Ceramah Master Cheng Yen: Tulus Melindungi Kehidupan

“Kami dengan berat mengambil keputusan untuk menghentikan kegiatan belajar mengajar pada tahun ajaran ini,” kata Jeanine Anez Chavez Presiden Bolivia.

“Kita semua berharap ada sejumlah vaksin yang dapat mencegah orang-orang terinfeksi. Namun, tidak ada solusi saat ini dan mungkin tidak akan pernah ada,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus Direktur Jenderal WHO.

Kita harus sepenuh hati meyakini kebenaran yang dibabarkan dalam Sutra. Berbagai wabah penyakit akan muncul. Akibat wabah penyakit, orang yang meninggal dunia tak terhitung. Ini disebut bencana wabah penyakit. Beberapa kalimat ini terdapat di dalam Sutra.

Saya terus berkata bahwa pandemi COVID-19 telah menyelimuti dunia dan tidak terkendali. Setiap hari, lewat berita internasional, saya melihat banyak negara yang warganya terkena dampak pandemi.

Pandemi kali ini merupakan bencana serius. Jadi, kita harus sangat bersungguh hati dan meningkatkan kewaspadaan. Kita harus menjaga kebersihan, menjaga jarak fisik dengan orang lain, menaati aturan dalam beraktivitas, dan senantiasa meningkatkan kewaspadaan.


Pada masa-masa pandemi ini, janganlah kita lengah. Setiap orang hendaknya mengenakan masker. Saat batuk, kita hendaknya juga menjaga jarak dengan orang lain. Setiap orang hendaknya berdisiplin diri.

Menghadapi pelajaran besar ini, kita harus berdisiplin diri dan meningkatkan kewaspadaan setiap waktu. Dengan melindungi diri sendiri, kita juga melindungi orang lain. Kita harus bersungguh hati dalam hal ini.

Berhubung pandemi ini menyelimuti seluruh dunia dan tidak terkendali, semua orang merasa khawatir dan takut.

Dalam Sutra juga dikatakan bahwa usia kehidupan manusia semakin pendek. Akibat pikiran manusia yang tidak selaras, usia kehidupan manusia semakin pendek.

Kini, ketidakselarasan iklim, wabah penyakit, dan berbagai bencana alam menjauhkan kita dari hidup yang tenteram. Ada berbagai penyebab yang dapat merusak tanaman pangan. Manusia mungkin akan mengalami masa-masa kekurangan bahan pangan.

Kini banyak tempat yang mulai kekurangan bahan pangan. Krisis akan melanda kehidupan manusia dan alam karena bencana yang terus terjadi. Karena itu, kita harus bersungguh hati.


Alam akan mengalami kerusakan dan wabah penyakit akan muncul. Di seluruh dunia, akan terus muncul wabah penyakit yang menyerang manusia. Apa yang bisa kita lakukan?

Saya terus berkata bahwa manusia tidak bisa menahan pandemi COVID-19. Satu-satunya obat mujarab untuk mengakhiri pandemi ini ialah menaati sila, melindungi kehidupan, dan bervegetaris. Obat mujarab untuk mengakhiri pandemi ini ialah menaati sila, melindungi kehidupan, dan bervegetaris. Kita sungguh harus mengembangkan cinta kasih untuk melindungi semua makhluk.

Semua orang memiliki hakikat kebuddhaan. Buddha memandang semua makhluk sebagai anak sendiri. Saat kita membangkitkan hakikat kebuddhaan, kita akan memandang semua makhluk sebagai anak sendiri dan tidak akan tega mengonsumsi daging hewan.

Sebaliknya, kita akan mengasihi hewan bagai anak sendiri. Hewan juga memiliki kehidupan dan menggemaskan seperti anak-anak kita. Dengan pikiran seperti ini, barulah kita bisa memperbaiki keadaan. Jadi, menaati sila, melindungi kehidupan, dan bervegetaris adalah satu-satunya obat mujarab untuk mengakhiri pandemi.

Pada saat seperti ini, kita harus memahami dan mempraktikkannya. Kita harus bervegetaris dan mengembangkan cinta kasih menyeluruh untuk menyucikan jiwa dan raga kita. Saat semua orang melakukannya, akan terhimpun kekuatan untuk mengakhiri pandemi.


Pada zaman sekarang, dengan perubahan iklim yang ekstrem dan banyaknya bencana yang terjadi, kita membutuhkan orang-orang untuk mengembangkan cinta kasih menyeluruh. Dengan cinta kasih Bodhisatwa, kita akan mengasihi dan melindungi semua makhluk sehingga tidak tega mengonsumsi daging hewan.

Saat semua orang menaati sila dan bervegetaris dengan tulus, ketulusan ini akan menjangkau para Buddha dan makhluk langit. Dengan demikian, barulah pandemi bisa berakhir. Jadi, dengan adanya kekuatan banyak orang, barulah kita bisa memperbaiki keadaan dan perlahan-lahan mengakhiri pandemi ini. Mari kita mengerahkan cinta kasih. Obat mujarab dari Buddha ini hendaklah kita gunakan.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang paling mementingkan makanan. Manusia sulit mengendalikan nafsu makan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menjaga mulut kita dengan baik. Saat berbicara, kita hendaklah berbagi prinsip kebenaran. Saat makan, kita hendaklah memilih makanan vegetaris.

Janganlah merusak cinta kasih menyeluruh kita. Jangan biarkan cinta kasih ini bercelah. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati setiap waktu.

Memandang semua makhluk sebagai anak sendiri
Melindungi kehidupan dan tidak tega mengonsumsi daging hewan
Pandemi membuat orang-orang khawatir
Memperbaiki keadaan dengan cinta kasih menyeluruh

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 05 Agustus 2020          
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 07 Agustus 2020          
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -