Ketulusan dan Kasih Sayang dalam Misi Kesehatan yang Berbudaya Humanis
Kita bisa melihat di RS Tzu Chi Taichung, bukan hanya para staf yang bersemangat, bahkan para pasien juga sangat bersemangat. Semua orang terlihat begitu bekerja sama dengan sangat harmonis. Saya melihat rasa syukur di dalam diri setiap pasien. Setiap pasien yang saya temui dan ajak bicara, semuanya mengungkapkan rasa syukur mereka. Rasa syukur ini telah melapangkan hati mereka.
Kita juga telah melihat setiap dokter membuat saya tersentuh, dimulai dari kata sambutan yang dibawakan oleh dr. Chien. Dia terlebih dahulu menunjukkan gambar sepasang tangan. Sejak berusia 2 tahun, tangan kakek itu sudah hampir kehilangan fungsinya akibat insiden kebakaran. Namun, dia menjaga pikirannya dengan sangat baik. Dia memiliki hati yang begitu lapang dan masih bisa menggunakan sepasang tangannya ini untuk melakukan banyak hal. Dia telah menjadi relawan Tzu Chi selama 20 hingga 30 tahun. Entah dia sudah menggunakan sepasang tangannya untuk melakukan berapa banyak hal. Sebagai relawan di rumah sakit, dia bekerja dengan tekun dan bersungguh-sungguh. Kita juga melihat cucunya. Saat cucunya baru lahir, dia segera membawanya untuk saya gendong. Cucunya sungguh menggemaskan. Kita melihat bayi itu tumbuh besar hingga menjadi dewasa.
Kehidupan manusia sungguh tidak kekal. Di usia yang masih sangat muda, sang cucu menderita tumor di wajahnya. Dia menjalani 3 kali operasi besar untuk mengangkat tumor di seluruh wajahnya. Tim medis kita menjalankan tiga operasi besar untuk mempertahankan fungsi kedua mata anak itu dan mempertahankan wajahnya yang rupawan. Jadi, wajahnya masih terlihat sempurna. Dalam tayangan tadi, wajahnya masih terlihat begitu sempurna. Tidak ada kerusakan di wajahnya. Kini dia sudah pulih. Semoga dengan keterampilan, kemampuan, dan kesungguhan hati kalian, pemuda ini bisa memiliki masa depan yang cemerlang. Semoga dia selalu hidup sehat.
Kita juga melihat dr. Wu. Kita sangat berterima kasih kepada gurunya, yaitu dr. Hsu, yang merupakan seorang guru sekaligus dokter yang baik. Kini dr. Hsu juga telah bergabung dengan Tzu Chi. Kita bisa melihat bahwa di mata gurunya, dr. Wu adalah murid yang baik sehingga sang guru juga bersedia mengikutinya bergabung dengan Tzu Chi. Dokter Hsu bahkan mengajak beberapa dokter lainnya untuk bergabung dengan Tzu Chi.
Ada pula dokter spesialis glaukoma. Dokter Choi adalah guru dari dr. Chau yang merupakan dokter spesialis mata. Dokter Chau sangat menghormati gurunya. Dia selalu mengingat setiap perkataan gurunya seperti saat pertama kali melakukan operasi.Dokter Choi mengajar dengan penuh kesabaran dan dr. Chau mempelajarinya dengan penuh kesungguhan hati. Sungguh, semangat dokter humanis terus diwariskan secara turun-temurun.
Selain itu, tim medis kita juga saling memuji. Dokter Chien Sou-hsin, Kepala RS Tzu Chi Taichung mengatakan, “Saya rasa, tayangan ini akan selalu kita ingat. Sebagai tenaga medis, kita harus menggenggam erat tangan pasien. Dengan demikian, barulah harapan bisa muncul. Bukan hanya harapan bagi para pasien, tetapi juga harapan misi kesehatan kita. Selama 3 hari 2 malam, dokter kita ini tidak memejamkan matanya dan tidak tidur demi menjaga pasiennya. Dia adalah kepala departemen kardiologi kita, dr. Yu Jung-ming.”
Setelah maju ke depan, dr. Yu Jung-ming berkata, “Terima kasih atas perkenalan yang disampaikan oleh dr. Chien. Saya rasa untuk membantu pasien agar sembuh dari penyakitnya dan menyelamatkan mereka dari pintu kematian, diperlukan kerja sama seluruh tim medis. Di dalam ruang operasi, menjalankan operasi dari pagi hingga malam adalah hal yang sudah sering terlihat. Terhadap kasus operasi yang lebih sulit, adakalanya saya harus menjalankan operasi hingga tengah malam. Usai menjalankan operasi di tengah malam, saya selalu melihat para perawat kita masih bekerja. Namun, saya juga sering melihat bayangan seseorang yang sangat tidak asing bagi kita. Dia membawa sebuah tas dan berjalan di depan saya. Saya merasa sungkan untuk memanggilnya. Dia berjalan dengan penuh semangat. Orang itu adalah kepala rumah sakit kita ini.”
Kita telah mendengar dr. Yu saat berbagi. Dia juga sangat memuji metode kepemimpinan dr. Chien. Di malam hari, saat melihat sosok tubuh yang berjalan di koridor sambil menggendong tas, dia pasti adalah dr. Chien. Dia memimpin dengan memberikan contoh nyata. Kerja keras setiap staf medis sungguh membuat saya tersentuh.
Yang paling membahagiakan adalah melihat dr. Chiang yang sudah sembuh dari penyakitnya. Setengah tahun yang lalu, saat saya berada di Fengyuan, dia datang bertemu saya dan berjanji bahwa dia akan kembali ke RS Tzu Chi Taichung. Akhirnya dia sungguh telah kembali. Lihatlah, sekarang dia sudah sehat kembali dan memberi pelayanan di unit perawatan kritis. Saya dengan hati yang tulus mendoakan dr. Chiang. Saya juga berterima kasih kepada setiap staf medis yang saling memperhatikan, baik dari departemen penyakit dalam maupun departemen ilmu bedah. Ini semua sungguh membuat orang tergugah, tersentuh, dan berterima kasih.
Saya juga melihat dua kata itu. Ketulusan dan kasih sayang. Kita menggunakan hati yang sangat tulus untuk menjaga pasien dan menjalin tali kasih sayang yang panjang dengan mereka sehingga para pasien pun bisa merasakan tali kasih sayang ini. Contohnya, salah seorang pasien dr. Liao yang membawa seluruh anggota keluarganya untuk berobat ke RS Tzu Chi Taichung. Ini semua karena tali kasih sayang. Jadi, inilah ketulusan dan kasih sayang.
Saya yakin para staf medis RS Tzu Chi Taichung semuanya memiliki ketulusan dan kasih sayang. Contohnya, pada saat menjalankan operasi, kita harus memiliki ketulusan hati untuk menyelamatkan kehidupan orang lain. Dengan begitu, setiap tenaga medis akan bisa saling bekerja sama untuk menolong nyawa pasien. Dalam waktu satu hari, entah sudah ada berapa orang yang berhasil diselamatkan di atas meja operasi. Ini karena setiap dokter kita menjalankan setiap operasi dengan hati yang tulus untuk menyelamatkan nyawa pasien. Inilah misi semua staf medis kita, baik dokter maupun perawat. Mereka bertanggung jawab dan berusaha keras untuk menyelamatkan nyawa setiap pasien. Inilah ketulusan hati.
Karena telah memilih jalan ini, maka kalian harus menunaikan kewajiban dengan hati dan niat yang paling tulus. Selain itu, pada saat merawat pasien hingga akhirnya mereka sembuh, sesungguhnya kalian juga telah menjalin tali kasih sayang dengan mereka. Intinya, ini semua adalah tali kasih sayang. Jika ketulusan dan kasih sayang dapat kita terapkan dalam hubungan kita dengan sesama staf medis dan hubungan dengan pasien, bukankah arah hidup kita akan menjadi yang paling benar dan paling bermanfaat?
Saya sungguh telah melihat tali kasih sayang di antara perawat dan dokter. Saya juga telah melihat kesungguhan hati para perawat. Setiap staf di rumah sakit memperhatikan pasien dengan cinta kasih bagai seorang ibu dan menganggap rumah sakit ini bagai rumah sendiri. Setiap orang berusaha untuk menjaga semua anggota keluarga dengan baik dan mencari cara untuk merekrut lebih banyak perawat. Ini karena jika perawat dan dokter bisa lebih banyak, maka kesempatan kita untuk merawat pasien pun akan lebih banyak. Banyak sekali hal yang saya syukuri. Saya berharap setiap orang dapat menganggap rumah sakit ini bagai rumah sendiri dan menggunakan cinta kasih bagai seorang ibu untuk menjaga rumah ini dan merawat pasien.
RS Tzu Chi Taichung baru berusia 7 tahun dan bisa dikatakan masih sangat muda. Di usia sekarang ini, kita masih sangat polos. Tidak hanya muda, kita juga masih sangat polos. Saya harap kita bisa mempertahankan hati yang polos dan murni ini selamanya. Namun, keterampilan medis kita juga harus terus dikembangkan.
Saya yakin RS Tzu Chi Taichung bisa benar-benar mengimplementasikan budaya humanis dalam misi kesehatan. Rumah sakit kita ini berada di wilayah tengah Taiwan. Saya berharap rumah sakit ini dapat mengakar kuat di sini dan membangun teladan dalam dunia medis bagi rumah sakit di seluruh wilayah Taiwan. Saya yakin asalkan setiap staf medis di sini memiliki kesatuan tekad dan memiliki semangat misi kesehatan, maka kita pasti dapat meraih prestasi gemilang.
Rumah Sakit Tzu Chi adalah batu karang penyelamat dan pelindung kehidupan
Mengemban misi kesehatan berbudaya humanis dengan penuh ketulusan dan kasih sayang
Merawat dan menganggap pasien bagai keluarga sendiri
Para staf medis RS Tzu Chi Taichung memiliki hati yang murni dan tekad yang sama
Link Video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Juni 2014
Sumber: DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni