Ceramah Master Cheng Yen: Welas Asih, Kebijaksanaan, dan Keberanian dalam Bersumbangsih

Bodhisatwa sekalian, melihat kalian sehat dan tenteram, saya dipenuhi sukacita. Tzu Chi telah berdiri 50 tahun lebih. Tzu Chi berawal dari semangat celengan bambu, yaitu mengimbau orang-orang untuk menyisihkan 50 sen setiap hari. Misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis telah kita bangun satu per satu.

Dengan semangat celengan bambu, kita menghimpun niat baik orang-orang, bagai menyatukan benang-benang ini. Selain itu, kita juga membangkitkan kekuatan cinta kasih orang-orang dengan menginspirasi para donatur untuk bergabung menjadi anggota komite. Setelah menjadi anggota komite, mereka juga bisa menginspirasi donatur untuk bergabung menjadi anggota komite.

Demikianlah orang-orang bergabung dengan Tzu Chi dan menjalankan misi amal. Bukankah setiap anggota Tzu Cheng dan komite kita menjalankan misi amal setiap hari? Saat ada lansia yang hidup sebatang kara atau orang yang jatuh sakit, insan Tzu Chi akan mencurahkan perhatian pada mereka. Jika tubuh mereka kotor, insan Tzu Chi akan memandikan mereka. Jika rumah mereka kotor dan berantakan, insan Tzu Chi akan membersihkannya.

Menghormati dan mengasihi kehidupan, ini telah dilakukan oleh insan Tzu Chi. Masyarakat membutuhkan orang-orang seperti insan Tzu Chi yang selalu bersumbangsih dengan cinta kasih saat ada yang membutuhkan.

 

“Janganlah kita melupakan tahun itu, tekad pada saat itu, dan tim yang bersumbangsih saat itu. Saya masih ingat pascagempa 21 September, tim kita segera bergerak untuk memberikan bantuan. Saya sangat bersyukur kepada para relawan di Douliu dan daerah lainnya di Yunlin yang berpartisipasi dalam penyaluran bantuan,” kata Yang Xiu-li relawan Tzu Chi.

“Saat itu, jenazah korban di Caoling diantarkan ke Universitas Sains dan Teknologi Yunlin dengan helikopter, lalu diantarkan ke Kuil Yu Xuan dengan ambulans. Setelah autopsi dilakukan, putri saya mengambil sebuah buku catatan untuk mencatat nama para korban jiwa satu per satu,” kata Yan Sen relawan Tzu Chi.

“Pada malam hari, saya dan Kakak Xiu-yu baru menghibur keluarga korban dan membagikan dana solidaritas. Kami juga mengunjungi tiga rumah sakit untuk menghibur para korban. Kita juga membantu dalam upacara pemakaman di Caoling,” imbuhnya.

“Saat itu, kita juga menyiapkan makanan dan menerima permintaan nasi kotak. Kita juga perlu menyiapkan makanan bagi korban bencana di Zhushan. Kakak Luo berkata bahwa korban bencana di sana sangat membutuhkan makanan. Karena itu, selain Douliu, Yunlin, kita juga perlu mengantarkan nasi kotak ke Zhushan, Nantou. Kita menyiapkan semua kebutuhan korban bencana dan mengantarkannya ke tangan mereka,” kata Cheng Mei-niang relawan Tzu Chi.

“Kakak Xiu-yu membantu di Kuil Yu Xuan. Saat jenazah korban diantarkan ke sana, Kakak Xiu-yu memandikannya sendiri. Sekitar 2 hingga 3 minggu, Kakak Xiu-yu terus bersumbangsih di sana,” imbuhnya.


Gempa 921 telah berlalu 20 tahun. Dua puluh tahun yang lalu, akibat guncangan gempa, di Kota Douliu dan Kabupaten Changhua ada gedung yang roboh, ada pula orang yang terluka. Karena itulah, Gempa 921 masih terbayang jelas dalam benak saya. Selain itu, saat terjadi kecelakaan di Meiling, Tainan, insan Tzu Chi juga bersumbangsih dengan berani. Dalam kecelakaan itu, banyak orang yang meninggal dunia. Saat itu, para relawan kita membawa selimut, seprai, dan sebagainya dari rumah mereka untuk menutupi jenazah korban. Insan Tzu Chi bergerak dengan cepat untuk menghibur korban luka-luka dan keluarga korban. Baik di lokasi kecelakaan maupun rumah duka, insan Tzu Chi selalu ada. Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih bagi masyarakat. Kapan pun dan apa pun bencana yang terjadi, insan Tzu Chi selalu segera muncul. Saya sangat bersyukur ada insan Tzu Chi yang bersumbangsih bagi masyarakat.

Tzu Chi telah memasuki usia ke-54 tahun. Sekitar 54 tahun yang lalu, Tzu Chi tidak memiliki apa-apa. Kita menghimpun tetes-tetes cinta kasih bagai mengikat benang-benang ini menjadi satu kesatuan yang rapi. Saya terus berharap kita dapat menginspirasi lebih banyak relawan di komunitas. Insan Tzu Chi harus terus berkembang dan menginspirasi orang-orang untuk menerapkan semangat Tzu Chi, yakni bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih.

Dengan penuh ketulusan, kita memperhatikan para lansia seperti memperhatikan orang tua ataupun kakek nenek sendiri. Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Inilah yang dikembangkan oleh seluruh insan Tzu Chi. Kita bersumbangsih dan memberi penghiburan tanpa pamrih, bahkan membungkukkan badan untuk bersyukur kepada orang yang kita bantu.

 

Bodhisatwa sekalian, saya sungguh sangat bersyukur. Saya mendoakan kalian. Kita harus terus menghimpun kekuatan cinta kasih. Kalian harus menggenggam jalinan jodoh dan kesempatan untuk bekerja sama menghimpun kekuatan cinta kasih dan merekrut Bodhisatwa dunia.

“Murid-murid Jing Si Yunlin berikrar dengan tulus untuk tidak melupakan semangat welas asih di balik kisah celengan bambu tidak melupakan semangat welas asih di balik kisah celengan bambu serta tidak lupa untuk meneladani hati Buddha dan tekad Guru,” kata Li Xiu-yu relawan Tzu Chi.

“Master yang terhormat dan terkasih, Master merupakan kepala dari untaian tali pengikat bacang. Kami bersyukur kepada Master yang membimbing kami melewati Gempa 921 dengan keyakinan, kegigihan, dan keberanian. Dalam kehidupan ini, kami tidak menyesal menjalankan Tzu Chi. Kami akan bekerja sama dengan harmonis serta tekun dan bersemangat melatih diri. Kami akan bekerja sama dengan harmonis serta tekun dan bersemangat melatih diri. Kami akan mengikuti langkah Master dengan erat di Jalan Bodhisatwa dan menjalin jodoh Dharma dari kehidupan ke kehidupan,” pungkasnya.

Saya sangat bersyukur dan tersentuh. Kekompakan gerakan kalian telah menunjukkan keteguhan tekad pelatihan kalian. Saya sungguh sangat tersentuh. Para relawan daur ulang yang sudah lansia juga sangat gesit dan saksama dalam melakukan daur ulang. Dari sini bisa diketahui bahwa cinta kasih tidak terbatas oleh usia. Semoga setiap orang dapat meningkatkan kekuatan cinta kasih dan tekun bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia.

Ingatlah ikrar yang kalian bangun saat ini. Jangan pernah melupakan tekad kalian saat ini. Saya mendoakan kalian semua.

Terima kasih atas kekuatan cinta kasih kalian. Semoga kalian tetap tekun menapaki Jalan Bodhisatwa untuk membina berkah dan kebijaksanaan.

Tzu Chi berawal dari semangat celengan bambu
Insan Tzu Chi tidak berhenti menginspirasi cinta kasih orang-orang
Mempertahankan tekad pelatihan serta tekun dan bersemangat melatih diri
Bersumbangsih dengan cinta kasih, welas asih, kebijaksanaan, dan keberanian

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 31 Desember 2019    
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 2 Januari 2020
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -