Melakukan Antisipasi Topan, Meningkatkan Konsep Daur Ulang
Sepanjang hari kemarin, saya terus mengikuti berita perkembangan Badai Topan Matmo hingga hati saya merasa sangat tidak tenang. Tidak peduli arah anginnya mengarah ke barat utara atau barat daya, hati saya tetap merasa sangat tidak tenang. Wilayah Taiwan tidak luas. Wilayah pegunungan lebih banyak dibandingkan dataran rendah. Selama puluhan tahun ini, terutama beberapa tahun belakangan ini, banyak gunung terus digali untuk membuat jalan. Demi keuntungan pribadi, banyak orang menebang pohon dan lain-lain untuk membuat tempat wisata. Singkat kata, seluruh wilayah pegunungan Taiwan sudah terluka parah. Akibatnya, begitu turun hujan, semua orang merasa sangat khawatir.
Setiap kali badai topan akan menerjang, banyak sekali hal yang saya khawatirkan. Akan tetapi, kita harus memiliki rasa syukur setiap saat. Badai Topan Matmo menerjang Changbin, Taidong pada pukul 12:10 dini hari tadi. Kecepatan angin bergerak lebih cepat dari yang diprediksi. Namun, kita harus bersyukur karena sekitar pukul 04.20 subuh, ia bergerak ke permukaan laut melalui Changhua. Meski ia telah mengarah ke permukaan laut, tetapi kita tetap harus meningkatkan kewaspadaan karena aliran udara dan tekanan udara rendah masih mengitari seluruh Taiwan, terutama di wilayah pegunungan tengah dan selatan serta Hualien dan Taidong. Kita harus tetap meningkatkan kewaspadaan.
Tadi, pagi-pagi sekali, saya segera bertanya apakah semua badan misi Tzu Chi dan kantor Tzu Chi di setiap wilayah aman atau tidak. Secara keseluruhan, semuanya aman dan selamat. Karena itu, saya merasa sangat bersyukur. Namun, di RS Tzu Chi Yuli, pipa saluran air di pintu masuk lahan parkir bawah tanah tersumbat oleh dedaunan pohon sehingga mengakibatkan genangan air. Selain itu, atap lantai enam juga bocor. Saya sangat berterima kasih kepada kepala RS yang memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi. Para staf medis di sana juga ikut membantu melindungi rumah sakit kita sehingga kerusakan yang timbul tidak besar.
Saya juga melihat laporan berita di Da Ai TV dan merasa sangat bersyukur. Begitu peringatan topan dikeluarkan, insan Tzu Chi segera bergerak untuk mendirikan pusat koordinasi antisipasi topan. Selain itu, mereka juga segera bergerak untuk memperhatikan lansia, orang yang membutuhkan bantuan, orang sakit, dan orang yang berketerbatasan gerak serta membagikan makanan kering kepada mereka. Bagi warga yang tinggal di tempat yang lebih berbahaya atau di dataran rendah, insan Tzu Chi membujuk mereka pindah ke tempat yang aman. Kita juga bisa melihat para anggota polisi dan kepala lurah ikut mencurahkan perhatian dan berusaha untuk mengevakuasi warga ke tempat yang aman. Mereka juga membersihkan lingkungan, saluran air, dll. Mereka semua sangat perhatian. Inilah yang dbutuhkan oleh masyarakat.
Antarsesama manusia hendaknya selalu saling menjaga dan saling memperhatikan. Manusia harus tahu hidup berdampingan dan harmonis dengan alam dan memahami hukum alam dengan jelas. Kita harus bersyukur posisi angin topan kali ini lebih tinggi sehingga dataran rendah bisa aman dan selamat. Jika posisi anginnya lebih rendah, maka akan membawa kerusakan besar bagi dataran rendah. Karena itu, kita harus senantiasa dipenuhi rasa syukur.
Banyak sekali rasa syukur yang tidak habis saya ucapkan dengan kata-kata. Dalam perjalanan kali ini, saya bertemu dengan banyak Bodhisatwa dunia. Yang paling membuat saya khawatir adalah misi pelestarian lingkungan kita. Karena itu, saya sangat berharap baik insan Tzu Chi di Taiwan maupun di seluruh dunia, bisa meningkatkan konsep pelestarian lingkungan. Daripada memberi tahu orang bahwa sampah bisa menjadi emas, lebih baik kita menyosialisasikan bahwa kegiatan daur ulang bisa melindungi bumi. Inilah poin yang penting.
Banyak relawan yang berkata bahwa saat mengumpulkan barang daur ulang, banyak orang yang langsung menyerahkan sekantong besar sampah kepada mereka. Jika tidak menerimanya, mereka khawatir akan mengabaikan niat baik orang. Lebih dari 20 tahun sudah berlalu, kita tidak bisa membiarkan hal ini terus terjadi. Kita harus lebih berusaha keras untuk meningkatkan konsep daur ulang dan membina moralitas setiap orang. Lihatlah, begitu banyak lansia yang keluar mengumpulkan barang-barang yang dibuang orang dan membawanya pulang ke posko daur ulang Tzu Chi. Tanpa memandang status diri dan usia, setiap relawan daur ulang bekerja keras untuk memilah sampah yang dibuang oleh masyarakat. Sebagian kantong yang dikumpulkan berisi barang yang sangat kotor. Ada sampah yang dikeluarkan dari kamar kecil, ada pula sampah dapur. Melihat dedikasi sekelompok Bodhisatwa itu, saya merasa sangat tidak tega. Karena itu, saya berharap kita bisa sungguh-sungguh meningkatkan konsep daur ulang kita.
Kita harus membuat setiap keluarga bisa melihat sumbangsih dan semangat relawan kita dalam melindungi bumi dan menghargai usia barang. Kita harus membuat mereka tersentuh dan membangkitkan rasa hormat terhadap relawan daur ulang kita. Janganlah membiarkan mereka terus menyerahkan sampah yang kotor kepada relawan daur ulang kita. Saya juga sangat berharap para relawan daur ulang Tzu Chi di seluruh wilayah bisa menjaga kesehatan sendiri dan kesehatan komunitas dengan cara tidak membawa sampah yang mudah membusuk ke posko daur ulang kita. Berhubung sekarang adalah musim panas, sangat mudah bagi nyamuk dan serangga untuk berkembang biak. Jadi, kita jangan membawa sampah yang kotor. Karena itu, kita harus tegas dalam membimbing masyarakat.
Tujuan kita melakukan daur ulang adalah untuk melindungi bumi dan menghargai usia barang. Saya berharap kita bisa mendidik masyarakat untuk menghargai relawan daur ulang dan tidak mencampurkan sampah yang kotor di dalam barang daur ulang, lalu diserahkan begitu saja kepada relawan daur ulang kita. Tidak boleh seperti itu. Kita harus membimbing setiap orang untuk memisahkan terlebih dahulu barang yang bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang.Kita harus membimbing setiap orang menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya.
Sejak kembali dari melakukan perjalanan, meski sedang sakit, di dalam benak saya terus terlintas sumbangsih para Bodhisatwa daur ulang kita. Saya merasa tak sampai hati dan sangat mengkhawatirkan mereka. Saya berharap kita semua bisa berusaha bersama untuk meningkatkan konsep daur ulang kita. Kita harus membina setiap orang di masyarakat agar memiliki moralitas dan tahu untuk menghormati langit, menyayangi bumi, dan menghimpun berkah. Semoga setiap keluarga bisa memiliki prinsip seperti ini. Kita harus kembali menggiatkan hal ini.
Bersikap mawas diri dan mengantisipasi badai topan
Mencurahkan perhatian kepada lansia dan membagikan paket bantuan
Melakukan daur ulang untuk melindungi bumi
Membimbing masyarakat untuk menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita
Ditayangkan tanggal 25 Juli 2014.