Membentangkan Jalan Bodhisatwa dengan Ketulusan, Rasa Hormat, dan Cinta Kasih

Kita sungguh harus berterima kasih atas kemajuan teknologi di masa kini sehingga kita bisa bertemu dengan mudah. Jadi, kita harus mengggenggam setiap waktu dengan baik. Semakin tua usia saya, saya semakin teringat pada orang-orang di dunia yang berjodoh dengan saya dan orang-orang yang membangkitkan tekad dan membangun ikrar. Karena memiliki jalinan jodoh dan tekad, kita bisa saling bertemu. Dengan memiliki tekad yang sama, kita bisa bertindak secara nyata dan hati kita bisa semakin dekat.

Di setiap kantor Tzu Chi, semua insan Tzu Chi dapat mendengar ceramah pagi. Untuk mendengar ceramah pagi, kalian juga harus memiliki tekad dan kegigihan karena pagi-pagi sudah harus melakukan telekonferensi dengan saya. Saya sering mendengar relawan berkata, ketika cuaca sangat dingin, mereka selalu ingin tidur lebih lama. Namun, begitu terlintas dalam pikiran mereka bahwa saya sudah bangun untuk bersiap memberikan ceramah, mereka pun segera bangun dan berangkat untuk mendengar ceramah pagi. Setelah mendengar ceramah pagi, mereka merasa memiliki lebih banyak waktu setiap hari. Itu karena jika tidur larut malam, mereka hanya membuang-buang waktu di malam hari. Namun, jika tidur lebih awal, mereka juga bisa bangun lebih pagi. Dua jam di pagi hari dapat digunakan untuk hal yang bermakna.

Selain mengikuti kebaktian pagi, mereka juga bisa mendengar ceramah saya. Mereka memulai hari dengan memenuhi hati dengan sumsum Dharma. Jadi, di hari itu, mereka dapat menghadapi setiap orang dan masalah dengan harmonis. Karena itu, mereka berkata bahwa mendengar ceramah pagi bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Dengan mendengar ceramah pagi, mereka dapat memulai hari baru dengan hati yang penuh dengan Dharma sehingga mereka dapat mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Mempraktikkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari adalah hal terpenting dalam mempelajari ajaran Buddha.

Di zaman sekarang ini, teknologi sudah sangat maju. Karena itu, asalkan memiliki niat, maka tidak sulit bagi kita untuk mempelajari Dharma. Di zaman dahulu, mereka yang ingin belajar Dharma harus menempuh perjalanan jauh. Sulit bagi orang pada zaman dahulu untuk dapat mempelajari Dharma. Sebaliknya, di zaman sekarang, semuanya lebih mudah, tetapi banyak orang malah hanya memohon berkah.  Sesungguhnya, penderitaan hidup manusia disebabkan oleh keinginan yang tidak tercapai. Jadi, kita jangan hanya memohon berkah. Kita harus mencari ke dalam batin sendiri. Jadi, yang paling penting, kita harus memahami prinsip kebenaran dan hukum karma.

Dalam hubungan antarsesama, jika hari ini kita membantu orang lain dengan cinta kasih, maka di kemudian hari, kita akan memperoleh balasan yang baik. Jadi, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Semua ajaran kebenaran memiliki prinsip yang sama. Perbedaannya hanya terletak pada tingkat kedalamannya. Prinsip yang sederhana dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan prinsip yang dalam berhubungan dengan tujuan hidup kita dan hukum sebab akibat. Karma dan jalinan jodoh  yang kita ciptakan di kehidupan ini akan menentukan kehidupan kita di masa yang akan datang. Setelah memahami hukum karma, kita sebagai praktisi Buddhis harus mawas diri dan tulus dalam setiap perbuatan.

Dalam melatih diri baik di Jalan Bodhisatwa maupun dalam kehidupan sehari-hari, selamanya kita tidak boleh mundur. Sebaliknya, kita harus melangkah maju. Jadi, kita harus menggenggam niat baik yang timbul seketika dan mempertahankannya hingga selamanya. Ketika jalinan jodoh matang, kita harus menggenggamnya dengan baik. Asalkan kalian memiliki tekad, maka yang perlu kalian lakukan adalah mengasihi orang-orang yang saya kasihi dan melakukan hal yang ingin saya lakukan. Hanya semudah itu. Kalian juga harus lebih banyak mendengar Dharma. Setiap hari, saya membahas masalah-masalah di dunia untuk menginspirasi orang-orang di seluruh dunia dan membimbing setiap orang untuk menggarap ladang batin sendiri. Setelah menggarap ladang batin, kita juga harus menabur benih kebajikan di atasnya. Benih kebajikan ini adalah Dharma. Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati, baru bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Usia kehidupan kita terus berkurang dari hari ke hari. Namun, dengan mempelajari Dharma, jiwa kebijaksanaan kita dapat bertumbuh. Jadi, setiap ajaran baik harus kita ingat di dalam hati agar jiwa kebijaksanaan kita bertumbuh. Selain itu, kita juga harus terus memakan banyak makanan spiritual agar jiwa kebijaksanaan kita bisa tumbuh dengan sehat dan kuat. Dengan membangkitkan tekad, kita akan memiliki kekuatan untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Untuk mempraktikkan Dharma,kita harus terjun ke tengah masyarakat.

Saya sering berkata bahwa mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di masyarakat. Kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk berbaur dengan sesama. Di tengah umat manusia yang rumit, kita bersumbangsih tanpa pamrih dan batin kita tidak terpengaruh masyarakat. Inilah mazhab Tzu Chi, yakni mempraktikkan Jalan Bodhisatwa di masyarakat. Kita harus terjun ke tengah umat manusia. Jadi, ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran. Kita harus menerima ajaran Jing Si. Semua praktisi di Griya Jing Si bersumbangsih bagi dunia ini. Kita berharap semua orang di duni bisa menjadi satu keluarga dan setiap orang bisa mempraktikkan ajaran Buddha di dalam kehidupan sehari-hari.

Sesungguhnya, Sutra adalah sebuah jalan yang harus kita tapaki. Sutra menunjukkan jalan, dan jalan harus dipraktikkan. Kita harus membentangkan jalan yang rata di dalam hati. Dengan meratakan jalan di dalam hati, kita baru dapat melakukan praktik nyata untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Inilah yang sering saya katakan. Semoga ajaran Jing Si bisa bagaikan air jernih yang dapat membasahi jiwa kebijaksanaan setiap orang sehingga benih kebajikan dapat bertumbuh, sedangkan mazhab Tzu Chi bagaikan sebidang lahan luas yang menyimpan banyak permata Dharma.

Saya berharap semua insan Tzu Chi dapat memperlakukan semua orang dengan tulus karena semua orang adalah Bodhisatwa. Singkat kata, semoga kita semua memiliki pengetahuan dan pandangan benar dan tidak kehilangan arah. Semoga kalian selalu mengingat ajaran Jing Si di dalam hati dan pikiran dan menjalankan mazhab Tzu Chi selangkah demi selangkah sehingga kalian bisa memasuki Jalan Bodhisatwa. Inilah harapan saya kepada kalian.

 

Menggenggam jalinan jodoh dan tekad untuk mempraktikkan ajaran Buddha secara nyata

Mampu menghadapi masalah dengan harmonis berkat Dharma yang dipelajari

Mazhab Tzu Chi  bagaikan sebidang lahan yang luas

Membentangkan Jalan Bodhisatwa di dunia dengan ketulusan, rasa hormat, dan cinta kasih

 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita

Ditayangkan tanggal 18 Juli 2014.

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -