Ceramah Master Cheng Yen: Waspada Mengantisipasi Wabah dan Melindungi Semua Makhluk
Dalam pandemi COVID-19 kali ini, saya terus menekankan bahwa kita harus tenang, tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Untuk tetap aman, kita harus mawas diri dan tulus. Dengan hati yang tulus, kita harus senantiasa mawas diri.
Bagaimana kita mengungkapkan kewaspadaan dan ketulusan ini? Kita harus melakukan tindakan nyata. Belakangan ini, saya sering berkata bahwa kita harus memetik pelajaran besar demi manfaat semua makhluk. Sungguh, dalam waktu yang lama, batin manusia telah bergejolak dan kacau.
Populasi manusia di Bumi ini terus meningkat, tetapi batin manusia kerap lengah. Ketamakan dan nafsu keinginan juga terus bertambah. Jadi, saat ini adalah waktunya bagi umat manusia untuk memetik pelajaran dan meningkatkan kewaspadaan.
Kita sungguh harus sadar. Jangan terus hidup dengan pola lama yang penuh nafsu keinginan yang tak terkendali dan tak terbatas. Pintu nafsu ketamakan ini terus terbuka. Dengan adanya nafsu keinginan, alam terus dirusak. Ini karena batin manusia tidak selaras dengan norma dan mengumbar banyak ketamakan. Kerusakan yang ditimbulkan sangat parah.
Sumber kerusakan paling besar ialah nafsu mulut. Karena itu, kini semua orang harus mengenakan masker. Coba kita renungkan dengan saksama, mengapa semua orang harus mengenakan masker untuk mengantisipasi wabah? Dalam mengantisipasi wabah saat ini, yang terpenting ialah mengenakan masker. Setiap orang juga harus bertanggung jawab untuk menjaga diri sendiri. Jangan sampai menularkan penyakit kepada orang lain.
Kita juga menjaga keselamatan diri sendiri agar tidak tertular. Dalam hubungan antarmanusia, semua orang harus menerapkan protokol kesehatan. Kita meningkatkan kewaspadaan mulai dari hal-hal kecil. Hingga seberapa kecil? Hingga sampai hal-hal yang terkecil, seperti pola makan. Mengapa ini berkaitan dengan pandemi? Hidung dan mulut tentu saling terhubung. Faktor terbesar ialah nafsu mulut kita.
Populasi manusia mencapai lebih dari 7 miliar. Demi memenuhi nafsu manusia terhadap cita rasa, betapa banyak hewan yang harus dikorbankan setiap detiknya. Berapa jumlah yang harus disediakan dalam satu detik? Lebih dari dua ribu ekor hewan.
Dalam sehari, lebih dari dua ratus juta ekor hewan dikorbankan untuk memenuhi nafsu 7 miliar manusia. Bayangkan, dalam setahun, lebih dari 80 miliar ekor hewan yang harus dikorbankan untuk dikonsumsi manusia.
Dengan makan semangkuk atau dua mangkuk makanan, manusia akan kenyang. Namun, hewan-hewan itu harus diternak selama beberapa bulan. Hewan ternak juga harus berebut dengan manusia untuk mendapatkan pangan. Setelah beberapa bulan, hewan-hewan itu akan tersaji di meja makan. Daging yang tersaji paling-paling hanya satu piring. Daging apa pun itu, setelah dimakan habis dalam satu kali makan, apakah benar-benar memenuhi kebutuhan nutrisi manusia? Tidak.
“Vegetarian mendapatkan protein dari kacang-kacangan. Dibandingkan dengan produk hewani, kacang-kacangan kadar asam lemak jenuh dan kolesterolnya lebih rendah. Jadi, ini membantu dalam mencegah penyakit jantung,” terang Shi Shu-hui, Ahli gizi RS Tzu Chi Taichung.
“Asalkan Anda terus bervegetaris, jika dibandingkan dengan pemakan produk hewani, Anda memiliki tingkat risiko diabetes yang lebih rendah 35 persen. Dengan kata lain, bervegetaris dapat membantu mengontrol gula darah,” jelas Li Ming-nan, Ketua Taiwan Vegetarian Nutrition Society.
“Anda mendapat penghargaan perbaikan kadar gula darah. Kadar gula darah Anda menurun dari 7,1 menjadi 4,8.”
“Sebelum mengikuti tantangan 21 hari ini, hampir 19 persen dari peserta, tekanan darah sistoliknya melampaui 140. Setelahnya, angka ini turun ke 12 persen,” ujar dr. Lin Lei-jun, Dokter TIMA.
Laporan ilmiah telah membuktikan bahwa pola makan nabati dapat mengurangi berat badan. Efeknya dua kali lebih baik daripada diet diabetes biasa, juga membantu meningkatkan sensitivitas insulin. Selain itu, pola makan nabati juga dapat memperbaiki kadar gula darah, berat badan, tekanan darah, dan kolesterol. Ini bahkan tak dapat dilakukan dengan obat apa pun,” tutur dr. Chen Cheng-heng, Dokter TIMA.
Saya berharap saat ini kita semua memetik pelajaran besar. Kita harus berpikir dengan lebih saksama. Dari manakah kebutuhan nutrisi manusia didapat? Biji-bijian dan tanaman pangan. Itu sudah cukup. Untuk mengembangbiakkan begitu banyak hewan ternak, kita juga membutuhkan pakan berupa biji-bijian. Akhirnya, hewan harus berebut dengan manusia. Beberapa bulan kemudian, saat tersaji di meja makan, daging yang bisa dimakan juga hanya beberapa potong. Apakah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi?
Coba kita renungkan sejenak. Manusia membunuh begitu banyak makhluk hidup. Buddha berkata bahwa semua makhluk memiliki perasaan. Mereka juga bisa merasa senang, marah, sedih, dan bahagia. Kita tidak mengerti bahasa mereka. Burung memiliki bahasa burung. Semua hewan di udara ataupun di darat memiliki bahasa masing-masing di dunia mereka. Mereka juga memiliki perasaan.
Kita sebagai manusia, akibat emosi dan nafsu terhadap cita rasa, menciptakan begitu banyak karma membunuh. Ini panjang jika dibahas. Namun, saya sering berkata tentang karma kolektif. Ya, semua makhluk telah menciptakan karma kolektif. Kapankah pandemi ini akan berakhir?
Tahun lalu, pada saat-saat ini, saya berkata bahwa saya tak dapat berkata-kata lagi karena meski mudah untuk mengajak orang berbuat baik, tetapi sulit untuk mengajak mereka bervegetaris. Namun, inilah obat yang paling mujarab saat ini.
Kini dunia medis belum memiliki cara untuk menghentikan pandemi ini. Para ahli dunia medis belum menemukan caranya. Jadi, mengenai pandemi ini, seperti yang saya katakan tahun lalu, saya sungguh sulit berkata-kata. Namun, juga pada tahun lalu, akhirnya saya mengatakan tentang pelajaran besar ini. Saya harus mengatakan bahwa bervegetaris itu harus. Yang terpenting, kita juga harus menyosialisasikannya.
Mengendalikan
nafsu makan demi mengantisipasi pandemi
Sulit untuk meredam bencana jika nafsu
keinginan belum dihentikan
Bertobat,
sadar, dan mengembangkan cinta kasih yang utuh
Mengubah
pola makan demi melindungi semua makhluk
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Februari 2021