Membawa Ketenangan Batin dan Melindungi Bumi
“Master Cheng Yen berkata, ‘Mayoritas warga Tacloban adalah umat Katolik. Mereka membutuhkan sandaran batin. Terutama pada saat dilanda bencana besar, yang penting bagi mereka.’ Master bertanya kepada saya, ‘Apakah dana yang kalian dapatkan cukup untuk pembangunan kembali? Kami akan membantu kalian menyelesaikan pembangunan kembali gereja’,” ucap Archbishop John Du, Uskup agung Provinsi Leyte, Filipina.
Kita bisa melihat Gereja Santo Nino di Filipina. Terjangan Topan Haiyan pada tanggal 8 November tahun lalu telah menimbulkan kerusakan yang parah pada gereja tersebut. Saat itu, kita juga berharap dapat segera memperbaiki gereja itu. Kita juga menyampaikan kepada pihak gereja untuk segera membuka kembali gereja. Kita meminta mereka untuk mengumpukan dana dan orang semampu mereka. Tzu Chi juga akan berusaha untuk membantu mereka. Pastor pun mulai menggalang dana dengan sepenuh hati.
Hingga sekitar dua bulan yang lalu, beliau datang ke Griya Jing Si bersama insan Tzu Chi. Beliau berkata bahwa beliau telah berusaha maksimal untuk menggalang dana, tetapi dana yang terkumpul masih tidak cukup. Karena itu, saya bertanya kepada beliau, “Kapan Anda ingin membuka kembali gereja?” Beliau menjawab bahwa beliau berharap dapat membuka kembali gereja sebelum Natal agar mereka dapat mengadakan misa di gereja. Setelah mendengarnya, saya meminta insan Tzu Chi Filipina untuk berusaha membantu mereka agar mereka dapat mengadakan misa saat Natal. Kemarin, kita bisa melihat gereja yang agung itu telah dibuka kembali. Selain itu, mereka juga bisa mengadakan misa di gereja. Berkat kekuatan cinta kasih, para warga dapat kembali berdoa, mengadakan misa, dan menenangkan batin mereka di gereja.
Agama dapat menenangkan batin manusia. Dengan memiliki keyakinan benar, kehidupan kita tidak akan berantakan. Jadi, memiliki keyakinan benar sangat penting bagi setiap warga untuk dapat menenangkan hati sehingga masyarakat menjadi lebih damai. Terlebih lagi, pascabencana, setiap orang membutuhkan kesempatan untuk mengintrospeksi diri dan tempat untuk bertobat. Setiap orang harus mengintrospeksi diri, bertobat atas kesalahan di masa lalu, dan berdoa dengan hati yang paling tulus demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Ini sangatlah penting.
Kita juga bisa melihat Relawan Huang di Tainan. Dahulu, dia setiap hari bermabuk-mabukan hingga pukul 3 atau 4 subuh, baru kembali ke rumah. pada malam hari. “saya memang sibuk dengan hal-hal yang tidak baik. Pada saat seperti ini, saya baru selesai minum dan akan kembali ke rumah, sedangkan kini saya sudah bangun tidur dan keluar untuk mengumpulkan botol-botol,” ucap relawan Tzu Chi, Huang Xi-lin.
Perbedaannya ada di sini. Kini, dia keluar pagi-pagi dengan mengemudikan truk daur ulang dan berkeliling untuk mengumpulkan botol-botol kaca. Dia telah mengubah kehidupannya. Dahulu, dia adalah orang yang gemar minum alkohol dan membuang botol-botol kaca. Kini dia mengumpulkan botol-botol kaca. Setiap hari, botol kaca yang terkumpul bisa mencapai 1,5 ton. Bayangkan, berarti dalam sebulan, puluhan ton botol kaca dapat terkumpul. Tidak ada orang yang menginginkannya. Dia berkata bahwa dahulu dia merasa bahwa alkohol rasanya manis dan sangat nikmat. Dia sulit melewati hari tanpa alkohol dan daging. Namun, kini, saat mengumpulkan botol-botol, dia berkata, “Oh, mengapa baunya begitu tidak sedap dan asam? Mengapa jauh berbeda dengan dahulu?”
Kini, dia melewati setiap hari dengan penuh kesadaran. Setiap hari dia bersumbangsih demi masyarakat, demi komunitas, dan demi bumi ini. Dia bersumbangsih tanpa pamrih dan merasa sukacita. Dahulu, dia selalu dimarahi oleh istrinya dan diremehkan oleh anak-anaknya. Namun, kini setiap orang memuji dirinya. Singkat kata, hidup di dunia ini, lebih baik menjadi orang yang dapat diandalkan oleh orang lain daripada hanya mengandalkan orang lain dan selalu dikritik. Kehidupan seperti apa yang akan kita pilih? Jadi, kita harus lebih bersungguh hati untuk menyerap Dharma ke dalam hati dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang disebut benar-benar hidup.
Kita juga bisa melihat kegiatan daur ulang di Pingtung. Saya memberi tahu insan Tzu Chi Pingtung bahwa mereka adalah yang pertama kali menggalakkan konsep “bersih dari sumbernya”. Wali kota setempat telah bertekad. Beliau dengan penuh keberanian menyampaikan dukungan ini kepada para lurah. Awalnya, para lurah juga khawatir bahwa kegiatan daur ulang Tzu Chi akan memengaruhi pendapatan para pemulung dan menimbulkan perlawanan. Tak disangka, setelah kerja sama dengan Tzu Chi berjalan, insan Tzu Chi juga memberikan bimbingan pemilahan barang daur ulang kepada para warga sehingga setiap keluarga juga menyambut baik. Karena itu, kini barang daur ulang yang dikumpulkan oleh para pemulung tidak berkurang, malah semakin bertambah.
Selain itu, barang daur ulang yang terkumpul juga sangat bersih. Jumlah barang daur ulang yang dikumpulkan oleh insan Tzu Chi di posko daur ulang hanya sekitar 10 persen dari jumlah yang dikumpulkan oleh truk keliling yang ditugaskan pemerintah untuk mengumpulkan barang daur ulang. Ini adalah laporan statistik yang pertama. Dahulu, ada orang yang khawatir jika insan Tzu Chi mendirikan posko daur ulang dan melakukan kegiatan daur ulang di sini, maka akan memengaruhi pendapatan pihak lain. Dari laporan statistik selama 9 bulan ini, kita bisa melihat bahwa hal ini tidak terjadi.
Tujuan insan Tzu Chi melakukan daur ulang berbeda dengan pihak lain. Kebanyakan pihak tidak mengumpulkan botol-botol kaca. Mereka hanya mengumpulkan botol-botol plastik dan kertas yang nilai jualnya lebih tinggi. Ini karena mereka mengumpulkan barang daur ulang dengan tujuan mendapatkan uang, sedangkan insan Tzu Chi melakukannya demi menghargai sumber daya alam dan mengasihi bumi. Saat menyosialisasikan daur ulang di komunitas seperti ini, kita juga bisa menemukan orang yang membutuhkan bantuan kita. Dalam interaksi antarmanusia, insan Tzu Chi sungguh telah menerapkan konsep “bersih dari sumbernya”. Saya sangat bersyukur melihat para lurah yang sangat bekerja sama.
Singkat kata, kekuatan cinta kasih tidak dapat terbangkitkan jika orang-orang tidak memahami kebenaran. Jika semua orang dapat memahami bahwa daur ulang sangat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat melindungi bumi, bukankah ini sangat baik? Jadi, saya berkata bahwa insan Tzu Chi Pingtung telah berhasil menerapkan konsep menjaga kebersihan mulai dari sumbernya. Ini sungguh membuat orang tersentuh.
Membantu pembangunan kembali gereja untuk menenangkan hati warga
Tiada jarak antarmanusia meski berbeda agama
Kehidupan yang penuh kesadaran membawa sukacita
Kegiatan daur ulang dapat menyucikan hati dan membuat warga semakin rukun
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina