Membabarkan Dharma Lewat Pementasan
Kemarin adalah tanggal 15 bulan 7 Imlek. Kita bisa melihat di Griya Jing Si, banyak orang yang membangkitkan ketulusan untuk berdoa bagi semua makhluk di dunia. Kemarin, di Aula Jing Si Changhua, dokter dari RS Tzu Chi Dalin menampilkan formasi kereta lembu dengan penuh kekuatan dan langkah yang stabil. Kereta lembu melambangkan semangat Mahayana yang bisa menyelamatkan seluruh makhluk hidup. Pementasan mereka sungguh penuh kekuatan. Selama tiga hari ini, kita menggelar lima kali pementasan tentang pesan terakhir Buddha.
Sesungguhnya, kita tengah membabarkan Dharma lewat gerakan tubuh. Setiap pementasan membuat para penonton menyerap Dharma ke dalam hati. Saya sangat terharu melihatnya. Selain itu, para Bodhisatwa cilik di Taipei juga mengadakan pementasan adaptasi Sutra selama dua hari ini. Setiap Bodhisatwa cilik memiliki hati yang murni tanpa noda. Mereka sangat menggemaskan. Melihat mereka memiliki tekad pelatihan yang kokoh, sungguh membuat orang merasa tersentuh. Para Bodhisatwa cilik itu berikrar dengan hati yang tulus untuk bervegetaris dan mendalami Dharma karena mereka ingin menjadi pembabar Dharma, pewaris Dharma, dan pelindung Dharma.
Beberapa dari mereka berkata bahwa mereka ingin menjadi anggota Tzu Cheng. Semoga setiap insan Tzu Chi bisa memahami dan mewariskan ajaran Jing Si dari generasi ke generasi. Janganlah kita mengecewakan sekelompok besar benih kecil ini. Kita harus membuat mereka bisa mendalami Dharma dan memiliki jalan yang bisa ditapaki agar mereka tak terjerumus dalam pandangan keliru dan bisa selalu menjalani hidup dengan hati yang jernih dan murni hingga memasuki Jalan Bodhisatwa.
Kita juga melihat pementasan kali ini sangat memiliki nilai seni. Profesor Shi dan Profesor Wang datang bersama sekelompok murid mereka dari Beijing untuk mengajari para Bodhisatwa cilik kita bagaimana menampilkan tarian yang berseni. Mendengar para Bodhisatwa cilik berikrar untuk menjadi benih Tzu Chi, menjadi Bodhisatwa, dan menjadi pendukung saya, mereka semua sangat terharu. Singkat kata, perkataan anak-anak yang polos adalah yang paling tulus. Saya berharap setiap orang memiliki hati yang murni dan tanpa noda. Semoga gema suara hati kita para Makhluk Pelindung Dharma, Bodhisatwa, dan Buddha. Semoga dunia kita ini bisa semakin aman dan tenteram dan masyarakat kita bisa semakin harmonis.
Kemarin, Kaohsiung masih diguyur hujan deras dan hujan rintik-rintik. Lebih dari 1.000 relawan Tzu Chi tetap berkunjung ke setiap rumah di komunitas. Mereka mengunjungi setiap keluarga yang terkena dampak ledakan. Sesungguhnya, pascaledakan tersebut, sekitar 30.000 hingga 40.000 keluarga yang merasakan trauma dan ketakutan. Relawan Tzu Chi berkunjung untuk mengantarkan doa dan bingkisan dengan harapan setiap orang yang menerimanya bisa merasa terhibur. Kita juga berdoa dengan tulus untuk para korban.
Lihatlah di Taiwan, setiap kali terjadi masalah atau bencana, relawan Tzu Chi selalu datang untuk menjaga dan memperhatikan orang yang membutuhkan. Menurut saya ini sangat luar biasa. Melihat relawan yang mengenakan seragam biru putih, ada warga yang berkata, “Saya pernah melihat kalian di televisi. Sekarang kalian keluar dari televisi dan datang ke rumah kami.” Mereka sungguh menganggap relawan Tzu Chi sebagai Bodhisatwa. Bodhisatwa datang berkunjung ke rumah mereka. Sebagian besar warga merasa gembira dan merasa lebih tenang. Inilah kekuatan cinta kasih.
Kita sungguh telah mengembangkan ketulusan dan kasih sayang. Saat relawan Tzu Chi berkunjung ke rumah warga, para warga merasa seperti dikunjungi oleh Bodhisatwa. Mereka begitu bersukacita dan merasakan ketenangan. Bahkan ada warga yang ingin mendonasikan uang karena mereka tahu korban ledakan kali ini tidak sedikit. Keluarga yang terkena dampak ledakan dan membutuhkan bantuan juga tidak sedikit. Karena itu, ada warga yang ingin mendonasikan uang. Kunjungan kita ke rumah para warga untuk mengantarkan doa telah memberi ketenangan bagi mereka.
Di mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi akan muncul di sana untuk membantu. Cinta kasih insan Tzu Chi yang penuh ketulusan telah diakui oleh warga setempat. Kita dapat melihat relawan Tzu Chi masih terus mengantarkan makanan hangat setiap hari. Semoga setiap orang bisa bervegetaris dan lebih sering berinteraksi dengan relawan Tzu Chi agar mereka bisa membangkitkan niat untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dengan langkah yang mantap dan membina hati yang penuh ketulusan.
Singkat kata, Bodhisatwa dunia selalu bersumbangsih bagi semua makhluk yang hidup menderita dan menenangkan hati para korban bencana memberikan penghiburan pada korban bencana sehingga mereka bisa segera terhibur. Ini juga merupakan berkah bagi Taiwan. Harta Taiwan yang paling berharga adalah kebajikan dan cinta kasih para warganya. Alangkah bagusnya setiap orang bisa saling menyayangi, saling membantu, dan saling menghibur. Namun, kita sungguh berharap setiap orang bisa membangkitkan ketulusan setiap hari.
Kita sangat berharap setiap orang bisa selalu bersikap mawas diri, berhati tulus,dan saling bekerja sama dengan harmonis. Setelah menyucikan hati sendiri, kita harus menampilkannya lewat tubuh kita dengan cara menghormati sesama dan bersikap mawas diri dalam menghadapi masalah dan segala sesuatu. Dengan demikian, barulah masyarakat bisa hidup harmonis.
Menampilkan formasi dengan kekuatan welas asih dan tekad
Hati anak-anak
yang polos menciptakan kekuatan bajik
Mengantarkan makanan hangat dan mengajak semua orang untuk bervegetaris
Memanjatkan doa
dengan hati penuh cinta kasih
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina