Ceramah Master Cheng Yen: Tzu Ching Menjalankan Ikrar dan Memperhatikan Dunia


“Setelah menjadi anggota Tzu Ching, barulah saya benar-benar memahami makna lirik Mars Tzu Ching tentang Bodhisatwa Tzu Chi yang mewariskan langkah sejarah Tzu Chi. Saya merasa bahwa kita seharusnya mengemban misi Tzu Chi dan mewariskannya kepada generasi berikutnya,” ujar Ye Hui-na, anggota Tzu Ching Malaysia.

Kita bisa melihat anggota Tzu Ching yang penuh ikrar dan tekad. Inilah yang disebut dengan satu benih bertumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga bertumbuh dari satu. Sebersit niat baik dapat menghasilkan benih baik yang tak terhingga. Jika benih yang baik ditabur di atas tanah maka tanah akan dipenuhi tanaman pangan yang dapat memenuhi gizi dan menjaga kelangsungan hidup manusia. Jika benih yang tidak baik ditabur di atas tanah maka lahan bagi benih yang baik akan berkurang.

Kita semua yang berkumpul di sini bertujuan untuk menyelami ajaran kebajikan. Kita juga melihat sekelompok anggota Tzu Ching yang sudah lulus. Mereka kembali ke badan misi kita untuk mengemban Empat Misi Tzu Chi demi meringankan beban di pundak saya. Saya sangat gembira melihatnya. Inilah kekuatan cinta kasih.

Kini anggota Tzu Ching di Afrika Selatan juga membimbing relawan setempat. Mereka merupakan relawan generasi kedua yang menyebarkan benih cinta kasih di sana. yang menyebarkan benih cinta kasih di sana. Kali ini, relawan dari Afrika Selatan mengajak banyak anggota Tzu Ching kembali ke Taiwan untuk membina mereka menjadi pewaris.

Bodhisatwa sekalian, kini kalian harus mewariskan ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi. Mempraktikkan mazhab Tzu Chi berarti membawa manfaat bagi dunia. Setelah bergabung ke dalam Tzu Chi, di mana pun kita berada, kita harus mencurahkan perhatian kepada masyarakat. Selain itu, di mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi pasti akan muncul untuk menolong orang-orang yang membutuhkan.

Tzu Ching sekalian, saya berharap kalian dapat mengemban misi Tzu Chi di masa mendatang tanpa terbatas oleh jarak. Kita harus bisa memanfaatkan waktu. Kalian harus mempelajari dan memahami Tzu Chi, baru bisa menyebarkan benih kebajikan ke tempat yang lebih jauh dan luas. Jadi, kita harus memiliki tekad yang sama karena waktu kita sudah tidak cukup lagi. Kita harus senantiasa ingat akan hal ini dan memanfaatkan waktu dengan baik.

Bodhisatwa sekalian, kalian masih muda. Kalian harus mengisi hari-hari kalian dengan kegiatan yang bermakna dan belajar dengan sungguh-sungguh. Di luar jam belajar, kalian juga harus lebih memperhatikan hal yang terjadi di masyarakat dan dunia ini. Kalian juga harus lebih memperhatikan hal yang terjadi di masyarakat dan dunia ini.

Pada akhir tahun 2015, digelar sebuah konferensi di Paris, Perancis yang membahas sebuah isu global, yakni meningkatnya temperatur Bumi. Peningkatan temperatur Bumi disebabkan oleh karbon dioksida, polusi udara, dan lain-lain. Apa yang menimbulkan pencemaran? Pencemaran ditimbulkan oleh sampah-sampah yang kita ciptakan dalam kehidupan sehari-hari. Pola hidup manusia yang mewah, konsumtif, dan boros telah mendorong perkembangan industri sehingga semakin banyak produk yang dihasilkan dan Bumi terus terluka. Ini semua disebabkan oleh berbagai faktor.

Namun, jika ditelusuri, sumber dari semua itu adalah umat manusia. Setiap manusia bertanggung jawab atas hal ini. Terlebih lagi, manusia sulit untuk mengendalikan nafsu keinginan. Banyak orang yang nafsu keinginannya tidak bisa dilepas, dibuang, atau diubah. Karena itulah, mereka selalu mengonsumsi daging dari berbagai jenis hewan. Demi memenuhi nafsu makan manusia, banyak hewan yang diternakkan. Banyak hewan yang diternakkan dengan teknologi modern sehingga tidak bisa bertumbuh secara alami.

Contohnya sapi-sapi yang dipelihara di dalam kandang dan hanya dapat berdiri karena tidak ada ruang untuk bergerak. dan hanya dapat berdiri karena tidak ada ruang untuk bergerak. Jangan beranggapan bahwa hewan-hewan tidak memiliki perasaan. Mereka juga memiliki perasaan dan nafsu keinginan. Mereka juga bisa merasa marah dan tidak puas. Fisik dan batin mereka juga bisa terkena penyakit. Namun, manusia sering kali tidak memahaminya dan hanya mementingkan nafsu makan. Akibatnya, terciptalah semakin banyak kotoran hewan, gas metana, dan lain-lain yang dapat mencemari lingkungan. Jadi, bumi kita bukan hanya tercemar oleh limbah industri. Hewan ternak juga menimbulkan pencemaran karena populasinya jauh lebih banyak dari populasi manusia.

Dalam sehari, entah berapa banyak hewan yang dibunuh. Ini merupakan sumber pencemaran yang sangat besar. Bodhisatwa sekalian, kalian semua merupakan mahasiswa. Kini teknologi informasi semakin maju. Kalian hendaknya berusaha mencari tahu bagaimana cara menurunkan temperatur Bumi.

Dengan menyerap kebenaran serta membina keteguhan terhadap agama dan kebijaksanaan yang luar biasa, barulah kita benar-benar bisa menyadari bahwa seluruh umat manusia bersatu hati seluruh umat manusia bersatu hati merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan Bumi.

Jadi, bangkitkanlah cinta kasih kalian. Ini bisa dimulai dengan berhenti mengonsumsi daging dan berhenti merenggut nyawa hewan-hewan. Jika kita bisa melakukan hal ini, maka tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan. Setiap orang dapat membangkitkan cinta kasih. Jika kita dapat membangkitkan cinta kasih dan menjadikan diri sendiri sebagai teladan, kita dapat menginspirasi banyak orang untuk mengemban tanggung jawab atas segala hal yang terjadi di dunia ini.

Kini Bumi sudah terkena demam. Saya berharap kita dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk menurunkan temperatur Bumi sehingga Bumi dapat kembali sehat dan dunia dapat aman dan tenteram.

Melihat keyakinan, tekad, dan praktik anggota Tzu Ching di seluruh dunia
Mengemban tanggung jawab untuk mewariskan ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi
Tidak mengonsumsi daging dengan hati penuh welas asih

Menjadi teladan untuk menginspirasi orang lain menyelamatkan Bumi

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Januari 2016
Ditayangkan di DAAI TV Indonesia tanggal 5 Januari 2016

Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -