Giat Mendengar Dharma demi Memperoleh Kebijaksanaan

Dalam sharingnya, relawan Cai Ci Shao bercerita, “Memikul suatu tanggung jawab merupakan berkah dan kerja sama merupakan kesempurnaan. Saya belajar banyak selama ini. Dahulu, saya gemar makan, minum, main, dan bersenang-senang. Kalian tidak akan percaya bahwa saya sangat senang berdansa. Namun, sekarang saya sudah berubah karena telah menyadari adanya penderitaan. Saya harap saya bisa meminum air Dharma dari Master setiap hari, memainkan peran sebagai Bodhisatwa di dunia, dan bersukacita dengan semua ini.” 

Sementara relawan Shen Sen-ping mengisahkan, “Saya selalu mendengar ceramah pagi setiap hari, kecuali jika saya ke luar negeri. Berbicara mengenai menghirup keharuman Dharma, saat kami mengadakan sebuah bazar amal dalam skala besar, saya pernah tiba-tiba kehilangan kesabaran dan memaki seorang relawan. Lalu, saya meminta maaf kepadanya. Akan tetapi, saya tidak dapat melupakan hal itu. Tiga hari kemudian, setelah mendengar ceramah pagi Master, saya pun bertobat di hadapan semua orang dan saya merasa lebih baik.”

Paul, seorang relawan Tzu Chi lain bercerita dalam bahasa Inggris, “Saya melihat tayangan berisi ceramah Master di TV. Master mengulas tentang matahari yang terbit setiap hari dan tidak pernah berhenti bersinar. Terkadang, awan akan menghalangi sinar mentari. Namun, matahari tidak pernah menyerah dan tidak pernah kehilangan arah karena ia tahu arah tujuannya. Ajaran ini telah memberi saya keyakinan dan harapan untuk mengatasi semua masalah di negara kami. Saya penuh dengan harapan karena tahu bahwa kita bisa mengatasi semua kesulitan dan tantangan selama kita tidak mengubah arah kita dan selalu mengikuti ajaran Master.” 

Melihat para Bodhisatwa yang begitu tekun dan bersemangat, saya sangat tersentuh. Hanya Dharma-lah yang benar-benar bisa mendekatkan hati kita karena kita semua mempelajari prinsip yang sama, memahami Dharma yang sama, dan mempraktikkannya secara nyata dalam kehidupan kita. Dengan Dharma, jalan yang kita lalui akan bebas hambatan. Oleh karena itu, mendengar Dharma sangatlah penting.

 

Buddha lahir di dunia demi satu tujuan utama. Saat Buddha membabarkan Dharma di masa-masa awal pencerahan-Nya, Buddha mengingatkan semua orang untuk menghormati Buddha, Dharma, dan Sangha. Di samping itu, Buddha juga menekankan kesetaraan semua orang. Pada masa itu, banyak anggota keluarga kerajaan yang menjadi anggota Sangha. Demi mengikis keakuan sekelompok anggota keluarga kerajaan ini, Buddha meminta mereka untuk hidup dengan mengumpulkan dana makanan. Semua ini bertujuan untuk menghilangkan kesombongan dalam diri mereka. 

Saat melatih diri, jika tidak menghilangkan kesombongan, maka hati kita tidak akan bisa dekat dengan hati Buddha. Jika memiliki kesombongan, berarti kita memutus akar kebajikan sendiri. Ketika bekerja sama dengan orang lain, jika kita memiliki kesombongan, kita tidak akan bisa membaur dengan mereka. Selain itu, saat melatih diri, jika kita bertemu dengan orang yang memiliki pendapat yang berbeda dengan kita, maka kita akan merasa tidak nyaman. Kita pun akan memfitnahnya atau melampiaskan amarah kepadanya. Sebenarnya, ini semua hanya akan melukai diri sendiri. Ini kita lakukan karena kita tidak memahami prinsip kebenaran. 

Jika kita menghirup keharuman Dharma dan secara perlahan-lahan menyerapnya ke dalam hati, maka tetesan embun Dharma ini akan meredam nafsu keinginan duniawi kita. Sebaliknya, jika kita tidak menyerap air Dharma ke dalam hati, maka pikiran kita akan sering mengalami “bencana”. Jadi, kita harus menjaga pikiran kita dengan baik. Satu-satunya cara untuk itu adalah dengan menghirup keharuman Dharma. Dharma bagaikan air yang dapat memadamkan api di dalam batin, membersihkan debu di dalam batin, noda batin, dan kegelapan batin kita.

Bodhisatwa sekalian, untuk membawakan ceramah, sebenarnya saya juga harus bekerja keras agar semua orang memahami apa yang saya katakan. Selain lewat perkataan, saya juga memperlihatkan teks Sutra. Untuk itu, saya harus menyiapkan sendiri teks kutipan Sutra itu. Usia saya sudah lanjut dan penglihatan saya juga kurang baik sehingga saya membutuhkan lebih banyak waktu untuk persiapan. Namun, waktu yang saya miliki setiap hari tidaklah cukup. Bencana di dunia semakin sering terjadi. Kontribusi insan Tzu Chi pun semakin meluas. Kantor Tzu Chi yang kita dirikan di berbagai negara semakin banyak dan kegiatan insan Tzu Chi semakin beragam. 

Setiap hari, saya bangun pukul 3.30 pagi. Setelah memberi hormat kepada Buddha, saya mulai menyiapkan ceramah yang akan saya bawakan. Ketika semua orang melakukan kebaktian, saya mulai mempersiapkan ceramah saya. Demikianlah saya memulai aktivitas di hari itu. Saya tidak tahu bagaimana rasa makanan saya karena saya langsung menelannya karena harus bergegas melihat berita pagi hari itu. Ini karena saya ingin melihat kejadian yang terjadi di seluruh dunia kemarin. Pada pukul 7 pagi, saya harus memimpin pertemuan pagi relawan. 

Demikianlah, saya memiliki jadwal yang sangat padat sepanjang hari hingga pukul 6 sore. Lalu, saya mendengar berita malam sambil menulis dan melihat komputer untuk mempersiapkan pekerjaan saya pada hari berikutnya. Inilah aktivitas saya dalam sehari. Intinya, kalian semua harus bangun pagi untuk mendengar ceramah pagi setiap hari karena saya juga bangun pagi untuk menyiapkan ceramah saya setiap hari.

Lewat kesungguhan hati kita, saya harap Dharma ini bisa membuat hati kita menjadi semakin dekat. Dengan demikian, kita bisa bersama-sama menyebarkan prinsip kebenaran ini di masyarakat. Saya berharap agar semua orang membangkitkan tekad untuk mendengar ceramah saya dengan bersungguh hati. Tidak hanya mendengarnya, tetapi juga menyerapnya ke dalam hati, lalu mempraktikkannya secara nyata. 

Di dunia ini, waktu terus berlalu. Di sini, kita harus memanfaatkan kesempatan untuk bersumbangsih kepada sesama. Jika kita hanya memedulikan diri sendiri, maka di negara mana pun kita tinggal, kita akan tetap hidup dalam kesendirian. Namun, jika kita menerima ajaran Buddha dan memahami kebenaran yang ada di dalamnya, maka kita akan bisa lebih  membaur dengan semua orang, hal, dan segala sesuatu yang ada di dunia. 

Mendengar semua orang mendengar ceramah saya setiap pagi, saya sungguh merasa sangat gembira. Akan tetapi, berhati-hatilah selalu saat berada di jalan. Saat hujan deras turun dan tidak memungkinkan untuk keluar rumah, kalian juga bisa mendengar Dharma melalui tayangan yang ada di televisi. Tekad untuk mendengar Dharma tidak boleh terputus. Jika kalian tidak bisa keluar rumah, Dharma bisa diantarkan ke rumah kalian. Jika tidak memiliki televisi, kalian juga bisa melihatnya di internet. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mendengar Dharma. Yang mendengar Dharma barulah murid saya. Kita sungguh memiliki berkah karena bisa hidup pada zaman sekarang yang penuh kemudahan untuk mengakses Dharma dan memperoleh kebijaksanaan darinya. Apa kalian bisa melakukannya? (“Bisa,” jawab para relawan) Baiklah. Semoga semua orang selalu bersungguh hati.

 

Hidup sesuai dengan jalinan jodoh dan memanfaatkan setiap kesempatan

Tetesan embun Dharma meredam nafsu keinginan duniawi

Giat mendengar Dharma demi memperoleh kebijaksanaan

Mengembangkan kemampuan untuk menumbuhkan berkah dan kebijaksanaan

 

Link video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Juni 2014

Sumber: DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -