Membangkitkan Rasa Empati untuk Menyalurkan Bantuan

Kemarin, Nepal diguncang gempa dahsyat berkekuatan 7,8 skala Richter. Di wilayah Gunung Everest, ada ribuan wisatawan dari berbagai negara. Akibat gempa bumi ini, banyak orang yang meninggal dunia dan mengalami luka-luka. Ada pula yang masih tertimbun reruntuhan bangunan. Gempa dahsyat ini juga berdampak pada beberapa negara tetangga, seperti India, Tibet, dan Bangladesh. Di setiap negara ada korban jiwa dan korban luka. Bangunan-bangunan juga banyak yang runtuh. Jadi, ketidakkekalan bisa datang dalam sekejap. Ketidakkekalan yang datang secara tiba-tiba bisa selamanya memisahkan kita dari orang yang dikasihi dan menghancurkan rumah kita.

Hidup ini sungguh tidak kekal. Jika empat unsur alam tidak selaras, maka konsekuensi yang ditimbulkan sangat besar. Sungguh, kekuatan manusia sangatlah kecil. Mengapa kita masih mencoba menentang alam? Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus senantiasa mawas diri dan tulus. Jika unsur alam selaras, barulah manusia bisa hidup aman dan tenteram. Jika unsur alam selaras, barulah manusia bisa hidup aman dan tenteram. Kondisi pascabencana yang terlihat sungguh mengerikan. Setiap membicarakan gempa bumi, pemandangan pascagempa di Taiwan pada tanggal 21 September 1999 selalu terbayang di benak saya. Kita jangan begitu cepat melupakan hal ini. Kini, orang-orang harus sangat berhati-hati dalam pembangunan. Saat ingin mendirikan sebuah bangunan, kita harus memperhatikan bagaimana agar bangunan itu bisa aman dari bencana dan tahan gempa. Demi masa depan, kita harus berhati-hati dari sekarang.

Kekuatan cinta kasih untuk mengasihi bumi dan sesama manusia harus diakumulasi dalam kehidupan sehari-hari. Melihat bencana yang melanda Nepal, kita juga berusaha mencari cara untuk menyalurkan bantuan. Lebih dari 20 tahun yang lalu, pascabanjir di Nepal, insan Tzu Chi pernah pergi ke sana untuk membantu pembangunan rumah. Namun, hal ini sudah berlalu sangat lama. Kita juga tidak memiliki insan Tzu Chi di sana. Jadi, melihat Nepal dilanda bencana yang begitu besar, saya sungguh merasa khawatir. Kini kita berusaha mencari warga setempat yang bisa menjadi penghubung lokal. Kita juga mencari rute jalan yang bisa dilalui untuk masuk ke sana guna menyalurkan bantuan.

Kita juga bisa melihat di Bosnia, insan Tzu Chi masih terus mencurahkan perhatian. Tahun lalu, pascabanjir besar di Bosnia, pemerintah setempat mengundang insan Tzu Chi ke Bosnia untuk mencurahkan perhatian. Pada saat itu, presiden Bosnia juga bertemu dengan insan Tzu Chi dan berterima kasih kepada insan Tzu Chi. Insan Tzu Chi juga berbagi dengan beliau bahwa Tzu Chi berawal dari Taiwan dan berdiri berkat 30 ibu rumah tangga yang menyisihkan 50 sen ke dalam celengan bambu setiap hari. Tahun lalu, insan Tzu Chi dari 8 negara menghimpun kekuatan cinta kasih dan bersama-sama menuju Bosnia untuk mencurahkan perhatian dan bersumbangsih bagi para korban bencana.

Kali ini, insan Tzu Chi kembali menuju Bosnia dengan membawa barang bantuan untuk mereka, seperti selimut dan tempat tidur lipat. "Tzu Chi adalah sebuah organisasi yang berbudaya humanis. Ini meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi saya. Saya sangat berterima kasih kepada para relawan yang bersedia datang ke sini untuk menolong orang yang membutuhkan bantuan. Bantuan materi yang diberikan Tzu Chi sangat berarti bagi kami," ucap aparat pemerintah di wilayah tersebut.

"Cinta kasih para relawan juga membuat kami tidak kesepian dan menyadarkan kami bahwa dunia tidak melupakan kami. Organisasi amal ini telah membantu banyak negara di seluruh dunia. Di mana pun ada orang yang membutuhkan bantuan, insan Tzu Chi pasti akan pergi ke sana. Ini merupakan kedua kalinya Tzu Chi menyalurkan bantuan ke Bosnia. Sekali lagi, saya berterima kasih atas bantuan mereka," Zivko Budimir Mantan presiden Bosnia

Mereka sangat bersyukur. Ini semua berkat kekuatan cinta kasih. Mereka berkata bahwa yang paling menggembirakan adalah menerima tempat tidur lipat kita. Ia juga bisa dijadikan sebagai kursi untuk diduduki dua orang dengan saling memunggung. Mereka bisa duduk dengan sangat nyaman. Inilah kekuatan cinta kasih yang telah kita kembangkan di sana. Cinta kasih dapat membawa kehangatan.

Kita juga bisa melihat Hualien. Kemarin, sekitar pukul 3 subuh, terjadi kebakaran di sebuah desa di Xiulin. Balai desa mengundang insan Tzu Chi in providing services Tentu saja, beberapa rumah warga sudah hangus terbakar. Ada beberapa korban kebakaran yang sejak semula sudah hidup berkecukupan. Mereka mungkin membutuhkan bantuan untuk memperbaiki atau membangun kembali rumah mereka. Kita akan mulai melakukan evaluasi. Dalam mengemban misi amal Tzu Chi, kita tidak boleh menunda-nunda.

Kita juga bisa melihat Filipina. Pada tanggal 14 April, tiba-tiba terjadi kebakaran di dua tempat yang menghanguskan 473 unit rumah warga. Di antaranya, ada seorang ibu yang rumahnya telah habis terbakar. Dia tinggal di komunitas kurang mampu yang rumah-rumahnya merupakan bangunan liar. Akibat kebakaran ini, dia kehilangan segalanya.

"Putra saya ada di Tacloban. Saat Topan Haiyan menerjang, ada orang yang terbawa arus air, tetapi putra saya selamat. Saat tahu bahwa terjadi kebakaran di sini, dia berkata kepada saya, Ibu harus mencari Tzu Chi karena mereka adalah satu-satunya organisasi yang bisa membantu kita," cerita Arlene Saavedra Korban bencana. Saat dia menerima telepon dari putranya, sekelompok insan Tzu Chi telah bergerak untuk bersumbangsih di sana karena mendengar tentang kebakaran tersebut. Saat dia ingin meminta bantuan kepada Tzu Chi, insan Tzu Chi sudah berada di hadapannya. 

Insan Tzu Chi segera memberikan bantuan materi kepada mereka, termasuk pakaian. Ini karena insan Tzu Chi Filipina sering mengumpulkan pakaian bekas. Sebagian pakaian bekas yang dikumpulkan masih sangat bagus dan baru. Ada juga sekelompok relawan yang mencuci dan menyetrika pakaian-pakaian itu sehingga terlihat seperti pakaian baru. Mereka juga mengemasnya dengan sangat rapi agar dapat segera digunakan saat dibutuhkan. Insan Tzu Chi juga memberikan kebutuhan rumah tangga, seperti kuali, panci, mangkuk, sumpit, beras, dan lain-lain demi menjaga kelangsungan hidup para warga selama berada di tempat penampungan.

 Kita bisa melihat insan Tzu Chi Filipina selalu segera bergerak saat terjadi bencana. Insan Tzu Chi tidak membeda-bedakan agama. Insan Tzu Chi selalu menghormati agama setiap orang dan mengajak mereka untuk berdoa dengan tulus. Ini semua berkat cinta kasih. "Saya sangat gembira. Saya sungguh sangat gembira. Saya tidak bisa menggambarkan kegembiraan saya. Kami menerima bantuan yang berbeda dari Tzu Chi. Kami merasa bahwa yang kami dapatkan dari Tzu Chi bukan sekadar bantuan materi," tambahnya.

 

Gempa dahsyat mengguncang Nepal

Beberapa negara tetangga juga terkena dampak bencana

Bosnia mendapatkan bantuan pascabanjir besar

Menolong orang yang membutuhkan dengan perasaan senasib dan sepenanggungan

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 26 April 2015

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -