Ceramah Master Cheng Yen: Tzu Chi Peduli Lansia


“Sejak Rumah Perawatan beroperasi pada tahun 2014, sesungguhnya kami tidak pernah melupakan harapan Master terhadap kami. Beliau berharap ini adalah perhentian sementara antara rumah sakit dan rumah sehingga para lansia dapat merasa nyaman tinggal di sini,”
kata Li Yu-ru Kepala Rumah Perawatan Tzu Chi Taichung.

“Selama beberapa tahun ini, kami tidak pernah berhenti bekerja keras untuk menjalankan Rumah Perawatan ini. Di bawah kepemimpinan Wakil Ketua Chuang, persentase penghuni yang kembali ke rumah telah mencetak rekor baru bagi kami. Kini, angkanya mencapai 62 persen dan telah melampaui angka 58 persen yang kami dapatkan pada tahun 2017, ketika kami menerima penghargaan perunggu. Tidak ada yang terbaik, hanya terus menjadi lebih baik. Kami akan berjuang dan berusaha lebih keras lagi,” pungkas Li Yu-ru Kepala Rumah Perawatan Tzu Chi Taichung.

Pada awalnya, harapan saya untuk Rumah Perawatan bukanlah menjadi tempat tinggal permanen para lansia, melainkan hanyalah sebuah tempat pemulihan bagi mereka. Pada akhirnya, mereka bisa pulang untuk menikmati kebahagiaan bersama keluarga. Semoga kita bisa membimbing anak-anak dari para lansia ini untuk berbakti kepada orang tua.

Untuk menghadapi kehidupan di tengah masyarakat ini, kaum muda harus bekerja dan tidak bisa mengurus orang tua mereka. Karena itu, kita berharap dapat membantu mereka untuk menjaga orang tua mereka. Selain pengobatan di rumah sakit, kita juga memberikan perawatan jangka panjang bagi para lansia sampai kondisi kesehatan mereka membaik dan bisa pulang ke rumah mereka masing-masing.


Ketika anak-anak dapat merawat orang tua dengan sepenuh hati dan tenaga, tentu saja ini juga merupakan sebuah pendidikan. Mereka juga memiliki anak sendiri. Mereka bisa menjadi teladan bagi anak-anak mereka dengan memperlihatkan bagaimana mereka merawat orang tua yang sudah lanjut usia. Sebagai orang tua, bagaimana mereka merawat orang tua mereka?

Ada pepatah Taiwan yang berkata, "Bagaimana kita memperlakukan orang tua kita, begitu pula anak kita akan memperlakukan kita." Inilah pelajaran yang harus kita tunjukkan kepada anak-anak kita. Setiap keluarga hendaklah memiliki keteladanan ini bagi anak-anak mereka. Dengan demikian, kita dapat merasakan betapa indahnya hubungan antarmanusia.

Saya sangat berterima kasih kepada Rumah Perawatan kita. Saya juga sangat bersukacita karena kita memiliki sekelompok perawat muda yang telah bersumbangsih bagi para lansia.

Setiap kali berkunjung ke RS Tzu Chi Taichung, saya mendengar laporan tentang bagaimana mereka merawat para lansia dengan penuh kehangatan. Kita melakukannya bukan demi mendapatkan penghargaan perak, emas, ataupun berlian, melainkan demi semangat kemanusiaan yang perlu kita wujudkan. Untuk mewujudkannya, kita harus membangkitkan cinta kasih yang tulus.


“Saya akan berbagi tentang seorang pasien kami, Kakak Yuan. Dia datang ke Rumah Perawatan pada akhir Oktober tahun lalu Karena menderita neuritis pada kedua kakinya serta penyakit kronis lainnya akibat hipertensi. Pada saat itu, kedua tangan dan kakinya tidak memiliki tenaga, hanya bisa mengandalkan orang lain untuk mendorong kursi rodanya. Hal yang lebih penting lagi ialah dia tidak mempunyai tempat tinggal, juga tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Jadi, secara fisik dan mental, dia merasa kesakitan dan rendah diri. Bagi Kakak Yuan, kehidupan di Rumah Perawatan sangat membosankan karena kesadarannya masih baik. Jadi, kami berinteraksi dengannya dan membimbingnya dengan berbagai cara terampil,”
kata Xu Kai-ting Kepala Perawat Rumah Perawatan Tzu Chi Taichung.

“Berhubung kondisi pandemi tahun ini makin parah, kami harus mengemas masker satu per satu dan kemudian mengikatnya seperti ini. Lalu, saya berkata kepada Kakak Yuan, ‘Saya sangat membutuhkan bantuan, tidak ada orang yang bisa membantu saya. Bisakah kamu membantu saya?’ Setiap kali, dia akan menjawab, ‘Sial, saya tidak mau.’ Meski mengatakan itu, dia tetap meluncur ke posko perawat untuk membantu pengemasan masker. Saya menyarankan Kakak Yuan dengan berkata, ‘Kamu harus mengubah umpatan menjadi 'Amitabha'. Jadikanlah 'Amitabha' sebagai slogan barumu.’ Setelah itu, dia menjadi lebih bersukacita. Berkat dorongan dan semangat dari tim, dia bertekad untuk hidup berdampingan dengan penyakit neuritisnya karena penyakitnya tidak dapat disembuhkan dan dia menggambarkan bahwa rasa sakitnya begitu tak terbayangkan seperti berada di neraka. Begitu menginjak lantai, kakinya langsung terasa sakit,” lanjut Xu Kai-ting Kepala Perawat Rumah Perawatan Tzu Chi Taichung.

“Namun, dia berpikir untuk tetap hidup, dia harus bergerak. Jadi, dia menghadapi rasa sakit itu. Dia mengenakan penyangga punggung dan berlatih berjalan selangkah demi selangkah dengan motivasi yang luar biasa dan penuh keberanian. Pada awalnya, dia hanya bisa terbaring di tempat tidur dan kemudian duduk di kursi roda, tetapi kini dia bisa menggunakan alat bantu jalan. Sebelum pulang, dia mengucapkan terima kasih kepada kami atas terapi dan evaluasi dari dokter kita. Dia yang tadinya berjalan terpincang-pincang dengan kaki yang terasa sakit saat menginjak lantai, kini bisa mengambil langkah yang mantap dan berjalan dengan alat bantu jalan. Pada 30 Oktober, dia akhirnya bisa pulang,” pungkasnya Xu Kai-ting Kepala Perawat Rumah Perawatan Tzu Chi Taichung.


Kita harus menemukan cara yang lebih hangat untuk berinteraksi dengan mereka agar mereka dapat memahami bahwa penyakit tak lepas dari hukum alam dan mereka bisa merasakan masih ada orang yang peduli terhadap mereka. Melalui interaksi ini, perawat kita juga dapat membimbing keluarga mereka.

Para lansia yang tidak memiliki keluarga bisa datang ke Rumah Perawatan. Kita akan merawat mereka dengan baik. Setiap orang mengalami penderitaan akibat penuaan dan penyakit. Kematian itu sederhana, sedangkan yang rumit ialah menderita penyakit berlarut-larut dan hanya bisa menunggu hingga kematian tiba. Jika waktunya belum tiba, manusia tetap harus menahan rasa sakit di tubuh.

Hidup tidak enak, mati pun tidak bisa. Sungguh sangat menderita. Kita hendaknya memahami penderitaan semacam itu. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kelak. Jadi, mari kita lakukan yang terbaik dan turut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaan kita sendiri. Berhubung kita tidak tega melihat orang lain menderita, kita menolong mereka dengan sepenuh hati dan tenaga.

Belakangan ini, saya sering mengulas tentang nilai kehidupan. Saya ingin menyampaikan kepada semua dokter kita bahwa kalian harus ingat akan nilai kehidupan kalian. Kalian telah memilih arah yang benar dengan merawat dan menyelamatkan orang sakit.

Manusia dilahirkan ke dunia ini, tidak dapat terhindar dari penyakit yang selalu membawa penderitaan. Karena itu, para tenaga medis merawat pasien dengan sepenuh hati dan tenaga sehingga mereka merasa diperhatikan. Ini adalah hal yang sangat penting. Apakah kita mampu mewujudkannya?


Meskipun Rumah Perawatan tidak menyediakan pelayanan medis, tetapi kita bisa merawat penghuninya dengan baik. Ketika para lansia jatuh sakit, tenaga medis kita merawat mereka dengan penuh perhatian hingga mereka pulih kembali. Sungguh sangat menghangatkan hati. Ini memberi sandaran bagi para lansia sampai mereka menutup usia. Inilah hal yang mungkin akan dibutuhkan oleh masyarakat kita kelak.

Kini, berhubung tingkat kelahiran rendah dan banyak kaum muda yang merantau jauh dari kampung halaman, yang dihadapi para lansia kelak tidak hanya masalah kemiskinan saja. Masalah ini bukan hanya milik orang yang kurang mampu, bahkan orang berada pun akan mengalami hal yang sama.

Ketika para lansia hanya memiliki sedikit anak dan anak-anak mereka harus merantau ke tempat yang jauh, kita menyediakan rumah perawatan bagi mereka. Lihat apakah kita dapat memenuhi kebutuhan ini. Kelak, tidak peduli mereka kaya ataupun miskin, kita tetap dapat memberikan perawatan yang sama kepada semua lansia dalam keseharian mereka sampai menutup usia. Apakah kita mampu melakukan ini? Ini semua bergantung pada diri kita sendiri.

Jangan hanya berfokus pada badan misi kita sendiri, kita juga harus berusaha memberikan dampak positif bagi institusi lainnya. Dengan demikian, kita sungguh menciptakan berkah bagi dunia. Mari kita berjuang bersama.  

Memperhatikan para lansia yang sakit seperti keluarga kita sendiri
Menikmati kebahagiaan keluarga dan berbakti kepada orang tua
Membangun tekad untuk tulus merawat dan menjaga para lansia
Memiliki hati yang bajik dan penuh cinta kasih hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 November 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 30 November 2021
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -