Membantu Para Korban Bencana, Melihat Cinta Kasih Misi Pengobatan Tzu Chi

Jika kita berbuat baik, maka secara alami hubungan antarmanusia akan menjadi harmonis dan kehidupan kita akan aman dan tenteram. Jika perbuatan, ucapan, dan pikiran kita tidak selaras sehingga tercipta konflik dengan antarsesama, maka kehidupan masyarakat akan tidak tenteram.

Semua perbuatan kita bergantung pada pola pikir kita. Jika pikiran kita berjalan menyimpang akibat pengetahuan dan pandangan sesat, maka prilaku kita akan tidak benar. Saat kegelapan batin terlalu bergejolak, tentu hubungan antarsesama akan tidak damai dan harmonis. Karena itu, kita harus selalu menyelaraskan pikiran agar tindakan kita dapat terjaga. Dengan demikian, secara alami ketenteraman akan tercipta.Kita bisa melihat kondisi banjir di Malaysia. Kini air banjir telah surut. Kini adalah saatnya bagi insan Tzu Chi untuk menyurvei lokasi bencana di berbagai wilayah. Kita bisa melihat sampah-sampah yang masih tersangkut di sebuah jembatan. Dapat kita bayangkan betapa tingginya air banjir pada saat itu.  Relawan kita juga melihat banyak rumah yang hanya tersisa puing-puing bangunan. Banyak orang yang membutuhkan tempat tinggal. Bagi warga kurang mampu, untuk membangun kembali rumah mereka adalah hal yang sangat sulit.

Inilah penderitaan dalam kehidupan. Karena itu, insan Tzu Chi bergerak untuk membantu dengan hati yang paling tulus. Selama belasan hari ini, kita menjalankan program bantuan lewat pemberian upah dengan harapan dapat memberi sedikit bantuan bagi para korban.

Relawan kita juga telah mulai merencanakan bagaimana cara membantu para korban. Saya berkata kepada mereka ada beberapa warga yang meski perabot rumahnya sudah rusak, tetapi mereka masih memiliki tabungan di bank.

Setelah mengambil uang di bank, mereka dapat membeli perabot baru. Namun, ada warga yang bertahan hidup dengan mengandalkan gaji dan tabungan mereka juga tidak seberapa. Jadi, banjir kali ini mungkin akan sedikit memengaruhi kehidupan mereka.

Selain itu, ada pula orang yang sejak awal sudah hidup serba kekurangan. Jadi, kita harus mengelompokkan para warga ke dalam tiga kategori tersebut. Setelah melakukan analisis dengan cermat, kita bisa memberi bantuan yang dibutuhkan para warga sesuai dengan kondisi hidup mereka. Kita bukan memberi bantuan ala kadarnya, tetapi sungguh ingin membantu mereka.

Relawan kita juga membantu membersihkan gedung sekolah. Jika tidak, sekolah tidak bisa dibuka kembali. Karena itu, relawan Tzu Chi menjalankan program bantuan untuk membantu membersihkan beberapa gedung sekolah sekaligus.

Para warga setempat berkata, “Untungnya ada insan Tzu Chi di sini.” Para kepala sekolah juga sangat bersyukur. Kita telah membantu membersihkan gedung-gedung sekolah di sana hingga sangat bersih. Kita melakukannya tanpa membedakan agama dan suku.

Sungguh, kita bisa melihat di mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi akan muncul di sana untuk mengerahkan kekuatan mereka. Saya sangat bersyukur melihatnya.

Dalam misi amal Tzu Chi, kita bisa melihat Bodhisatwa dunia yang bermunculan untuk membantu tidak peduli di mana pun bencana terjadi. Demi meringankan penderitaan para korban, relawan kita berbagi semangat budaya humanis dengan mereka. Saat memberi bantuan, kita juga melakukannya dengan penuh rasa hormat.

Selain itu, relawan kita juga selalu menghargai keyakinan mereka untuk menenteramkan hati mereka. Saya sungguh gembira melihat ini semua. Bodhisatwa dunia memiliki hati yang lapang hingga dapat merangkul seluruh jagat raya ini. Mereka dapat menenangkan fisik dan batin semua makhluk.

Demikian pula dengan para staf medis kita. Kemarin pagi(10/1),saya mendengar laporan tentang perkembangan misi kesehatan kita. Saya juga melihat tidak sedikit dokter yang masih muda dan terus meningkat dalam karier mereka. Banyak dokter yang awalnya adalah dokter jaga, kini sudah menjadi dokter tetap ataupun dokter spesialis.

Semua ini adalah hal yang sangat menggembirakan. Ada pula dokter yang menjadi asisten dosen, dosen, bahkan sudah mendapat gelar doktor dan lain-lain. Para dokter kita sungguh merupakan Tabib Agung yang menyelamatkan dunia.

Selain itu, banyak di antara mereka merupakan mahasiswa lulusan Universitas Tzu Chi. Contohnya departemen kardiologi. Selain sudah bergabung dengan kita sejak RS berdiri, kini dengan penuh cinta kasih, para dokter senior membimbing mahasiswa lulusan Universitas Tzu Chi untuk menjadi dokter.

Kita juga bisa melihat dokter yang berpengalaman mengajari dan mendampingi para dokter yang baru lulus dari Universitas Tzu Chi. Dengan sangat cermat, bersungguh hati, dan sabar, para dokter senior terus mendampingi dan membimbing mereka hingga menjadi dokter spesialis. Bahkan saat mereka sudah dapat menjalankan operasi, para dokter senior tetap berdiri di belakang mereka untuk membantu mereka saat diperlukan. Para murid sangat berterima kasih kepada guru mereka.

Selain itu, mereka juga berikrar untuk membimbing adik-adik kelas mereka agar menjadi dokter humanis dan guru yang baik. Demikianlah para guru dan murid dari tiga generasi itu saling mewariskan keterampilan dan kebijaksanaan. Semoga RS Tzu Chi dapat menjadi tempat lahirnya dokter humanis. Saya berharap para dokter kita dapat terjun ke masyarakat dengan hati Buddha. Ini akan membawa keharmonisan dan sukacita.

 Kita juga bisa melihat Tuanzhi. Selama 26 tahun hidupnya, dia tidak pernah menginjak lantai dengan telapak kakinya. Hingga kini 10 bulan sudah berlalu.Dia datang ke Taiwan pada tanggal 9 Maret tahun lalu. Lihatlah, dalam jangka waktu 10 bulan, kita telah mengubah kehidupannya. Kini dia sudah dapat berjalan dengan kedua kakinya.

 Ketahuilah bahwa Kepala RS Chen beserta sekelompok staf medis dan dokter fisioterapi sangat bersungguh hati untuk merawatnya. Bahkan alas sepatunya juga kita buat secara khusus.

Ada pula seorang relawan kita, Jing Xi, yang mengasihi dan merawatnya bagai putri sendiri. Dengan penuh kasih sayang, Jing Xi memilih beberapa rok celana dan sepatu untuknya. Kepala Rs Chen juga memperbaiki sepatu agar Tuanzhi dapat berjalan dengan nyaman dan stabil. Kepala RS Chen juga berkata kepada saya bahwa setelah Tuanzhi kembali ke rumah dan dapat berjalan dengan stabil, dia berharap Tuanzhi dapat tumbuh lebih tinggi lagi. Karena saat ini, tubuh Tuanzhi terlihat lebih kecil dari orang pada umumnya.

Dokter Chen berharap dia dapat tumbuh lebih tinggi dan menjadi wanita yang cantik. Keterampilan dr. Chen  sungguh mengagumkan. Dia sungguh seorang dokter yang terampil. Melihat ini semua, saya sungguh merasa bersyukur.

 

Kegelapan batin menimbulkan keresahan

Menjalankan program bantuan untuk membantu para korban bencana

Mengemban tanggung jawab untuk melindungi kehidupan manusia

Berikrar membimbing semua makhluk dengan cinta kasih yang tulus

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 Januari 2015

 

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -