Melapangkan Hati serta Mengembangkan Welas Asih dan Kebijaksanaan
Lihat dan pikirkanlah waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia dalam hidup kita. Banyak pendetitaan di dunia ini. Di dunia ini, kita hendaknya mengembangkan pandangan benar, memperluas pengetahuan, dan lebih melapangkan hati. Agar warga Taiwan hidup damai, dunia ini juga harus aman dan tenteram. Jika dunia ini aman dan tenteram, maka Taiwan pasti juga akan tenteram.
Lihatlah virus Ebola di Afrika Barat yang terus merebak sejak tahun lalu. Virus ini telah mengguncangkan dunia. Setiap orang merasa sangat takut. Di Afrika Barat yang warganya hidup kekurangan dan fasilitas medisnya tidak memadai itu, penyebaran virus Ebola tidak dapat dihentikan. Mengapa virus ini bisa terus menyebar? Ini karena warga setempat selalu mengadakan suatu ritual pemakaman. Saat ada orang meninggal dunia, di tengah upacara pemakaman, orang-orang akan mendekati jenazah dan mengucapkan selamat tinggal kepada jenazah tersebut dengan menciumnya. Karena itu, sangat sulit untuk menghentikan penyebaran virus ini. Jadi, kita harus membangkitkan kebijaksanaan. Kita harus bisa membedakan yang benar dan salah dengan jelas.
Virus Ebola adalah virus yang mematikan. Ahli medis sudah mengeluarkan peringatan. Pemerintah juga sudah mengeluarkan larangan untuk mengadakan ritual pemakaman seperti itu. Akan tetapi, para warga tetap bersiteguh pada ritual tradisional mereka. Mereka terlalu percaya takhayul sehingga tak dapat membangkitkan kebijaksanaan dan menerima hasil penelitian ilmiah. Melihat ini, kita juga tidak berdaya.
Kita juga bisa melihat Venezuela. Meski kaya akan minyak bumi, negara ini kekurangan barang kebutuhan sehari-hari. Negara tetangga menyarankannya untuk menukar minyak bumi dengan tisu. Inilah kondisi negara ini pada saat ini. Jadi, meski kaya akan minyak bumi dan memiliki banyak uang, tetapi saat kekurangan barang kebutuhan sehari-hari, uang juga tidak berarti.
Kita bisa melihat saat warga setempat ingin membeli pakaian, makanan, dan barang kebutuhan lainnya, mereka harus antre sangat panjang dan seharian penuh, baru bisa memperoleh barang yang dibutuhkan. Ini telah menggambarkan bahwa di dunia ini, terdapat banyak ketidakselarasan. Daripada kekayaan materi, yang lebih penting adalah kekayaan cinta kasih. Daripada kekayaan materi, yang lebih penting adalah kekayaan cinta kasih. Setiap orang harus membangkitkan cinta kasih. Jangan hanya bisa memamerkan berapa banyak kekayaan materi yang dimiliki. Meski kita sangat kaya, tetapi jika masyarakat tidak aman dan tenteram atau pikiran manusia tidak selaras, maka masyarakat tidak akan hidup makmur dan barang kebutuhan kita juga selamanya tidak akan tercukupi. Karena itu, dalam keseharian, kita harus menghargai sumber daya alam dan mengasihi bumi dengan baik.
Kita bisa melihat sebuah berita yang sangat menyentuh. Di Seattle, seorang anak perempuan melihat tempat gagak-gagak selalu berkumpul. Setiap hari, dia menyediakan air, kacang tanah, dan kacang lainnya bagi mereka di tempat itu. Lalu, dia mendapati bahwa, gagak-gagak itu membawakannya kalung dan barang-barang lainnya. Ini merupakan wujud balas budi burung gagak.
Kita bisa melihat bahwa dengan memiliki cinta kasih, anak manusia ini bagai memiliki kekayaan surgawi. Kita juga bisa melihat burung gagak yang meski terlahir di alam hewan, tetapi memiliki hakikat kebuddhaan sesuai ajaran Buddha yang mengatakan bahwa semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Karena itu, ia memiliki kesadaran untuk membalas budi. Anak perempuan itu sungguh menggemaskan. Melihat video ini, saya merasa dunia ini penuh harapan. Harapan ini berasal dari melakukan hal yang benar. Kita harus yakin bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan.
Buddha menggunakan waktu yang sangat panjang untuk mendalami Dharma demi membimbing semua makhluk. Buddha terus melatih diri dan menghimpun pahala. Beliau terjun ke tengah masyarakat untuk menciptakan berkah, menumbuhkan kebijaksanaan, dan melatih diri. Ada Kata Renungan Jing Si yang berbunyi, “Saat kita melangkah maju dan ada orang yang berusaha menahan langkah kita, berarti ia tengah melatih kekuatan kita.” Kita juga harus mensyukurinya. Jangan berpikir bahwa mereka menghalangi kita. Tidak masalah jika mereka menahan langkah kita. Kita hendaknya berbalik dan berkata pada mereka, “Terima kasih karena telah melatih kekuatan saya.”
Pada saat Buddha melatih diri, Beliau juga penuh cinta kasih dan rasa syukur. Buddha sangat berharap setiap orang dapat membina pikiran seperti ini. Satu-satunya harapan Buddha adalah semua orang dapat meneladani Beliau untuk melenyapkan noda batin dan menumbuhkan kebijaksanaan yang murni. Kebijaksanaan ini bagaikan cermin bundar yang dapat merangkul gunung, sungai, samudra, dan daratan dengan jelas tanpa tercemar oleh benda-benda itu. Objek sekeruh apa pun, cermin ini tetap bisa memantulkannya tanpa ternodai oleh kekeruhan objek tersebut. Jadi, kita harus menumbuhkan kebijaksanaan seperti ini. Tidak peduli betapa keruhnya dunia ini, kebijaksanaan yang bagaikan cermin bundar itu tidak boleh terpengaruh.
Bodhisatwa sekalian, kita harus sungguh-sungguh memahami bahwa untuk mengembangkan kekuatan cinta kasih, kita harus bersumbangsih. Kita bisa melihat pada libur panjang selama beberapa hari ini, banyak orang yang berekreasi. Lihatlah, objek wisata di wilayah tengah dan selatan Taiwan dipenuhi pengunjung. Lihatlah, objek wisata di wilayah tengah dan selatan Taiwan dipenuhi pengunjung. Arus wisatawan ini menimbulkan kepadatan lalu lintas. Akibat orang-orang yang saling mendorong, ada orang yang terluka.
Kita juga bisa melihat para staf medis RS Tzu Chi Taichung. Kepala RS Chien dan staf medis lainnya segera pergi ke kantor pemadam kebakaran untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi para pelindung mesyarakat. Kita bisa melihat pahlawan tanpa tanda jasa yang diam-diam bersumbangsih bagi masyarakat. Siapa yang bisa memahami kerja keras mereka dan menjaga mereka? Kita membutuhkan masyarakat yang dapat memahami kebenaran, mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan, serta bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Saya sangat bersyukur.Singkat kata, kekuatan cinta kasih terdapat di tengah masyarakat. Ada sekelompok relawan yang selalu melakukan hal yang benar dan harus dilakukan. Saya sungguh bersyukur.
Dunia yang aman dan tenteram akan mendatangkan berkah
Memperhatikan kebersihan dan menghargai sumber daya alam
Banyak konflik yang terjadi di dunia yang penuh kekeruhan ini
Melapangkan hati serta mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 02 Maret 2015