Memanfaatkan Media Massa untuk Menyebarkan Dharma


Bodhisatwa sekalian, saya selalu merasa berterima kasih kepada staf pusat misi budaya humanis kita yang selalu menyebarkan kata-kata saya dan menampilkan keindahan dari kebajikan Taiwan ke seluruh dunia, sehingga aliran jernih misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk dapat tersebar ke seluruh dunia. Saya sungguh merasa berterima kasih. 

Di dunia ini, ada banyak kesempatan bagi kita untuk menolong sesama. Namun, kita juga memerlukan orang untuk menyebarkan Dharma. Bagaimana cara kita menyebarkan Dharma? Kita harus memiliki Dharma terlebih dahulu. Jika kita tidak menyerap Dharma ke dalam hati, maka kita tidak akan bisa membimbing orang lain. Di masa kini, kita sungguh harus membimbing orang dengan menggunakan Dharma. Sungguh. Setiap hari, saya bersungguh hati mengamati segala yang terjadi di dunia. Setiap hari mengulas tentang kejadian di dunia, hati saya serasa bergetar. Ada orang berkata, “Orang yang sudah melepaskan kehidupan duniawi sudah tidak ada kaitannya dengan masalah duniawi.” Sebaliknya, saya sangat memperhatikan dan mengkhawatirkan masalah di dunia, baik itu masalah besar maupun kecil. 

Buddha datang ke dunia demi satu tujuan utama. Didasari oleh cinta dan welas asih-Nya, setelah mencapai pencerahan, dengan penuh sukacita, Buddha ingin berbagi bahwa setiap orang dapat mencapai kebuddhaan, dapat menyatu dengan kebenaran alam semesta, memiliki batin yang damai, tenang, hening, jernih, dan sangat lapang. Buddha sangat ingin berbagi dengan semua makhluk. Namun, tidak semua makhluk dapat memahaminya. Karena tidak bisa memahami, maka munculah keraguan dalam diri manusia sehingga mereka mudah memiliki pandangan yang salah terhadap Dharma. Karena itu, Buddha ingin manusia merasakan kebenaran secara langsung. Kebenaran apa yang paling bisa dirasakan? Penderitaan di dunia. 

Pada zaman Buddha, di India terdapat perbedaan empat kasta yang sangat jelas. Jadi, sejak muda, Buddha telah melihat empat fase kehidupan, yakni lahir, tua, sakit, dan mati. Inilah empat penderitaan besar dalam kehidupan. Ada pula penderitaan akibat kemiskinan, berpisah dengan orang yang dicintai, bertemu dengan yang dibenci, dan penderitaan akibat Lima Agregat, dll. Perpisahan juga merupakan penderitaan. Dalam hidup ini terdapat delapan jenis penderitaan. Jadi, agar orang-orang bisa merasakan kebenaran, Buddha menggunakan berbagai perumpamaan dan kisah-kisah yang dekat dengan keseharian sebagai contoh. Buddha berharap Dharma bisa tersebar di dunia. 

Bagaimana dengan masa kini? Cara apa yang harus kita gunakan agar Dharma bisa meresap ke dalam hati setiap orang dan ajaran Buddha bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Saya sering berkata bahwa ajaran Buddha harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dan semangat Bodhisatwa harus diwujudkan secara nyata. Kita jangan mendewakan Buddha. Buddha adalah orang suci. Saya berharap melalui tayangan Da Ai Opera, kita bisa menampilkan Buddha sebagai orang suci di alam manusia. Namun, alur ceritanya harus didasarkan pada kisah nyata yang tercatat di dalam Sutra dan dikemas dalam bentuk opera sehingga melalui tayangan itu, setiap orang dapat memahami kebenaran sejati di balik suatu kisah. 

Kebenaran sejati tidak berbentuk dan tidak berwujud. Namun, kebenaran ada di mana-mana. Bagaimana cara kita menunjukkan kebenaran agar bisa dilihat setiap orang? Kebenaran tidak dapat dilihat dari segi wujud, tetapi ia dapat dilihat lewat berbagai hal yang berlaku. Contohnya, sekarang kalian mendengar suara saya dengan telinga, sedangkan saya mengeluarkan suara lewat tenggorokan. Akan tetapi, apakah kalian hanya mendengar dengan telinga? Telinga hanya merupakan salah satu dari enam indra kita. Sesungguhnya, masih ada enam kesadaran. Kalian tidak hanya mendengar saya berbicara, tetapi juga melihat saya. Jadi, kalian melihat saya dengan mata kalian dan mendengar saya dengan telinga kalian. Akan tetapi, apakah kalian hanya menggunakan mata dan telinga? Kita memiliki banyak organ lain, kesadaran, saraf, dan lain-lain yang membentuk diri kita. Jadi, baik tubuh manusia maupun segala materi lain yang terbentuk, semua mengandung banyak kebenaran. 

Jadi, Buddha membabarkan Empat Kebenaran Mulia. Semua penderitaan manusia timbul akibat berbagai noda batin yang terus terakumulasi. Akibat nafsu keinginan, noda batin, dan berbagai kerisauan, akar kebajikan manusia dapat terputus. Begitu timbul sedikit noda batin, akar kebajikan manusia akan terputus. Ini sungguh disayangkan. Inilah tabiat buruk makhluk awam. Karena itu, kita harus melatih diri dan senantiasa bersungguh hati untuk mendengar Dharma. Dengan demikian, aliran jernih ini baru bisa mengalir selamanya sehingga dapat membersihkan noda batin kita. Jika aliran jernih terhenti atau tersumbat, maka air Dharma tidak akan bisa meresap ke dalam hati kita. 

Saya berharap setiap orang bisa saling menyemangati dan bekerja sama untuk menyucikan hati manusia. Saya merasa sangat berterima kasih melihat kalian saling menyemangati dalam melakukan hal baik. Melihat kalian mendengar ceramah pagi, saya juga sangat berterima kasih. Kini saya tengah melakukan perjalanan. Meski saya tidak memberikan ceramah pagi di Hualien, kalian semua masih bisa mendengar ceramah saya di Da Ai TV setiap pagi. 

Apakah kalian mengerti? Saya bukan sedang beristirahat. Jadi, kalian juga jangan beristirahat. Saat saya melakukan perjalanan, kalian mungkin berpikir, “Tidak apa. Master sedang melakukan perjalanan. Saya bisa menambal jam tidur saya.” Jika begitu, ini akan menjadi kebiasaan. Apa maksud dari menambal? Apakah kalian tahu? Sesuatu yang bocor baru perlu ditambal. Ini berarti tekad kalian telah bocor. Saya sering mengatakan bahwa jangan biarkan Dharma bocor dan hilang. Ingatlah. Jangan berpikir bahwa saya tidak berceramah pada pagi hari, maka kalian boleh menambah jam tidur. Jika demikian, berarti tekad kalian telah bocor. Kalian akan tertinggal. 

Baiklah, banyak hal yang bergantung pada sebersit niat. Dengan terus bersemangat, kita tidak akan tertinggal. Jika kalian berpikir ingin menambah jam tidur, pikirkanlah bahwa saat melakukan perjalanan, saya tetap tidak menambah jam tidur. Saya tetap bangun pukul 3.30 pagi. Jadi, kalian harus ingat, saat kalian ingin kembali tidur, saya sudah mulai melakukan aktivitas. Baiklah, saya berterima kasih dan mendoakan semua orang. Semangat kalian dalam menyerap Dharma dapat saya rasakan. 

Saya berharap setiap staf Da Ai TV dapat menegakkan semangat budaya humanis dalam misi budaya humanis. Semoga kita dapat menggunakan berbagai cara untuk mengalirkan aliran jernih yang dapat menyucikan hati manusia agar kita yang hidup di zaman ini dapat memberi sedikit kontribusi lewat penyebaran Dharma bagi umat manusia.

Memanfaatkan media massa untuk menyebarkan Dharma
Memahami Empat Kebenaran Mulia dan membersihkan noda batin
Menyebarkan ajaran Buddha melalui program Da Ai Opera
Menghimpun jalinan jodoh untuk mengalirkan aliran jernih

Link video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Juni 2014
Sumber: DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -