Ceramah Master Cheng Yen: Terus Memberikan Bantuan Pasca Gempa

Segala sesuatu di dunia bergantung pada sebersit niat kita. Sebersit niat kita dapat menciptakan berkah, juga dapat menciptakan bencana. Semua itu bergantung pada manusia. Melihat kondisi di dunia ini, sungguh membuat orang khawatir. Di seluruh dunia ini, empat unsur alam sungguh tidak selaras. Tahun lalu, Nepal baru dilanda bencana dahsyat. Gempa bumi kali itu memorak-porandakan Nepal. Relawan Tzu Chi secara bergilir berangkat ke Nepal untuk memberikan layanan pengobatan dan lain-lain. Selama setengah tahun itu, bantuan kita tidak berhenti. Kita juga membantu mereka membangun sekolah. Proyek ini masih tengah kita rencanakan sembari menunggu izin dari pihak pemerintah. Kini Nepal kembali dilanda bencana banjir. Bencana kali ini disebabkan oleh hujan lebat. Akibat struktur pegunungan yang tidak kuat, begitu turun hujan lebat, langsung memicu terjadinya tanah longsor. Jumlah korban jiwa dan warga yang hilang mencapai hampir 100 orang.

Penderitaan di dunia ini sungguh banyak. Kita juga melihat relawan Tzu Chi dari Amerika Serikat kini telah membagi diri ke dalam dua tim. Salah satu tim menuju Ekuador untuk membantu warga korban gempa pada bulan April lalu. Mereka menginjakkan kaki di sana untuk menjalankan program bantuan. Kita mengundang warga setempat untuk membersihkan komunitas mereka sendiri. Para partisipan itu saling berkata, “Relawan Tzu Chi sangat tulus.” “Mereka datang dari jauh untuk membantu kita.” “Meski tak ada hubungan dengan kita, tetapi mereka sangat menghormati dan mengasihi kita.” “Karena itu, kita harus membalas budi mereka.” Sesungguhnya, mereka bekerja keras untuk membawa manfaat bagi komunitas sendiri. Mereka mengandalkan diri sendiri untuk memulihkan sendi kehidupan. Namun, mereka berkata bahwa mereka ingin membalas budi Tzu Chi. Kita juga sangat gembira mendengarnya. Asalkan mereka dapat menerima semangat budaya humanis kita, kita sudah merasa puas.

Mulanya, mereka menghabiskan waktu untuk berkeluh kesah dan mengkhawatirkan kondisi di hadapan mata. Akan tetapi, setelah relawan Tzu Chi menjalankan program bantuan di sana, mereka pun bangkit kembali. Daripada duduk di sana sambil bermandikan peluh dan berkeluh kesah, lebih baik mereka bangkit untuk mengerahkan kekuatan guna membersihkan komunitas mereka. Ini yang sudah mereka pelajari. Setiap orang merasa sangat gembira. Dengan mengerahkan  kekuatan untuk bekerja, maka kita akan punya harapan. Asalkan bersedia mengerahkan kekuatan, maka kita akan memiliki harapan. Lihatlah, mereka sudah tersenyum kembali. Mereka saling berinteraksi dengan gembira.

Selama lebih dari 30 hari itu, mereka telah membina hubungan persahabatan dengan relawan Tzu Chi. Pada saat akan meninggalkan Ekuador, relawan kita berjanji bahwa mereka akan kembali sebulan lagi karena barang bantuan dari Taiwan akan tiba di Ekuador sebulan kemudian. Kali ini, relawan kita kembali untuk membagikan barang kebutuhan harian, tempat tidur lipat, dan selimut karena sebentar lagi di sana akan memasuki musim dingin. Karena itu, kali ini Tzu Chi membutuhkan lokasi yang luas. Pemerintah setempat menyediakan beberapa lokasi untuk dipilih oleh relawan Tzu Chi. Relawan lokal setempat pun berinisiatif membantu kita menata lokasi pembagian bantuan. Pembagian bantuan kita bukan hanya berupa barang materi semata, tetapi kita juga memberikan mereka dorongan dan dukungan semangat. Karena itu, kita membutuhkan lokasi yang luas dan lapang. Persiapan pembagian bantuan kita tengah dijalankan sekarang. Warga setempat, pihak pemerintah, dan personel militer juga turut mengerahkan kekuatan untuk membantu. Dengan kekuatan cinta kasih, kita dapat mengajak orang-orang untuk turut mengerahkan kekuatan bajik.

Kita juga melihat di Haiti. Haiti merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Saat relawan Tzu Chi membagikan bantuan di sana, tahukah kalian berapa suhu setempat? Sekitar 40 derajat Celsius. Truk yang mengangkut beras terlambat tiba 2 jam, tetapi warga setempat tetap berbaris dengan tertib dan rapi. Meski terlambat dua jam, tetapi mereka tidak komplain. Mereka tetap berbaris dengan rapi dan tertib. Relawan kita juga berada di sana bersama mereka. Ini adalah siang yang spesial karena ada banyak siswa membantu kami. Saya berharap mereka dapat menjadi relawan dari Yayasan Tzu Chi. Kita dapat melihat sekitar 1.000 hingga 2.000 keluarga berbaris di sana dengan tenang dan tertib. Saya sungguh tidak tega sekaligus terhibur melihatnya. Yang membuat saya tidak tega adalah melihat mereka berdiri begitu lama di bawah terik matahari dan hidup serba kekurangan. Yang membuat saya terhibur adalah kini mereka sudah dapat menenangkan hati. Dahulu mereka selalu berebut barang bantuan, tetapi kini mereka sangat tertib. Pikirkanlah, cinta kasih yang berbudaya humanis dapat menenangkan hati warga.

Selama lima hingga 6 tahun ini, Relawan James sudah bolak-balik Haiti sebanyak lebih dari 60 kali. Tentu saja, relawan Tzu Chi lain juga bergilir ke sana untuk membantu. Kita dapat melihat lingkungan di sana yang serba kekurangan. Dengan penuh cinta kasih, mereka menapaki Jalan Bodhisatwa. Inilah Bodhisatwa. Inilah cinta kasih. Jika dibandingkan dengan warga di Haiti, bukankah kita sangat memiliki berkah? Bodhisatwa sekalian, kita harus lebih bersungguh hati memahami penderitaan sesama. Kita berharap dapat memiliki lebih banyak pencapaian. Kita juga membutuhkan lebih banyak tenaga untuk membantu sesama. Semoga dunia kita dapat semakin indah. Semoga masyarakat kita dapat semakin harmonis. Orang yang memberi bantuan hendaknya dipenuhi cinta kasih dan orang yang menerima bantuan hendaknya dipenuhi rasa syukur. Antarsesama manusia hendaknya saling menghormati dan mengasihi dengan cinta kasih universal yang tanpa pamrih.

Tidak berhenti memberikan bantuan untuk korban bencana gempa

Mengajak warga untuk memulihkan sendi kehidupan dan menciptakan harapan

Cinta kasih yang berbudaya humanis dapat menenangkan hati warga

Menjangkau orang-orang menderita untuk memberikan bantuan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Juli 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 1 Agustus 2016

Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -