Jalinan Jodoh Baik dan Menciptakan Berkah

Masalah yang terjadi di dunia ini memang sangat rumit. Setiap hari, di seluruh pelosok dunia terjadi bencana yang berbeda-beda. Ada bencana akibat ulah manusia, ada bencana alam, ada pula bencana yang disengaja. Bencana yang terjadi sungguh banyak. Karena itu, dalam melakukan segala sesuatu, kita hendaknya tulus dan bersungguh hati. Begitu timbul niat buruk, kita harus segera melenyapkannya. Jika tidak, kita bisa melihat pikiran menyimpang dari segelintir orang bisa memicu konflik yang brutal di antara banyak orang. Pikiran manusia sungguh sangat kontradiktif. Karena itu, kita harus berusaha untuk menyucikan hati manusia. Untuk itu, kita membutuhkan waktu.

Kantor pusat Tzu Chi di Amerika Serikat telah berusia 25 tahun. Dua puluh lima tahun ini mereka lewati dengan tidak mudah. Meski Amerika Serikat berada jauh dari Taiwan, tetapi para relawan di sana tetap menjalankan empat misi Tzu Chi secara bersamaan. Misi amal, pendidikan, budaya humanis, semuanya mereka jalankan, terutama misi kesehatan.

Kini klinik gratis di sana juga akan diubah menjadi klinik umum. Klinik umum ini tetap mengutamakan baksos kesehatan. Kita berharap selain orang kurang mampu, masyarakat luas juga dapat berobat ke sana. Ini karena banyak warga Tionghoa yang menderita sakit, tetapi karena kendala bahasa, mereka kesulitan untuk berobat. Mereka tidak dapat mengungkapkan rasa sakit atau pegal yang mereka rasakan. Mereka kesulitan untuk mengungkapkannya. Dengan adanya klinik umum Tzu Chi, warga Tionghoa di sana bisa berobat tanpa ada kendala bahasa.

Semangat welas asih agung kita telah semakin meluas di sana. Selain mengadakan baksos kesehatan di klinik, kita juga memiliki mobil pengobatan keliling untuk memberikan pelayanan kesehatan di berbagai tempat. Baksos kesehatan kita meliputi baksos mata dan baksos gigi. Dengan mobil pengobatan keliling itu, para dokter kita bisa berkunjung ke banyak tempat. Ini adalah misi kesehatan Tzu Chi.

Kita juga melihat misi pendidikan Tzu Chi di Amerika Serikat. Dahulu, kita selalu mengadakan sekolah budaya humanis. Artinya, kita tak memiliki gedung sekolah sendiri. Kita hanya meminjam gedung sekolah orang lain untuk membuka kelas di akhir pekan. Tentu saja, kita memiliki Taman Kanak-kanak (TK) Tzu Chi di sana.

Berhubung metode pendidikan TK kita sangat baik, banyak orang tua murid yang tidak rela anaknya meninggalkan sekolah Tzu Chi setelah lulus dari TK. Mereka terus meminta kepada kita untuk mendirikan sekolah dasar (SD) bagi anak-anak mereka. Karena itu, kita juga mendirikan SD di sana. Saya sungguh bersyukur atas hal ini. Di negara yang makmur seperti Amerika Serikat, anak-anak itu hidup dengan bahagia. Mereka sungguh anak-anak yang dipenuhi berkah. Mereka dapat menerima pendidikan di lingkungan yang sangat baik.


Selanjutnya, kita akan melihat ke tempat yang lebih jauh, yaitu Afrika Selatan. Kita bisa melihat pembagian paket bantuan di sana. Sejak bulan Juli lalu, insan Tzu Chi terus menebarkan benih cinta kasih dan  bersumbangsih di sana. Di setiap tempat yang dikunjungi insan Tzu Chi, orang yang kurang mampu berkesempatan untuk menerima paket bantuan dari kita. Selain beras, kita juga membagikan barang bantuan lainnya.

Dengan penuh ketulusan dan kesungguhan hati, kita menjelaskan kepada warga setempat bahwa beras tersebut berasal dari Taiwan. Pemerintah Taiwan memberikan beras kepada Tzu Chi untuk dikirimkan ke sana. Selain menyalurkan bantuan, kita juga menebarkan benih cinta kasih.

Relawan Tzu Chi juga membimbing mereka untuk mengembangkan cinta kasih. Meski hidup kekurangan, tetapi dengan sedikit bersumbangsih, mereka juga dapat menciptakan berkah. Insan Tzu Chi telah menyebarkan ajaran Buddha dan menebarkan benih cinta kasih dari Taiwan  kepada warga di sana. Semua ini sungguh membuat orang tersentuh.

Kontribusi kita telah membuat dua orang wanita tersentuh. Mereka segera melakukan praktik nyata. Mereka sendiri juga hidup kekurangan. Namun, saat melihat tetangga mereka tidak memiliki jalinan jodoh untuk menerima paket bantuan, mereka merasa bahwa seharusnya mereka berbagi paket bantuan yang mereka terima dengan tetangga mereka yang juga merupakan warga kurang mampu. Kita bisa melihat cinta kasih mereka. Meski kekurangan secara materi, tetapi mereka memiliki cinta kasih yang berlimpah. Inilah orang kurang mampu yang kaya batinnya. Dalam kehidupan ini, setiap orang memiliki kekuatan untuk melakukan kebaikan.

Kita juga bisa melihat di Thailand. Setiap tahun, dari tanggal 1 hingga tanggal 9 bulan 9 penanggalan Imlek adalah saat bervegetaris untuk memperingati hari kelahiran Sembilan Kaisar. Karena itu, sejak tahun 2009, insan Tzu Chi memanfaatkan kesempatan itu untuk menyosialisasikan pola makan vegetaris dan menyediakan makanan vegetaris. Selama beberapa tahun ini, ada banyak kisah yang sangat menyentuh. Contohnya, ada seorang wanita yang bervegetaris, tetapi suaminya tidak mendukungnya. Namun, dia terus melakukan praktik nyata hingga akhirnya suaminya tersentuh. Lalu, suaminya juga memanfaatkan kesempatan pada saat peringatan hari kelahiran Sembilan Kaisar untuk menyediakan makanan vegetaris guna melimpahkan jasa bagi ibunya.

Suatu kali, saat berkunjung ke Taiwan, wanita itu baru sungguh-sungguh memahami mengapa Tzu Chi mengajak orang-orang bervegetaris. Ternyata demi menghormati kehidupan dan ingin menjaga kelestarian alam. Setelah kembali ke Thailand, dia sangat tekun dan bersemangat. Ini juga merupakan salah satu cara untuk merekrut relawan.

Kita juga melihat sepasang suami istri yang lain. Sang suami sangat suka makan udang, tetapi istrinya terus menasehatinya agar jangan memakannya. Suatu kali, suaminya sangat tidak gembira, lalu berkata, “Mengapa saya tidak boleh makan udang?” Istrinya meletakkan tangan suaminya di atas kompor yang panas dan berkata, “Saat kamu memanggang udang, inilah penderitaan yang mereka rasakan. Ini hanya tangan kamu yang sakit, tetapi udang merasakan sakit di seluruh tubuh. Mereka sangat menderita.” Istrinya berkata, “Kamu merasa sakit, apakah udang yang kamu panggang hidup-hidup itu  tidak merasa sakit?”

Suaminya pun tersadarkan. Dia menyadari bahwa udang juga memiliki kehidupan. Demi memuaskan nafsu makan, dia telah membuat makhluk hidup mati dalam penderitaan. Dia menyadari kesalahannya. Sejak saat itu, sang suami menjadi sangat mendukung istrinya dan ikut bervegetaris. Dengan penuh kebijaksanaan, insan Tzu Chi terus mempertahankan kekuatan cinta kasih untuk mengubah kehidupan masyarakat dan menyucikan hati manusia.

Kita harus mengembangkan cinta kasih dan kebijaksanaan untuk menyelaraskan pikiran manusia dan melestarikan bumi. Semoga dengan menghemat energi dan mengurangi emisi karbon, empat unsur alam dapat selaras dan dunia dapat terbebas dari bencana. Inilah hal yang harus kita lakukan secara nyata dengan mawas diri dan tulus.

Sebersit niat yang timbul dapat menimbulkan dampak yang besar

Melakukan baksos kesehatan dan menciptakan berkah di berbagai tempat

Menghimpun jalinan jodoh baik di sekolah budaya humanis

Segeralah melakukan kebaikan dan bervegetaris

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -