Ceramah Master Cheng Yen: Tiga Puluh Tahun Perjalanan Tzu Chi AS

“Mereka tidak punya jaminan kesehatan dan penghasilan bulanan mereka sangat kecil. Yang terparah, mereka tidak terdaftar secara hukum. Jika Tzu Chi tidak menjangkau komunitas ini, sangat sulit bagi mereka untuk mendapat pelayanan kesehatan,” kata Zeng Ci Hui, relawan Tzu Chi.

“Kita mengadakan baksos secara rutin karena banyak di antara mereka yang menderita penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan lain sebagainya. Jadi, selain menangani penyakit akut, kita juga memberikan perawatan jangka menengah dan panjang. Meski pasien di sini kekurangan, tetapi setiap kali kita mengadakan baksos, selalu ada pasien yang datang dengan membawa celengan bambu mereka. Donasi mereka mungkin tidak banyak, tetapi itu adalah niat baik mereka. Setiap celengan cukup berat. Dari sini bisa diketahui bahwa mereka menyisihkan uang secara rutin, bukan hanya sesekali,” jelas Deng Bo-ren, dokter TIMA.

“Ada banyak anggota Sangha di sini. Mereka tidak pernah memeriksakan diri ke dokter gigi sebelumnya. Kini mereka dapat memeriksakan diri ke dokter gigi. Dokter gigi mengajari mereka cara menggosok gigi yang benar, cara membersihkan gigi dengan benang gigi, dan mengobati gigi mereka agar mereka memiliki gigi yang sehat. Kini mereka bisa makan dan tersenyum, Jane Quinn,  Relawan vihara.


“Karena mendapati bahwa kesempatan mereka untuk mendapat pelayanan medis terbatas, saya pun bertanya pada relawan senior. Mereka berkata bahwa kita mungkin bisa memberikan bantuan. Kita memulainya dari baksos gigi. Paul Harn, relawan Tzu Chi.

“Baksos ini sangat bermanfaat bagi anggota Sangha dan orang-orang di sekitar sini. Kesehatan kami terjaga karenanya. Alasan kalian melakukannya adalah demi ajaran Buddha dan semua makhluk,” ujar Riew Sawdong, pimpinan vihara.

Cinta kasih harus dikembangkan dalam jangka panjang. Perjalanan Tzu Chi di AS hampir mencapai 30 tahun.  Belakangan ini, relawan kita berbagi bagaimana misi amal dijalankan di AS. Misi amal di AS diawali dari bangunan dengan nomor rumah 1000. Misi amal di sana diikuti oleh misi kesehatan. Di bangunan itu, relawan kita mengadakan baksos kesehatan.


Baksos kesehatan pada saat itu sungguh sangat menyeluruh. Di dalam klinik, terdapat sebuah kamar mandi. Selain itu, juga disediakan pakaian bersih agar para tunawisma yang mengenakan pakaian yang kotor dapat mandi dan mengenakan pakaian bersih sebelum diperiksa oleh dokter. Inilah yang dilakukan insan Tzu Chi AS pada masa-masa awal.

Mengenang kondisi pada saat itu, kita akan menyadari bahwa hingga kini, semangat dalam baksos kesehatan terus dipertahankan. Dokter kita menangani semua pasien yang membutuhkan bantuan dengan cinta kasih yang setara. Kini, kita juga memiliki mobil pelayanan medis keliling yang dilengkapi dengan seluruh perlengkapan untuk poli gigi, mata, dan lain-lain. Dengan mobil pelayanan medis keliling, kita bisa menjangkau wilayah terpencil dengan membawa perlengkapan medis untuk menolong pasien yang tidak bisa keluar berobat. Pascabadai Harvey di Texas, relawan kita juga menggerakkan mobil ini untuk mendukung baksos di sana.

“Ini adalah mobil pelayanan medis keliling Tzu Chi pertama di Amerika Serikat. Pascabadai Katrina, kita juga menggerakkan mobil pelayanan medis keliling ini. Saat orang-orang di tempat penampungan membutuhkan, kita mengemudikan mobil ke sana untuk memberikan pelayanan medis selama sehari atau dua hari,” tutur Chen Xun-man, Wakil ketua misi kesehatan Tzu Chi AS.


Inilah fungsi mobil pelayanan medis keliling kita. Singkat kata, meski AS adalah negara yang makmur, tetapi terdapat kesenjangan di sana. Warga kurang mampu dan tunawisma sangat banyak. Jadi, tidak sedikit orang yang tidak memiliki tempat tinggal. Karena itu, di Amerika Serikat, relawan kita juga harus menenteramkan fisik dan batin warga serta menjaga kelangsungan hidup mereka.

Kita juga melihat pelaksanaan misi pendidikan di Dallas. Di Sekolah Menengah Obama, murid-murid berasal dari berbagai ras. Beberapa tahun yang lalu, kepala sekolah mengajak beberapa murid kembali ke Taiwan. Kunjungan kali itu membawa dampak besar bagi murid-murid, terlebih kegiatan daur ulang. Setiap murid sungguh-sungguh menyerap apa yang dipelajari ke dalam hati. Selain kelestarian lingkungan, yang tak kalah pentingnya adalah menjaga kesucian hati.

Saat ini, sekolah-sekolah di AS sangat khawatir karena timbul banyak masalah senjata api. Karena itu, saya bertanya pada kepala sekolah, “Apakah kalian mengawasi murid-murid atau memperketat akses masuk ke sekolah?” Beliau berkata bahwa itu tidak perlu karena mereka membina karakter murid lewat pengajaran Kata Renungan Jing Si.


Pembinaan karakter dengan pengajaran Kata Renungan Jing Si telah dimulai beberapa tahun yang lalu. Pendidikan dengan konsep yang baik dapat menunjukkan arah yang benar pada guru dan murid. Kata-kata dengan semangat yang positif dapat menyucikan hati manusia. Jadi, sekolah tersebut sangat mementingkan pembinaan karakter. Beberapa kalimat yang sederhana mungkin dapat membantu mereka memahami prinsip kebenaran.

Mendidik anak-anak dengan sepenuh hati hingga anak-anak terinspirasi, inilah pembinaan karakter. Jadi, saat sekolah-sekolah lain memperketat akses masuk, mereka tidak perlu berbuat demikian sehingga setiap orang yang pergi ke sana merasakan sukacita dan cinta kasih, termasuk murid-murid. Sungguh, pendidikan sangatlah penting. Karena itu, kita harus menjaga kesehatan fisik dan batin.

Segala sesuatu bergantung pada pola pikir. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati. Insan Tzu Chi juga pergi ke sana untuk mengajari mereka tata krama saat makan dan mengantarkan makanan, seperti bagaimana menaruh makanan di atas meja serta bagaimana menerima dan menyerahkan makanan pada orang lain. Relawan kita menjadikan diri sendiri sebagai teladan nyata.

Saya sangat kagum dan bersyukur pada mereka. Inilah ajaran Jing Si. Bagaimana mewariskan ajaran Jing Si? Dengan melakukan tindakan nyata. Kita harus menghargai ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi. Setiap orang hendaklah bersungguh hati.

Tiga puluh tahun perjalanan Tzu Chi AS

Melenyapkan penderitaan dengan mobil pelayanan medis keliling

Menjaga kesucian hati untuk membina insan berbakat

Menjadikan diri sendiri sebagai teladan untuk mewariskan ajaran Jing Si

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 April 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 19 April 2018

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -