai hati bermekaran untuk melenyapkan penderitaan di dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 April 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 April 2017

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -