Cinta Kasih Menciptakan Kebajikan dan Keharmonisan
Kita bisa melihat genangan air yang tinggi, tumpukan salju yang tebal, tumpukan salju yang tebal, dan ketidakkekalan yang terjadi secara tiba-tiba. Di negara yang berbeda-beda, terjadi bencana yang berbeda-beda. Ini merupakan penderitaan besar dalam kehidupan. Kita juga bisa melihat insiden pesawat AirAsia. Berbagai Negara Ada beberapa negara yang membantu mencari pesawat tersebut di permukaan laut. Para kerabat dan teman dari 160 lebih penumpang di dalam pesawat mengalami pukulan batin yang berat.
Insan Tzu Chi di Surabaya, Indonesia segera bergerak untuk membantu. Bahkan insan Tzu Chi Jakarta juga segera menumpang pesawat ke Surabaya untuk membantu. Insan Tzu Chi menyatakan kepada wali kota setempat bahwa mereka berharap sebagian dari mereka dapat melakukan kunjungan kasih ke rumah untuk memberikan penghiburan. Karena itu, insan Tzu Chi membagi diri dalam dua kelompok. Satu kelompok berada di bandara untuk menenangkan para keluarga penumpang yang menunggu kabar. Kelompok yang lainnya mengadakan kunjungan kasih ke rumah. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih. Bodhisatwa selalu menjangkau semua makhluk yang menderita untuk memberikan penghiburan.
Kita juga bisa melihat bencana banjir di Malaysia. Insan Tzu Chi Penang juga bergerak dengan cepat untuk membantu. Selama berhari-hari ini, mereka terus memberikan pendampingan. Pada pagi hari, insan Tzu Chi Penang sudah menumpang pesawat ke Kelantan untuk membantu penyaluran bantuan dan langsung pulang pada hari yang sama. Biaya tiket pesawat yang dikeluarkan mereka Biaya tiket pesawat yang dikeluarkan mereka juga tidak sedikit. Mereka keluar rumah pagi-pagi sekali dan baru pulang ke rumah pada larut malam. Ini karena sarana transportasi yang dapat mereka gunakan sangat terbatas. Karena jarak yang jauh dan putusnya sebagian akses jalan, mereka terpaksa menggunakan transportasi udara.
Selain mengantarkan makanan hangat, mereka juga mengantarkan paket kebutuhan sehari-hari, memberikan penghiburan, dan lain-lain. Di tempat yang airnya sudah surut, pemandangan yang terlihat sangat memprihatinkan karena banyak lumpur dan sampah yang tertinggal. Di sebagian wilayah, karena kembali turun hujan, air banjir pun kembali naik. Jadi, penyaluran bantuan bencana kali ini sungguh sangat sulit. Melihat air banjir yang menggenang, kita terus berpikir bagaimana cara membantu para korban.
Sesungguhnya, dari seluruh bantuan internasional yang pernah Tzu Chi berikan di seluruh dunia, penyaluran bantuan bencana berskala besar yang dilakukan dengan paling baik adalah di Filipina. Mereka melakukannya selangkah demi selangkah untuk mengatasi semua kesulitan. Apa pun yang saya sarankan, mereka akan melakukannya. Mereka bahkan melakukannya lebih baik daripada yang saya sarankan. Insan Tzu Chi Filipina dapat menghadapi cobaan dan mengemban misi dengan sangat baik. Karena itulah, sendi kehidupan setempat dapat pulih dengan sangat cepat, bahkan lebih cepat dari perkiraan saya. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih. Mereka mendengar Dharma, meyakini Dharma, dan mempraktikkannya lewat tindakan nyata. Mereka benar-benar telah melakukannya.
Insan Tzu Chi Malaysia juga telah berusaha semaksimal mungkin. Ini merupakan sebuah pengalaman bagi mereka. Yang paling berharga adalah kesatuan hati mereka. Dengan penuh kesatuan hati, mereka bekerja sama dengan harmonis. Insan Tzu Chi dari wilayah utara, tengah, dan selatan Malaysia saling bekerja sama dengan harmonis. Mereka juga berkunjung dari rumah ke rumah untuk mencurahkan perhatian sekaligus mengajak warga yang tidak terkena dampak bencana untuk turut membantu dalam penyaluran bantuan. Ada warga yang menyumbangkan uang, ada pula warga yang menyumbangkan tenaga. Ini merupakan langkah awal untuk menyalurkan bantuan berskala besar.
Selain menyalurkan bantuan darurat, kita juga harus memberi tahu para warga dari mana bantuan tersebut berasal agar dapat membangkitkan cinta kasih dan niat baik para warga. Membangkitkan niat baik adalah hal yang sangat penting. Jika hanya mengantarkan bantuan dari rumah ke rumah, mungkin para warga hanya memperoleh bantuan materi tanpa merasakan apa-apa. Mereka hanya tahu bahwa ada orang yang mengantarkan barang bantuan untuk mereka. Namun, cinta kasih mereka tidak terbangkitkan. Mereka hanya tersentuh sesaat. Mereka tidak akan tahu bahwa himpunan kekuatan dari setiap orang akan membentuk kekuatan yang besar.
Contohnya Haiti. Wilayah Blue Hills di Cap-Haitien adalah wilayah yang serba kekurangan. Bulan lalu, tempat tersebut dilanda bencana. Pascabencana, insan Tzu Chi Amerika Serikat secara bergilir berkunjung ke sana untuk menyurvei lokasi bencana. Dengan penuh ketulusan, mereka berkomunikasi dengan pastor dan biarawati setempat bahwa Tzu Chi ingin memberi bantuan tanpa memiliki pamrih. Pastor dan biarawati setempat pun dapat memahaminya. Setelah menyurvei lokasi bencana, kita mulai menjalankan program bantuan lewat pemberian upah. Program bantuan lewat pemberian upah membawa manfaat besar bagi warga setempat.
Banyak warga yang pandangan hidupnya berubah setelah mengikuti program bantuan kita. Awalnya, program bantuan kita berlangsung dengan kacau. Berkat bantuan pastor, barulah program bantuan kita mulai terkoordinir dengan baik dan warga setempat mulai memahami tujuan kita. Saat berinteraksi dengan mereka, kita juga mulai berbagi tentang asal mula berdirinya Tzu Chi dan semangat Tzu Chi dalam bersumbangsih. Perlahan-lahan, mereka mulai dapat memahaminya. Selain itu, insan Tzu Chi di Haiti juga turut membantu. Lewat berinteraksi secara perlahan-lahan, warga setempat mulai dapat merasakan ketulusan insan Tzu Chi, yakni berharap mereka dapat membersihkan lingkungan komunitas sendiri. Setelah memberikan upah kepada mereka, kita juga berusaha kita juga berusaha menyediakan makanan hangat untuk mereka. Karena itu, para warga merasa sangat gembira.
Pada hari kedua, hari ketiga, dan seterusnya, para warga semakin terkoordinir dengan baik. Selain itu, saat kita membagikan barang bantuan, mereka berkata dengan gembira bahwa mereka tidak pernah berpikir bahwa lingkungan komunitas ada hubungannya dengan mereka. Dahulu mereka hanya menjaga kebersihan rumah masing-masing. Mereka tidak memedulikan kebersihan komunitas. Namun, kali ini, setiap orang telah bersatu hati setiap orang telah bersatu hati untuk membersihkan lingkungan komunitas. Kita bisa melihat setiap orang bekerja sama dengan penuh cinta kasih dan harmonis. Saat program bantuan berakhir, mereka saling berpelukan dengan gembira bagai tengah menari.
Singkat kata, kita harus mengembangkan kekuatan cinta kasih untuk terus bersumbangsih. Saat ada kesempatan,kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk bersumbangsih. Sesungguhnya, setiap orang merasa sangat lelah, tetapi mereka tetap bersumbangsih dengan penuh kekuatan cinta kasih. Melihat setiap orang begitu gembira, kita juga sangat bersyukur dan merasakan sukacita Dharma. Inilah sumbangsih tanpa pamrih. Bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih adalah tujuan hidup kita. Bukankah kehidupan seperti ini sangat bermakna? Jika tidak, pikiran manusia dan iklim di bumi ini akan semakin tidak selaras. Hanya cinta kasih yang dapat menyelaraskan segalanya.
Ketidakkekalan dan bencana datang dalam sekejap
Bodhisatwa dunia bermunculan untuk menyalurkan bantuan di seluruh dunia
Bekerja sama untuk menyalurkan bantuan bencana di Haiti
Cinta kasih menciptakan kebajikan dan keharmonisan