Ceramah Master Cheng Yen: Tulus Bersumbangsih Menghimpun Cinta Kasih

“Di Huechuraba ada 18 siswa TK negeri yang orang tuanya sama sekali tidak bekerja dan butuh bantuan. Jadi, barang-barang yang kita beli hari ini diperuntukkan untuk 18 keluarga anak-anak kurang mampu di daerah kurang mampu ini,” kata Wu Hui-lan relawan Tzu Chi.

“Sejak pertengahan Maret, banyak perusahaan yang berhenti beroperasi. Saya tidak punya pekerjaan. Di saat yang paling dibutuhkan, bantuan kalian sungguh membantu bagi kami,” kata Eduardo orang tua murid.

“Kondisi saat ini sangat sulit. Kami tidak punya penghasilan. Bantuan yang kalian berikan bagi kami adalah bantuan yang menyelamatkan hidup,” kata orang tua murid lainnya.

“Terima kasih atas bantuan Tzu Chi kepada rumah sakit pemerintah di Chile. Barang bantuan yang Tzu Chi berikan sangat baik dan telah membantu rumah sakit pemerintah,” kata Yang Ji-ru Ketua Persatuan Tionghoa Perantauan Chile.


Kita melihat di Chile, anggota komite Tzu Chi tidaklah banyak. Namun, dalam pandemi COVID-19 kali ini, mereka telah mengerahkan segala upaya. Meski jumlah orangnya sedikit, tetapi mereka tetap mengerahkan kekuatan yang besar. Mereka menyalurkan bantuan keperluan penanganan wabah kepada institusi kesehatan yang membutuhkan. Mereka terus bersumbangsih sejak bulan April dengan membagikan barang bantuan dan makanan.

Di sana, mulanya memang banyak warga kurang mampu. Kali ini, berbagai bidang usaha mengalami pukulan serius sehingga semakin banyak orang yang tak memiliki pekerjaan. Kehidupan warga setempat pun semakin menderita. Karena itu, relawan Tzu Chi mulai bertekad untuk bergerak menyalurkan bantuan tanpa membeda-bedakan agama. Saat mereka semua bergerak, kekuatannya juga cukup besar. Meski orangnya sedikit, mereka tetap bisa menjalankan estafet cinta kasih.

Bentuk wilayah Chile yang memanjang membuat perjalanan menjadi jauh. Namun, para relawan tetap dapat mengerahkan potensi mereka. Saya sungguh terharu.

Asalkan mau bertekad, manusia bisa memiliki kekuatan yang tak terbatas. Meski jumlah relawan di sana tidak banyak, tetapi mereka dapat mengajak orang-orang baik di sana untuk turut melakukan kebajikan. Banyak relawan lokal yang juga datang membantu. Intinya, banyak hal yang mengharukan.


Selama sepuluh atau dua puluh tahun ini, para relawan Tzu Chi terus berada di Chile. Saya juga pernah beberapa kali mendengar tentang sumbangsih mereka yang mengharukan. Mereka bersumbangsih dalam jangka Panjang dan membimbing warga tanpa membeda-bedakan agama. Mereka juga mengajak pengusaha setempat untuk membantu pengadaan barang bantuan. Mereka melakukan semuanya atas nama Tzu Chi.

Di sana mereka juga bersikap penuh tata krama dan kerendahan hati. Inilah semangat insan Tzu Chi.

Berhubung berada jauh dari kita, kesempatan mereka untuk mengikuti pelatihan tidaklah banyak. Namun, mereka memiliki hati dan tekad. Filosofi Tzu Chi sudah ada dalam hati mereka. Kini, berkat kemajuan teknologi, mereka dapat menerima informasi dari Taiwan dan melihat tata krama Tzu Chi di berbagai negara. Arah mereka tak pernah menyimpang. Sungguh banyak hal yang mengharukan.

Di sana, sejak bulan April, insan Tzu Chi menyediakan makanan bagi warga. Saat saya menyerukan bahwa bervegetaris itu harus, mereka juga menyediakan makanan vegetaris. Saya juga sangat terharu mendengarnya. Mereka diam-diam mendengar Dharma dan mempraktikkannya. Mereka mempraktikkannya dengan sekuat tenaga, dengan langkah yang sangat dekat dengan insan Tzu Chi di berbagai negara. Jadi, langkah mereka sangat dekat dengan kita.

Saya sangat mengagumi mereka yang berada begitu jauh di Chile, tetapi dapat mengerahkan kekuatan untuk mengikuti langkah kita dengan begitu dekat. Ini sungguh tidak mudah.

Dahulu saya jarang membahas tentang mereka. Kini saya memuji mereka.


Para relawan di Chile juga mengikuti ceramah pagi saya lewat internet. Mereka tidak ketinggalan dalam hal ini. Mereka juga tidak ketinggalan dalam hal praktik. Saya berharap mereka menggalang lebih banyak sumber daya manusia sehingga misi Tzu Chi dapat berjalan stabil di sana.

Dengan sumber daya manusia yang cukup, berbagai tugas dapat dibagi-bagi. Jangan sampai orang-orang hanya merasa tersentuh sejenak bagai capung hinggap di permukaan air. Jangan sampai kekuatan hanya terhimpun sejenak karena mereka hanya ikut bersumbangsih sambil lalu. Kita berharap dapat menghimpun orang-orang yang berdedikasi, berkualitas, dan berkomitmen. Dengan demikian, Tzu Chi akan memiliki cukup kekuatan untuk menjalankan misi dengan stabil.

Bodhisatwa sekalian, himpunan kekuatan cinta kasih tak boleh kurang Anda, dia, dan saya. Sesuai kemampuan, kita hendaknya berbagi lewat ucapan dan bersumbangsih dengan tenaga yang dimiliki. Intinya, kita harus bertindak nyata untuk turut segera mendedikasikan diri.

Di saat-saat ini, kita tidak dapat menunggu. Perbuatan baik tidak dapat ditunda. Di saat ini, kita semua harus memiliki kesatuan hati untuk tulus bersumbangsih. Dengan demikian, barulah kita memiliki cara untuk meredam perubahan iklim dan pandemi kali ini. Cara yang terutama ialah semua orang bervegetaris. Inilah arah yang terbaik.

Harap semuanya selalu bersungguh hati dan saling bersyukur. Anggota keluarga Tzu Chi kita di berbagai tempat yang jauh juga terus-menerus bersumbangsih. Kita harus saling memuji.

Terima kasih atas himpunan kekuatan cinta kasih kalian. Terima kasih.

Membantu yang kekurangan atas dasar welas asih
Insan Tzu Chi bersikap rendah hati dan penuh tata krama
Menghimpun cinta kasih untuk membentuk tim
Berdedikasi dengan tulus dengan satu hati

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Agustus 2020          
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 09 Agustus 2020          
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -