Ceramah Master Cheng Yen: Tiada Penyesalan setelah Mewariskan Jalan Agung


Dalam perjalanan kali ini, saya menerima persembahan berupa Dharma dari setiap orang. Kalian telah menyerap ajaran saya ke dalam hati. Kalian memahaminya, memperoleh manfaat darinya, dan mempersembahkannya kembali kepada saya. Saya telah menerima persembahan kalian.

Saya sungguh merasa bahwa tiada penyesalan dalam hidup saya ini karena ada begitu banyak insan Tzu Chi yang menjunjung ajaran saya. Kalian menyerap ajaran saya ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam keseharian saat menghadapi semua orang dan hal. Saya sering mendengar bagaimana insan Tzu Chi mempraktikkan Dharma di dunia.

Sejak mendirikan Tzu Chi pada lebih dari 50 tahun lalu, saya membentangkan jalan dengan cinta kasih sesuai Sutra Bunga Teratai dan Sutra Makna Tanpa Batas serta terus menapaki jalan ini. Jadi, insan Tzu Chi terus melangkah maju di jalan yang telah ditetapkan. Jalan ini disebut Jalan Kebenaran.

Setelah mendengar ajaran saya, kalian selalu langsung mempraktikkannya pada seketika itu juga. Begitu mendengar ajaran saya, kalian langsung memahami dan mempraktikkannya. Jadi, selama puluhan tahun ini, kalian telah mempraktikkan Dharma di dunia dan menerapkan Dharma dalam keseharian. Saya telah menyaksikan bagaimana kalian mempraktikkan Dharma.

Saya juga mendengar bahwa relawan kita menggunakan barang daur ulang untuk membuat kerajinan tangan yang sangat indah dalam bentuk kunang-kunang. Saya bisa merasakan bahwa kalian mengasihi dan menghormati saya. Kalian juga menghormati ajaran saya. Karena itu, kalian bersungguh hati membuat kerajinan tangan seperti ini. Saya merasa bahwa ini merupakan persembahan tertulus.


Saya selalu berkata bahwa saya tidak mau menerima persembahan. Namun, ternyata saya senantiasa menerima persembahan tertinggi, terbesar, dan terpanjang dari seluruh insan Tzu Chi. Setiap orang menguras pikiran dan menggunakan rasa hormat tertinggi untuk memberi persembahan pada saya dalam jangka waktu yang sangat panjang. Saya sungguh sangat menghormati dan mengasihi insan Tzu Chi.

Setelah bergabung dengan Tzu Chi, tidak ada satu pun yang mundur di tengah jalan. Semua orang terus mengikuti langkah saya di jalan ini. Relawan Tzu Chi bagaikan kunang-kunang. Setelah kunang-kunang pertama terbang, kunang-kunang lain pun ikut terbang dan bergabung dengannya. Kunang-kunang yang bergabung terus bertambah seekor demi seekor hingga membentuk kawanan kunang-kunang.

Insan Tzu Chi di setiap wilayah hendak menunjukkan kesungguhan hati mereka pada saya. Contohnya jarum suntik cinta kasih untuk menyemangati para insan Tzu Chi ini. Para insan Tzu Chi mengembangkan berkah dan kebijaksanaan lewat kerajinan tangan.

Di setiap tempat yang saya kunjungi, saya melihat hasil kerajinan tangan relawan kita yang bagaikan satu demi satu kota bayangan yang menunjukkan berkah dan kebijaksanaan mereka. Dengan terus mengembangkan berkah dan kebijaksanaan, kita bisa menjangkau tempat tujuan kita. Setelah melewati satu demi satu kota bayangan, kita akan tiba di tempat tujuan kita. Kita sudah sangat dekat dengan tempat tujuan kita.


Kini kita hendaklah membangkitkan semangat pelatihan untuk menapaki Jalan Bodhisatwa serta memperluas dan memperpanjang Jalan Bodhisatwa ini. Dunia ini sangatlah luas. Untuk memperluas Jalan Bodhisatwa hingga ke seluruh dunia, kita harus terus menginspirasi orang-orang untuk meneruskan estafet ini.

Ladang pelatihan Bodhisatwa terdapat di alam manusia. Di luar alam manusia, kita tidak bisa mengenal Dharma. Kita bisa menapaki Jalan Bodhisatwa karena banyaknya penderitaan di dunia ini. Contohnya saat kita memulai pengobatan gratis.

Pada masa-masa awal, kita tidak tega melihat orang yang kekurangan sekaligus jatuh sakit. Karena itu, tanpa mengukur kemampuan diri sendiri, saya memutuskan untuk membangun rumah sakit. Klinik pengobatan gratis kita pada saat itu bagaikan kota bayangan dalam misi kesehatan kita.

Di klinik pengobatan gratis itu, kita melihat banyak orang yang menderita karena hidup kekurangan sekaligus jatuh sakit. Di sana, kita mendapati berbagai penyakit. Namun, penyakit kritis tidak dapat ditangani di sana. Karena itulah, saya berpikir bahwa kita perlu membangun rumah sakit. Jadi, dari kota bayangan, kita akhirnya menuju tempat tujuan kita, rumah sakit.


Saat itu, semua insan Tzu Chi bersungguh hati untuk mengajak orang-orang mendukung pembangunan rumah sakit. Saat saya hendak membangun rumah sakit, barulah para relawan kita menggalang Bodhisatwa dunia secara luas.

Mengundang semua insan berhati mulia di dunia untuk bersama-sama menggarap ladang berkah; puluhan ribu kuntum teratai hati… (Membangun Dunia Tzu Chi) Benar, demi membangun rumah sakit, saya mengajak orang menggarap ladang berkah. Kita mengundang semua insan berhati mulia di dunia untuk bersama-sama menggarap ladang berkah dan menabur benih kebajikan.

Semua insan berhati mulia di dunia bersama-sama menggarap ladang berkah. Kemudian, saya menginspirasi orang-orang untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Jadi, saya menggalang puluhan ribu kuntum teratai hati untuk membangun Dunia Tzu Chi. Bagai teratai yang tumbuh di kolam berlumpur tanpa ternoda, setiap insan Tzu Chi bersumbangsih tanpa pamrih dan berusaha untuk menggalang Bodhisatwa dunia di Dunia Saha ini.  

Menghargai dan memperoleh manfaat dari Dharma serta menjadikannya sebagai persembahan tertulus
Tiada penyesalan dalam hidup ini karena telah mewariskan Jalan Agung
Menghimpun insan berhati mulia demi menolong orang yang kekurangan dan jatuh sakit
Mencapai Bodhi dengan hati yang murni tanpa noda

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 Desember 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 11 Desember 2021
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -