Membantu Semua Makhluk yang Dilanda Penderitaan

Setiap hari, kita harus menghargai waktu. Kita harus memanfaatkan setiap waktu dalam hidup kita dengan baik. Janganlah kita membiarkan waktu berlalu dengan sia-sia. Sungguh, di dunia ini, ada banyak hal yang membuat kita merasa tidak berdaya. Terlebih lagi, bencana alam dan bencana akibat ulah manusia yang sungguh membuat orang merasa khawatir.

Tahun lalu, kita bisa melihat topan berkekuatan tinggi yang mengakibatkan kerusakan parah di Tacloban. Hingga kini, pemandangan yang terlihat pada saat itu masih sangat jelas dalam ingatan saya. Saat terjadi bencana, kita sangat membutuhkan orang-orang yang dapat segera mengumpulkan kekuatan cinta kasih mereka. Sebelum merangkulnya, saya berkata padanya, “Semangat! Semangat!” Saya memberinya semangat terlebih dahulu. Rangkulan saya pada saat itu sungguh telah menginspirasinya. Kini, saya adalah anak yatim piatu. Namun, dengan bergabung menjadi relawan Tzu Chi, saya menjadi terbantu untuk menjauh dari pengaruh lingkungan buruk terhadap saya.

“Dengan adanya Tzu Chi di sini, saya merasa memiliki teman baru dan keluarga baru. Cinta kasih yang terbangkitkan karena cinta kasih membuat seluruh desa kita dipenuhi cinta kasih universal. Mari kita tunjukkan cinta kasih kita terhadap sesama dan terhadap Tuhan,” ucap warga.

Kita bisa melihat sendi kehidupan mereka telah pulih kembali. Yang paling membuat orang tersentuh adalah kerja sama yang harmonis antarumat beragama dan perubahan pola pikir manusia. Pascabencana kali itu, banyak orang yang segera mengembangkan cinta kasih untuk menjangkau dan menghibur para korban. Kontribusi itu telah menginspirasi orang-orang untuk berjalan ke arah kebajikan dan membina cinta kasih. Saya yakin kelak masyarakat di wilayah itu akan lebih baik dari sebelumnya karena setiap orang dapat bekerja sama dengan harmonis.

Kita juga bisa melihat di Haiti. Hujan deras yang mengguyur Haiti pada awal bulan ini kembali menimbulkan bencana banjir. Insan Tzu Chi setempat segera bergerak untuk menyalurkan bantuan. Berhubung jumlah relawan Tzu Chi di sana tidak banyak, mereka mengajak relawan lokal untuk membantu penyaluran bantuan.

Saya juga sangat berterima kasih kepada seorang pastor yang turut bergabung dalam kegiatan penyaluran bantuan kita. Dalam pembagian bantuan kali ini, selain membagikan beras dan barang keperluan sehari-hari, insan Tzu Chi juga memberikan sesuatu yang membuat para warga sangat tersentuh karena mereka belum pernah memilikinya. Bagi mereka, bantuan itu sangatlah berharga. Bantuan itu adalah tempat tidur lipat.

Kini, seluruh wilayah di sana penuh dengan lumpur. Banyak warga yang sedari awal hidup kekurangan dan tinggal di rumah yang sangat bobrok dan kecil. Hujan deras kali ini membuat kerusakan rumah mereka semakin parah. Karena itu, kita memberikan tempat tidur lipat kepada mereka. Setelah mendengar penjelasan pastor bahwa tempat tidur tersebut berasal dari Taiwan dan bagaimana relawan Tzu Chi memikirkan cara untuk menciptakan tempat tidur lipat itu, setiap orang merasa sangat gembira. Mereka bertepuk tangan meriah dan bersorak dalam waktu yang panjang.

Mereka mengatakan bahwa pada malam hari, mereka akhirnya bisa tidur di tempat yang bersih dan kering. Mereka bisa tidur dengan nyenyak di atas tempat tidur lipat itu. Kita bisa membayangkan perasaan mereka dan menempatkan diri pada posisi mereka. Bayangkanlah kita harus tidur di atas lantai yang basah dan penuh dengan lumpur. Bagaimana kita bisa tidur nyenyak dan melewati hari-hari kita seperti itu? Dengan meletakkan tempat tidur lipat di atas lantai yang berlumpur, mereka dapat tidur di tempat yang kering dan bersih.

Hingga kini, di wilayah dataran rendah, air masih belum surut. Karena tidak bisa pergi ke mana pun, para warga terpaksa naik ke atap rumah. Bencana alam seperti ini telah menambah penderitaan para warga setempat. Untungnya, ada Bodhisatwa dunia yang mengantar tempat tidur lipat ke sana.

Sesungguhnya, awalnya tempat tidur lipat itu ingin kita berikan kepada rumah sakit setempat karena fasilitas rumah sakit di Haiti sangat sederhana. Karena merasa tidak tega melihatnya, kita lalu mengirimkan satu peti kemas tempat tidur lipat untuk diberikan kepada rumah sakit di Haiti. Kebetulan, kini bangunan rumah sakit itu mengalami kerusakan parah hingga tak layak digunakan lagi. Mereka juga telah mulai merencanakan proyek renovasi sederhana bagi rumah sakit itu.

Karena itu, kita segera memberikan tempat tidur lipat tersebut kepada para korban bencana banjir. Kita bisa melihat kegembiraan mereka saat menerima tempat tidur lipat kita. Berhubung belum pernah menerima barang bantuan seperti itu, mereka memberikan tepuk tangan yang sangat meriah, bersorak riang, dan sangat gembira. Melihat kondisi mereka, kita yang berada di Taiwan haruslah lebih menghargai berkah. Kita harus bersumbangsih dengan hati yang tulus.

Kita juga bisa melihat para pengungsi Suriah di Turki. Pikiran manusia yang tidak selaras telah mengakibatkan bencana akibat ulah manusia sehingga membuat banyak orang harus mengungsi. Sesungguhnya, para pengungsi itu adalah orang-orang yang berpendidikan dan berkedudukan tinggi. Karena kondisi negara yang tidak stabil, mereka terpaksa mengungsi ke Turki. Karena itu, kini insan Tzu Chi berusaha segenap hati dan tenaga untuk membantu mereka.

Kita juga bisa melihat seorang relawan cilik berusia 11 tahun yang sangat menggemaskan. Dia juga turut membantu memindahkan barang bantuan. Dia sungguh menggemaskan. Meski para pengungsi dari Suriah tengah dilanda bencana akibat ulah manusia, tetapi kita bisa melihat sumbangsih penuh cinta kasih dan kehangatan dari begitu banyak orang. Saya sangat tersentuh dan bersyukur melihatnya.

Bodhisatwa sekalian, kita harus mengembangkan kekuatan cinta kasih untuk terus bersumbangsih dengan langkah yang mantap. Di dunia ini terdapat banyak bencana. Sungguh, kini kita sangat membutuhkan aliran jernih dan kekuatan penuh cinta kasih. Untuk itu, kita harus lebih bersungguh hati.

 

Alam memberikan peringatan lewat berbagai bencana

Masuk ke lokasi bencana untuk membantu para korban

Membagikan barang bantuan kepada orang yang sakit dan hidup kekurangan

Mengembangkan kekuatan cinta kasih universal

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 November 2014

 

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -