Ceramah Master Cheng Yen: Terus Melangkah Maju dan Mempertahankan Tekad Awal
Sejak pukul 3 sore lebih, semua orang sudah berkumpul untuk melantunkan Gatha Pendupaan dengan penuh ketulusan. Meski sedang mengikuti rapat di dalam ruangan, tetapi saya dapat mendengar suara kalian yang sangat tulus. Saya lalu berpikir, “Ini sangat kebetulan.” Tadi kami mengadakan rapat untuk membahas tentang Nepal. Kita semua tahu bahwa bulan April tahun lalu, Nepal diguncang gempa dahsyat. Saat itu, relawan kita pergi menyalurkan bantuan dan menetap di sana sekitar 5 hingga 6 bulan. Relawan kita menuju tanah kelahiran Buddha untuk membantu para warga di sana. Bagaimana cara kita membalas budi luhur Buddha? Saat ada orang dilanda bencana, kita pergi membantu mereka. Kini kita tengah merencanakan pembangunan sekolah untuk warga di Nepal.
Sekelompok Bodhisattva dari Taiwan, Malaysia, dan Filipina berkumpul bersama untuk membantu pembangunan sekolah di Nepal. Hari ini, mereka kembali dengan membawa cetak biru untuk didiskusikan. Saat kami sangat bersungguh hati mendiskusikan rencana pembangunan di Nepal, terdengar suara kalian melantunkan nama Buddha Sakyamuni yang penuh tekad pelatihan diri. Kalian yang berada di luar terus melantunkan nama Buddha Sakyamuni, sedangkan saya yang berada di dalam sedang berdiskusi bagaimana cara membalas budi luhur Buddha.
Baik orang yang ada di dalam maupun di luar, semuanya memiliki kesatuan hati. Saat tanah kelahiran Buddha dilanda bencana, kita harus memikirkan cara membantu generasi penerus di sana dengan cara membangun kembali gedung sekolah yang bertahan lama. Mendengar suara lantunan kalian, saya teringat pada para praktisi di Nepal, terutama di Himalaya. Para praktisi di sana menghabiskan seluruh hidup mereka untuk melakukan ritual Namaskara. Setiap berjalan tiga langkah, mereka melakukan sujud satu kali. Saat bersujud, tubuh mereka benar-benar menyentuh tanah.
Rute ritual Namaskara mereka dimulai dari kaki gunung ke puncak gunung. Ini membutuhkan waktu bertahun-tahun. Beberapa praktisi menghabiskan seluruh hidup mereka untuk melakukan ritual Namaskara. Begitulah cara mereka melatih diri. Ritual Namaskara kita berlangsung dengan teratur. Dengan hati yang sangat tulus, setiap berjalan tiga langkah, orang-orang bersujud satu kali. Semakin melangkah maju semakin terlihat aula altar utama Griya Jing Si ada di hadapan kita. Ini menunjukkkan ketulusan dan ketulusan cinta kasih setiap orang.
Sesungguhnya, di dalam hati setiap orang terdapat “Puncak Burung Nasar”. Kita harus menilik ke dalam hati untuk melatih diri. Saat bersujud kepada Buddha, sesungguhnya kita tengah bersujud kepada Buddha di dalam hati kita, tengah melatih kesabaran kita, melatih kita agar dapat melangkah dengan mantap dan memiliki arah yang sangat tepat. Saya yakin setiap orang melakukan ritual Namaskara dengan hati yang sangat tulus. Saya sangat bersyukur. Hari ini banyak relawan Tzu Chi berkumpul di Griya Jing Si kecil, koridor tengah, ruang ceramah, dan aula Gan En. Banyak relawan Tzu Chi berkumpul dengan penuh kesatuan hati.
Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih bermula dari setiap inci jalan yang dibentangkan dengan penuh cinta kasih dan tali kasih sayang yang diperpanjang oleh setiap orang. Bukankah ini yang dimaksud membentangkan jalan penuh cinta kasih dan memperpanjang tali kasih sayang? (Ya) Ya, relawan Tzu Chi selalu menggunakan cinta kasih yang paling tulus dan kasih sayang yang berkesadaran untuk melakukan ritual Namaskara. Tzu Chi telah berusia 50 tahun. Berkat kontribusi kalian, barulah Tzu Chi dapat berkembang dari Taiwan ke seluruh dunia. Saya sangat berterima kasih kepada kalian.
Bodhisatwa cilik dan Bodhisatwa dewasa yang mengikuti ritual Namaskara hari ini apakah merasa gembira? (Ya) Adakah kalian merasakan sukacita dalam Dharma? (Ada) Hari ini ada sekelompok besar Bodhisatwa cilik yang sangat berhati murni di sini. Bodhisatwa cilik sangat polos dan memiliki hati yang murni. Tahukah kalian ada beberapa Bodhisatwa cilik yang sudah bertekad dan berikrar untuk menjadi Qingxiushi (murid awam yang tinggal dan berkomitmen sepenuhnya untuk mengembangkan misi Tzu Chi) ? Tadi saya berkata kepada mereka, “Siapa yang bertekad menjadi Qingxiushi, silakan berdiri.” Mereka masih mengingat tekad mereka untuk menjadi Qingxiushi pada dua atau tiga tahun lalu.
Satu demi satu, mereka berdiri dan berjalan ke atas panggung. Saya bertanya, “Apakah kalian yakin?” Mereka memiliki tekad yang teguh. Saya juga meminta orang tua mereka untuk berdiri. Orang tua mereka juga ikut naik ke atas panggung. Saya lalu bertanya kepada mereka, “Putra dan putri kalian ingin menjadi Qingxiushi.” “Apakah kalian menyetujuinya?” Para orang tua menjawab, “Kami setuju.” Ini merupakan pahala. Dengan hati yang polos dan murni, anak-anak membangun tekad yang luhur. Pahala mereka sungguh besar. Tekad mereka telah menyentuh hati para Makhluk Pelindung Dharma.
Bodhisatwa sekalian, di Taiwan, selama jangka waktu yang panjang ini, tak peduli terjadi angin ribut ataupun turun hujan lebat, tak peduli bencana apa pun yang terjadi, setiap relawan Tzu Chi selalu mengemban tanggung jawab sebaik mungkin. Sungguh baik karena ada relawan Tzu Chi di Taiwan. Setiap orang membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih dan memperpanjang tali kasih sayang dengan penuh ketulusan. Dengan penuh ketulusan, setiap orang bersumbangsih untuk membentangkan jalan penuh cinta kasih dan memperpanjang tali kasih sayang bagi Taiwan. Semua itu menciptakan pahala.
Bodhisatwa sekalian, kalian giat bersumbangsih bagi masyarakat dan tekun menyelami Dharma. Selain mendengar Dharma, kalian juga bersumbangsih di komunitas. Saya sangat berterima kasih atas kesungguhan hati dan cinta kasih kalian dalam membentangkan jalan dan memperpanjang tali kasih sayang. Semoga pada tahun-tahun berikutnya kita tetap dapat mempertahankan niat pada momen ini. Janganlah kita melupakan tekad awal.
Kita harus mempertahankan tekad awal dalam menapaki Jalan Tzu Chi. Kita harus mempertahankan tekad pelatihan ini dan terus melangkah maju dengan hati yang tulus. Bisa? (Bisa) Baik. Terima kasih. Saya berterima kasih kepada kalian. Saya juga mendoakan semoga pelatihan diri kalian terus maju. Semoga kalian dipenuhi berkah setiap hari. Semoga kalian dapat senantiasa membina berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih.
Anak-anak yang polos dan murni membangkitkan tekad luhur
Mengemban misi untuk membalas budi luhur Buddha
Mengikuti ritual Namaskara dengan penuh ketulusan
Bersatu hati melatih diri untuk kembali pada hakikat kebuddhaan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 April 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina