Ceramah Master Cheng Yen: Untuk menolong orang lain, kita harus memiliki tubuh yang sehat.

Kita bisa melihat kerentanan bumi ini dan ketidakkekalan di dunia ini. Ini juga merupakan sebuah ladang pelatihan yang mengingatkan kita betapa pentingnya meningkatkan semangat, welas asih, dan kebijaksanaan kita. Kita semua hendaknya bersama-sama menumbuhkan tekad pelatihan dan jiwa kebijaksanaan kita. Hidup manusia penuh dengan penderitaan. Setelah menyadari penderitaan, bisakah kita mencapai kesepakatan untuk melenyapkan penderitaan? Bisakah kita sungguh-sungguh memahami bahwa penderitaan berasal dari karma buruk kolektif semua makhluk? Kekuatan karma buruk kolektif semua makhluk telah menimbulkan banyak bencana dan penderitaan yang berbeda-beda di dunia ini.

Gempa bumi yang menerjang Taiwan pada bulan Februari mengakibatkan banyak orang terpisah dengan orang yang dikasihi. Selain tidak tega melihat kondisi para korban, saya juga tidak tega melihat murid-murid saya yang begitu bekerja keras. Saat orang-orang sedang merayakan Tahun Baru Imlek dan makan malam bersama keluarga, masih ada berapa banyak relawan kita yang belum pulang ke rumah? Saya terus memikirkan hal ini. Para relawan kita bersedia bersumbangsih seperti ini. Baik di lokasi bencana, rumah duka, maupun rumah sakit, semua relawan kita sangat sibuk. Saya sungguh sangat bersyukur dan tersentuh. Kita juga mendengar anggota tim penyelamat berbagi pengalaman mereka. Di dalam hati mereka juga terpendam rasa sakit yang sangat besar.

Ada pula korban gempa bumi yang berkata bahwa mereka kehilangan anggota keluarga mereka dalam bencana itu. Saya akan mengubah cinta kasih yang kalian berikan pada saya dan cinta kasih terhadap mereka yang telah tiada menjadi cinta kasih universal.

“Saya bersyukur kepada Master dan insan Tzu Chi atas cinta kasih dan welas asih kalian. Amitabha. (Amitabha) Yang bisa saya katakan hanyalah saya sangat berterima kasih atas bantuan kalian. Terima kasih, terima kasih. Beberapa waktu ini, kakak-kakak Tzu Chi terus mendampingi dan membawa kehangatan bagi saya. Karena itu, saya merasa bahwa saya telah menerima banyak bantuan dari Tzu Chi. Saya juga berkata pada Zong-dian bahwa setelah kondisi kami membaik, kami akan menggunakan tenaga, kaki, dan tangan kami untuk menyebarkan cinta kasih kepada orang lain, “ ucap Cai Yu-jing seorang korban gempa bumi

Mereka yang bisa berdiri di hadapan kita merupakan sang pemberani. Mereka memiliki kebijaksanaan sehingga bisa begitu cepat keluar dari tragedi ini. Saya yakin, tidak peduli betapa menderita dan tragisnya kehidupan ini, semuanya pasti akan berlalu. Setelah mengalami bencana kali ini, mereka dapat memahami kebenaran hidup dengan lebih menyeluruh. Buddha berkata bahwa dunia ini tidak kekal dan bumi pun rentan. Tzu Chi telah berdiri selama 50 tahun dan berulang kali memberikan bantuan saat Taiwan dilanda bencana, seperti topan, hujan badai, dan gempa bumi. Setiap kali bencana terjadi, saya bisa melihat insan Tzu Chi bersumbangsih dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih. Namun, saya berharap relawan kita dapat menjaga kesehatan diri sendiri. Setiap orang harus menjaga keselamatan diri. Untuk menolong orang lain, kita harus memiliki tubuh yang sehat. Inilah yang disebut menapaki Jalan Bodhisatwa.

Sesungguhnya, menolong orang lain bukan hanya membawa manfaat bagi orang lain, tetapi juga membawa banyak manfaat bagi diri sendiri. Meski harus sangat bekerja keras, tetapi saat mengenang sumbangsih kita di masa lalu, kita akan merasa bahwa hidup kita sangat bernilai. Namun, kondisi Bumi semakin memprihatinkan. Saya terus berkata kepada setiap orang bahwa kita sudah tak punya cukup waktu lagi. Hanya khawatir tidaklah berguna. Kita harus mengimbau setiap orang agar benar-benar sepaham, sepakat, dan bertindak bersama. Orang-orang harus tahu penyebab pemanasan global. Bencana terus terjadi karena pemanasan global.

Mengapa pemanasan global bisa terjadi? Ini karena pengembangan industri yang telah mencemari udara dan tanah. Ada banyak hal yang telah merusak Bumi sehingga kondisi iklim menjadi tidak selaras. Ini semua ditimbulkan oleh umat manusia. Sesungguhnya, berapa lama seseorang bisa menikmati keuntungan yang diperolehnya? Apa yang bisa dinikmatinya? Berapa banyak yang bisa dinikmatinya? Waktu yang bisa mereka nikmati juga hanya 24 jam dalam sehari. Makanan selezat apa pun hanya bisa mengenyangkan. Pakaian semahal apa pun hanya bisa menghangatkan tubuh. Bencana alam atau bencana akibat ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba bisa melenyapkan semua itu. Memiliki banyak uang juga tidak berguna. Singkat kata, kita harus sepaham dan sepakat untuk menyelamatkan Bumi. Untuk meredam pemanasan global, selain harus mengurangi pengembangan industri, orang-orang juga harus bervegetaris. Dengan begitu, barulah temperatur Bumi bisa menurun dengan cepat.

Saudara sekalian, apakah kalian tidak ingin segera menyelamatkan Bumi? Saat melihat begitu banyak bencana di dunia ini, kita bukan hanya harus membangkitkan cinta kasih, tetapi juga harus menyadari kebenaran. Karena itulah, setiap kali bencana terjadi, saya merasa sangat sedih. Saya merasa sedih karena ketidakmampuan saya. Saya membabarkan Dharma setiap hari, tetapi tidak mampu membuat semua orang menyerapnya ke dalam hati. Saya tak mampu membimbing semua orang untuk sepaham, sepakat, dan bertindak bersama.

Melihat bencana kerap terjadi di seluruh dunia, saya merasa tidak tega dan tidak berdaya. Bodhisatwa sekalian, kita harus berusaha untuk membawa manfaat bagi orang lain sekaligus diri sendiri. Jika kita dapat mengimbau orang-orang untuk melindungi bumi, maka frekuensi terjadinya bencana akan berkurang dan akan bermanfaat bagi generasi penerus kita. Yang terpenting, kehidupan berikutnya, kita masih akan terlahir di Bumi. Apakah kita akan membiarkan karma buruk kolektif kita membuat Bumi yang masih akan kita tempati pada kehidupan berikutnya menjadi begitu rentan?

Sungguh, mulai sekarang, kita harus melindungi Bumi. Berhubung kita akan kembali lagi, kita harus merawat Bumi dengan baik kita harus merawat Bumi dengan baik agar Bumi tetap sehat. Jangan membiarkan Bumi terus terserang demam dan temperatur Bumi terus meningkat.

Tekad pelatihan dan jiwa kebijaksanaan harus ditumbuhkan
Bencana kerap terjadi akibat karma buruk kolektif semua makhluk

Menyadari berkah setelah melihat penderitaan dan menghibur orang yang menderita

Mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan demi kehidupan yang aman dan sehat

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Juni 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 27 Juni 2016

Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -