Kembali ke Sifat Hakiki yang Bajik untuk Mengurangi Bencana
Bisa hidup aman dan tenteram adalah berkah terbesar. Saya berharap setiap orang bisa hidup di lingkungan yang aman dan damai. Namun, dari siaran berita, kita bisa melihat banyak bencana yang terjadi di dunia akibat ketidakselarasan unsur air. Semua ini terjadi di berbagai negara. Setiap hari kita bisa melihatnya melalui berita. Saya sungguh tidak sampai hati melihatnya.
Lihatlah Ukraina. Selama beberapa waktu ini, pikiran manusia yang tidak selaras telah mengakibatkan Ukraina dilanda konflik dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan kelaparan. Mereka tidak hanya kekurangan bahan pangan, tetapi juga kekurangan sumber air minum. Banyak warga di sana ingin mengungsi, tetapi tidak bisa karena semua koridor kemanusiaan tidak dibuka. Mereka hidup tanpa air, listrik, alat transportasi, dan lain-lain. Meskipun ingin mengungsi, juga tidak bisa. Melihat kehidupan mereka, kita hendaknya membangkitkan welas asih. Setelah melihat penderitaan, kita harus menyadari berkah dan menghargai berkah.
Setiap orang hendaknya bertobat dari dalam hati. Beberapa waktu lalu, kita terus menyerukan orang-orang untuk melakukan pertobatan besar. Sekitar tiga atau empat tahun lalu, kita menyerukan setiap orang di Taiwan untuk melakukan pertobatan besar karena karma buruk yang diciptakan umat manusia sangat besar. Namun, berhubung dunia ini sangat besar, tidaklah cukup jika kita hanya menyerukan hal ini warga Taiwan. Kita juga harus mengajak semua orang di dunia agar berkesempatan untuk berbuat yang sama. Kita berharap ajaran Buddha bisa semakin tersebar luas dan ajaran baik dari setiap agama bisa semakin Berjaya agar setiap orang bisa berjalan ke arah yang baik dan membangkitkan cinta kasih di dalam hati. Dengan demikian, baru umat manusia di dunia bisa melenyapkan ketamakan, kebencian, dan kebodohan sehingga tidak terus terjadi bencana akibat ulah manusia seperti penganiayaan, pembunuhan, dan peperangan.
Jadi, menyucikan hati manusia sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis karena bisa mewujudkan masyarakat yang harmonis dan menyelaraskan empat unsur alam. Namun, kita juga bisa melihat manusia yang membangkitkan niat buruk karena demi memperoleh keuntungan. menjadikan hewan sebagai alat hiburan Mereka menjadikan hewan sebagai mainan, juga membunuh hewan untuk dijadikan pakaian, alat, dan lain-lain. Lihatlah di Kenya, banyak orang yang berusaha melindungi hewan liar. Namun, mereka tetap tidak bisa menghentikan orang-orang tamak yang menghalalkan segala cara.Demi mendapatkan gading gajah, mereka membunuh dengan cara yang kejam. Lihatlah salah satu gajah terbesar di Afrika ini. Kabarnya ia adalah mestika negara. Mereka menyebutnya raja gajah. Sebelumnya, gajah ini pernah terpanah oleh panah beracun, tetapi saat itu ia berhasil diselamatkan. Namun, kali ini ia tidak seberuntung kali sebelumnya. Ia kembali dipanah dan mati.
Ada yang bertanya, “Bagaimana cara menghentikan pembunuhan terhadap hewan?” Satu-satunya jawaban adalah berhenti melakukan jual beli agar tak lagi ada pembunuhan. Namun, untuk mendanai pemberontakan di Afrika, banyak kelompok bersenjata yang menjual gading gajah sebagai sumber pendapatan. Karena itulah, hewan-hewan menjadi korban. Sebagian orang tergila-gila pada gading gajah karena menganggap gading gajah sangat berharga. Namun, apakah sungguh begitu berharga? Sesungguhnya, gading gajah juga tidak berbeda jauh dengan gigi manusia. Hanya saja, gading gajah bisa diukir menjadi perhiasan yang indah dan menunjukkan status orang yang memakainya. Hanya orang berada yang mampu membelinya. Dalang yang sesungguhnya adalah orang-orang yang mengeluarkan banyak uang untuk membelinya. Karena itulah, banyak gajah yang dibunuh. Itu sungguh sangat kejam.
Lihatlah antarsesama hewan yang berinteraksi dengan penuh kehangatan. Dari tayangan ini, kita melihat seekor anjing peliharaan yang berusaha menciprat air ke tubuh ikan untuk menyelamatkan mereka. Lihatlah, ia juga mengendus ikan-ikan itu untuk memeriksa apakah mereka masih bernapas atau tidak. Jika masih bernafas, ia akan terus menciprat air. Lihatlah bagaimana anjing tersebut menyelamatkan dan menghormati kehidupan ikan-ikan itu. Setiap hewan mempunyai hakikat murni seperti itu. Kita juga bisa melihat seekor burung gagak jatuh ke dalam air, lalu seekor beruang menyelamatkannya dengan menggunakan mulut. Setelah diselamatkan oleh beruang cokelat, burung gagak itu menunggu hingga sayapnya kering baru perlahan-lahan berdiri kembali. Inilah dunia hewan. Beruang tersebut sungguh penuh cinta kasih. Jadi, setiap makhluk hidup memiliki hakikat kebuddhaan dan secara naluriah ingin bertahan hidup.
Kita hendaknya memahami hukum alam dan merasakannya sendiri. Namun, manusia sungguh kejam. Kekejaman manusia berasal dari ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Ada pula orang yang yang ingin memamerkan kekayaan dan kedudukannya demi memamerkan kekayaan dan kedudukannya, dengan mengeluarkan banyak uang rela menghabiskan banyak uang untuk membeli barang-barang seni. Mereka tidak rela mengeluarkan sedikit uang untuk membantu orang yang membutuhkan, tetapi rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli perhiasan, barang seni, dll. Singkat kata, hati manusia sangat rumit dan berbahaya.
Inilah manusia. Namun, lihatlah hewan. Mereka menunjukkan bahwa sifat hakiki setiap makhluk adalah bajik. Saya sungguh merasa sedih. Jika semua makhluk yang hidup di bumi ini bisa saling berinteraksi dengan harmonis, maka alangkah baiknya.
Penderitaan yang timbul karena bencana akibat ulah manusia sungguh tidak terkira
Merasa ketakutan dan berusaha mengungsikan diri karena terancam bahaya
Hewan mempunyai hakikat kebuddhaan untuk menyelamatkan kehidupan
Kembali ke sifat hakiki yang baik untuk membawa kedamaian bagi dunia
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 23 Agustus 2014.