Ceramah Master Cheng Yen: Tzu Ching Memikul Bakul Beras bagi Dunia
“Sandiwara ini menampilkan kisah nyata seorang pengungsi di Malaysia dari usia 8 hingga 22 tahun. Saya sekarang tahu lebih banyak tentang para pengungsi,” kata Li Tian-ai, Tzu Ching.
“Sebelumnya, saya tidak mengetahui masalah pengungsi. Sandiwara ini membuat saya lebih memahami masalah pengungsi karena sebelumnya, saya sama sekali tidak memahaminya,” tutur Anthony, mahasiswa dari Afrika.
“Setelah berpartisipasi dalam kegiatan ini, saya baru tahu, ternyata pengungsi selalu hidup dalam ketakutan. Saat keluar, mereka mungkin bisa ditangkap kapan saja. Jadi, saya semakin bisa menghargai apa yang saya miliki sekarang,” ujar Lee Yan Hong, mahasiswa.
Bodhisatwa Tzu Ching sekalian, pernahkah kalian memikirkan mengapa kita terlahir di dunia ini? Sesungguhnya, apa nilai hidup kita di dunia ini? Pernahkah kalian memikirkannya?
Saya masih ingat, 60–70 tahun yang lalu, saat saya seumur kalian, saya patuh pada orang tua dalam segala hal. Ayah adalah kepala keluarga yang kedudukannya paling tinggi dan bisa mengambil keputusan untuk segala hal dalam keluarga. Ibu adalah orang yang melahirkan dan membesarkan kita. Kita semua dibesarkan oleh ibu kita. Karena itu, kita harus menghormati ayah dan berbakti pada ibu kita. Menghormati dan berbakti pada orang tua merupakan kewajiban kita.
Namun, pada zaman kalian ini, para orang tua harus belajar banyak hal. Mereka belajar bagaimana menghadapi anak-anak, beradaptasi dengan zaman anak-anak, dan mendengarkan suara hati anak-anak. Mereka juga harus menyesuaikan diri saat anak mereka mengalami fase pemberontakan dan fase-fase lainnya.
Di zaman saya, orang tua tidak perlu melakukan hal-hal seperti ini. Namun, baik zaman saya maupun kalian, semuanya punya kelebihan masing-masing. Kelebihan zaman kalian adalah kebebasan, sedangkan kelebihan zaman saya adalah pikiran yang murni, polos, dan tanpa noda. Orang-orang juga berpegang pada prinsip kebenaran. Dengan berpegang pada prinsip kebenaran, kami tidak merasa risau dan pikiran kami sangat polos.
Hidup kita hendaklah seperti ini. Jangan biarkan hal-hal yang rumit merisaukan kita. Bodhisatwa Tzu Ching sekalian, kalian juga terus bertumbuh tanpa kalian sadari. Sekarang kalian berada pada usia muda. Berapa tahun usia muda ini bisa bertahan?
Selanjutnya, kalian akan memasuki usia paruh baya. Setelah melewati usia muda, kita akan memasuki usia paruh baya. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Meski menggunakan ribuan lapis tembok yang tebal, kita tetap tidak bisa menahan waktu meski hanya sedetik. Setiap detik berlalu bagaikan terbang tanpa kita sadari. Kini, saya sering berkata bahwa kita tidak punya cukup waktu lagi. Mengapa saya berkata demikian?
Saya berharap ada lebih banyak anak muda yang memperhatikan kepentingan orang banyak. Kini, banyak orang yang hanya peduli pada kepentingan pribadi. Saya sering berkata bahwa kita harus mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan umum. Senyaman apa pun kehidupan seseorang, itu tidak akan meningkatkan nilai hidupnya. Berhubung telah datang ke dunia ini, kita harus melakukan hal yang bermakna.
Inilah pandangan atas makna kehidupan. Saya juga sangat berharap para Bodhisatwa muda dapat memandang penting masalah di dunia. Jika kita memandang penting masalah di dunia, berarti kita memandang penting jiwa kebijaksanaan kita. Kehidupan kita terbatas, tetapi jiwa kebijaksanaan tanpa batas. Kehidupan kita akan berakhir suatu hari nanti.
Bodhisatwa Tzu Ching sekalian, saya berharap kalian dapat benar-benar menerima Dharma seperti ini. Para kakak kelas kalian di Tzu Ching ada yang sudah dilantik dan ada yang sudah mengikuti pelatihan calon anggota Tzu Cheng dan komite. Mereka semua dahulu pernah menjadi Tzu Ching. Sekarang mereka telah menjadi relawan yang bersumbangsih di masyarakat, mewariskan silsilah Dharma Jing Si, dan melindungi mazhab Tzu Chi. Mereka juga mewariskan semangat Tzu Ching kepada kaum muda di masyarakat.Dengan demikian, dalam hidup saya, kekayaan batin saya bertambah lagi. Apakah kalian juga merupakan harta saya? (Ya)
Kalian semua adalah harta saya. Lihatlah, saya memiliki harta karun. Kalian semua adalah harta karun saya yang tersembunyi di masyarakat. Saya berharap setiap orang dari kalian dapat menjadi permata bagi masyarakat di masa depan dan mengembangkan kehidupan kalian yang cemerlang bagi seluruh umat manusia di dunia. Inilah harapan saya terhadap kalian semua. Intinya, saya memiliki harapan yang dalam terhadap kalian semua untuk mengemban tanggung jawab atas silsilah Dharma Jing Si dan mazhab Tzu Chi.
Mulai sekarang, kalian harus membantu saya memikul bakul beras bagi dunia. Bukan hanya menjinjing keranjang sayur, melainkan memikul bakul beras bagi dunia. Kita harus memprioritaskan masalah dunia dibanding masalah pribadi. Kalian harus memanfaatkan kehidupan kalian untuk bersumbangsih bagi semua orang di dunia. Apakah kalian bisa melakukannya? (Bisa)
Kalau begitu, saya bisa merasa tenang. Dengan begitu, "tidak cukup waktu" tadi masih bisa diubah. Kini, saya sudah melihat banyak kaum muda yang terinspirasi. Saya dengan tulus berterima kasih kepada para Ayah dan Ibu Yi De yang mendampingi dan memberi perhatian kepada Tzu Ching dalam jangka panjang. Saya juga berterima kasih kepada alumni Tzu Ching yang dari awal hingga kini tetap teguh pada tekad mereka dan masih memikul tanggung jawab untuk mewariskan semangat Tzu Chi kepada sekelompok Bodhisatwaa yang lebih muda yang ada di hadapan saya sekarang.
Kini, saya lebih berharap semua orang dapat terus mewariskannya. Inilah harapan terbesar saya. Rasa terima kasih saya ini tak habis diungkapkan. Saya mendoakan kalian semua dengan tulus. Saya berharap semua orang dapat berjalan di Jalan Bodhi dan menjalin jodoh baik serta menciptakan berkah bagi dunia. Semoga semua orang membina berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan.
Usia muda berlalu dengan cepat
Menghargai jiwa kebijaksanaan dan bersumbangsih di tengah masyarakat
Melindungi mazhab Tzu Chi dan mewariskan ajaran Jing Si
Tzu Ching memikul bakul beras bagi dunia
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Oktober 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 13 Oktober 2018
Editor: Stefanny Doddy