Ceramah Master Cheng Yen: Tulus Bersyukur Atas Terwujudnya Hutan Pahala

Untuk perjalanan keliling di akhir tahun 2020, saya keluar sebanyak dua kali dengan jumlah durasi 60 hari. Yang membuat saya semakin bersyukur ialah orang-orang dapat mengikuti aktivitas saya secara daring. Ke mana saya pergi, insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat terus menerima informasinya.

“Master mengatakan bahwa pelajaran besar sangat penting. Master juga berkata kita tidak boleh tidak bervegetaris dan harus menyosialisasikan vegetarisme dengan harapan pandemi kali ini dapat segera berakhir,” kata Pan Miao-zen relawan Tzu Chi.

“Master menunjukkan bahwa dalam proses pelatihan diri, kita harus mengacu pada Jalan Mulia Beruas Delapan. Kita harus memiliki pandangan dan pikiran benar. Jangan biarkan pandangan dan pikiran salah memengaruhi kita sedikit pun, karena kita tahu saat ini kebajikan dan kejahatan tengah tarik-menarik,” kata dr. Liao Jin-hui Dokter TIMA.

 

Dalam kehidupan kali ini, saya sungguh puas karena ada begitu banyak orang di dunia yang mendengarkan nasihat saya. Bukan hanya mendengarkan, mereka juga menyampaikan kembali perkataan saya. Bukan hanya mendengar dan menyampaikannya, yang lebih saya syukuri ialah mereka menyebarkannya. Mereka juga menyebarkannya kepada orang lain. Ini disebut menyebarkan Dharma. Mereka menyebarluaskan Dharma yang baik ini agar semua orang di dunia memahami kebajikan. Inilah arah yang tak pernah saya sesali seumur hidup ini.

Singkat kata, saya sangat bersyukur rangkaian acara Pemberkahan Akhir Tahun tahun ini telah selesai dengan baik dan ditutup dengan sesi di Aula Jing Si Hualien kemarin.

Saya sudah kembali ke Hualien. Dari gerakan setiap orang, saya dapat melihat bahwa mereka semua telah menyerap Dharma ke dalam hati. Semua ini tampak dalam gerakan mereka. Gerakan setiap orang begitu rapi. Saat melakukan gerakan itu, hati mereka benar-benar berada di saat itu.

Lihatlah, gerakannya selaras dengan lirik lagunya. Saat mereka bergerak, Dharma juga ada di dalam hati mereka, barulah gerakan mereka bisa begitu rapi. Inilah yang disebut semua orang bersatu hati. Semua orang telah menyerap Dharma ke dalam hati dan ini terlihat pada gerakan tubuh mereka. Jika tidak menyerap Dharma kalimat demi kalimat, mereka akan lupa gerakannya dan tak bisa mengikuti. Gerakan mereka tak akan selaras dengan orang lain. Karena telah menyerap Dharma ke dalam hati, pikiran mereka bersatu di saat itu. Inilah yang disebut mengubah pikiran sesaat menjadi abadi, karena Dharma ini sudah terukir di dalam hati mereka.

 

Setiap kali diminta mengulangnya, semua orang tetap begitu rapi. Ini berarti Dharma telah masuk ke dalam ingatan dan terukir di dalam hati mereka. Ini berarti Dharma telah meresap ke dalam hati. Yang membuat saya lebih gembira ialah saya sering mendengar para relawan mengikuti kegiatan bedah buku Sutra Bunga Teratai di komunitas masing-masing. Saya mendengar ini saat singgah di setiap tempat.

Kemarin, saat memasuki Aula Jing Si Hualien, saya melihat di atas meja tertata buku catatan milik para relawan yang mengikuti ceramah pagi. Di sana terdapat puluhan buku. Mereka berkata, "Master, catatan ini milik relawan yang tak bisa membaca, tetapi sangat bersungguh hati." Tulisannya sangat rapi dan indah. Meski sedang terburu-buru, tetapi saya masih ingin melihat lebih lama. Ini membuat saya sangat gembira.

Di Taipei, para relawan juga memperlihatkan kepada saya selembar "cek" yang sangat besar. Cek itu bukanlah cek uang, melainkan menunjukkan jumlah seribu meja bedah buku. Satu mejanya berisi delapan orang. Jumlahnya ada seribu meja. Mereka memberi saya laporan berupa angka. Saya sangat gembira melihat kesungguhan hati semua orang. Semua orang mendengarkan nasihat saya dan mempraktikkan Dharma secara nyata.

 

Selain itu, saat saya tiba di Dalin, kali ini mereka tidak membiarkan saya masuk ke gedung RS. Mereka membersihkan tempat parkir dan mendekorasinya hingga sangat agung. Penampilan adaptasi Sutra mereka juga sangat memukau. Kereta lembu pun mereka hadirkan. Mereka memikul kuk bagai kereta lembu putih. Suasananya sangat penuh kehangatan dan menyentuh.

Singkat kata, dalam rangkaian Pemberkahan Akhir Tahun kali ini, saya bukan hanya melihat orang, tetapi juga melihat Dharma di hati setiap orang.

Buddha datang ke dunia demi satu tujuan mulia, yakni mengajarkan praktik Bodhisatwa. Para dokter kita ini telah menggunakan kehidupan mereka untuk menolong nyawa orang lain. Mereka juga menyebarkan Dharma. Mereka menerima dan menyebarkan Dharma. Apa lagi yang dapat saya katakan? Setiap orang dokter telah membuat saya terharu. Mereka adalah murid yang baik.

Sejak dahulu, saya selalu sangat bangga terhadap mereka. Di masa kini, dalam kondisi masyarakat sekarang ini, ada begitu banyak orang yang bersatu hati. Dalam menghadapi pandemi COVID-19, semua orang berdoa dari lubuk hati yang terdalam semoga dunia tenteram dan bebas dari pandemi. Ini membuat saya amat bersyukur dan terharu.

 

Hari ini para pimpinan badan misi Tzu Chi berkumpul kembali di rumah kita, Griya Jing Si. Ini adalah rumah spiritual keluarga besar Tzu Chi. Kalian semua berkumpul di sini hari ini, saya berterima kasih dengan tulus. Mengapa demikian? Tadi saya sudah mengatakan bahwa kalian semua telah bersumbangsih dengan tulus sehingga Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma dapat berjalan stabil selama 55 tahun.

Kini kita akan memasuki tahun ke-56. Jadi, terima kasih atas setiap tetes sumbangsih kalian di masa lalu yang telah mendukung pencapaian Tzu Chi selama 55 tahun, dengan jejak bantuan di lebih dari 100 negara.

Selama ini kita telah membentangkan jalan. Kini kita juga harus menciptakan sebuah hutan pahala bagi dunia.

Saya harap semua orang dapat bersatu hati. Inilah tujuan kita bersama. Baiklah, waktu terus berlalu. Ribuan doa tetap tak habis diucapkan. Akhir kata, dengan pikiran tertulus, saya berterima kasih kepada kalian semua. Terima kasih.

Menyebarkan Dharma dan kebajikan di dunia
Mendengar, merenungkan, dan mempraktikkan Dharma dalam keseharian
Menyelami Sutra dan membangun ikrar agung
Tulus bersyukur atas terwujudnya hutan pahala

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 Februari 2021         
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Februari 2021
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -