Memberi Bantuan dengan Tulus dan Menciptakan Keharmonisan

Dunia ini penuh dengan penderitaan. Kita hendaknya senantiasa bermawas diri, berhati tulus, dan saling memperhatikan dengan cinta kasih berkesadaran karena di seluruh dunia, terdapat banyak orang yang menderita.

Di Yunani terdapat sebuah pulau yang bisa menampung 3.000 pengungsi. Namun, ada lebih dari 10.000 pengungsi yang berdesak-desakan di sana.

“Eropa menutup perbatasan dengan Yunani dan Yunani juga menutup perbatasan di pulaunya sehingga pengungsi terperangkap di sini,” kata Pejabat Pulau Lesbos.

“Untuk mandi, menggunakan kamar kecil, dan mengambil makanan harus mengantre. Setiap hari, untuk mengantre saja, saya menghabiskan waktu 8 jam,” kata Pengungsi Afganistan.

“Lihatlah para demonstran di sini. Lihatlah di sana, ada kebakaran. Ada kebakaran besar dan ada yang tewas. Tolonglah, biarkan orang-orang ini pergi,” kata Pengungsi lainnya.


Inilah bencana akibat ulah manusia. Orang-orang yang mengungsi sangat tegang dan menderita. Mereka terus melarikan diri. Dalam proses mengungsi, sebagian orang yang terbebas dari bahaya bencana akibat ulah manusia tetap tidak bisa menghindari penderitaan dalam proses mengungsi.

Ada sebagian keluarga yang berhasil mengungsi ke tempat tujuan, tetapi meninggal dunia setelah tiba. Kita bisa melihat penderitaan banyak pengungsi. Mereka sungguh sangat menderita. Inilah yang terjadi sekarang.

Meski berada jauh dari kita, tetapi semua orang hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Karena itu, kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Setitik api saja bisa menghanguskan sehamparan hutan. Selain pohon-pohon yang terbakar, sumber air bumi juga bisa kering.

Di dunia ini, ada banyak bencana yang ditimbulkan oleh manusia. Penebangan pohon dan eksploitasi sumber daya alam telah menimbulkan bencana besar. Ada pula yang semula tidak ada apa-apa, tetapi saat beberapa orang berkumpul, timbul konflik karena emosi masing-masing yang mengakibatkan konflik antarras dan pergolakan masyarakat sehingga terjadilah bencana akibat ulah manusia.

Warga Zimbabwe juga tengah dilanda penderitaan. Karena tidak turun hujan, terjadi kekeringan dan orang-orang tak bisa bercocok tanam. Ini merupakan siklus yang buruk yang membuat pikiran manusia semakin kacau. Warga kurang mampu di sana tidak dapat menerima barang bantuan, inilah yang kita lihat beberapa hari ini. Di sana terjadi banyak insiden.


Kita juga melihat di Haiti, terjadi perampokan dan perselisihan antara polisi dan warga. Di seluruh Port-au-Prince, terjadi banyak kekacauan, kebakaran, dan lain-lain. Saya segera menanyakan kondisi kantor perwakilan kita di sana. Saya mendengar bahwa kondisi kantor kita baik-baik saja karena warga tahu bahwa kantor kita selalu memberikan bantuan pada mereka. Jadi, meski kehilangan akal, di dalam hati mereka tetap ada kebajikan.

Kita tidak pernah ikut campur dalam urusan politik ataupun mengganggu mereka. Selama ini, kita tulus memberikan bantuan. Kita sungguh-sungguh bersumbangsih bagi warga kurang mampu. Banyak orang yang kekurangan, tetapi mereka sangat pengertian. Mereka tahu bahwa Tzu Chi menolong orang-orang yang lebih kekurangan dari mereka. Sesungguhnya, hati mereka sangat murni, tetapi mereka sungguh sangat kekurangan. Saya sangat berharap pemerintah dan organisasi internasional dapat memberikan bantuan secara adil di sana.

Singkat kata, banyak masalah yang ditimbulkan oleh manusia. Saat menjangkau mereka dengan cinta kasih yang tulus, kita bisa melihat bahwa mereka sangat gembira. Di lokasi pembagian bantuan kita, mereka selalu berinisiatif mengantre dan sangat tertib. Meski di luar lokasi pembagian bantuan sangat kacau, tetapi saat datang, mereka secara alami menjadi tenang dan harmonis. Yang ada di dalam hati mereka ialah rasa syukur. Pembagian bantuan berjalan lancar.


Saat hati kita tenang, secara alami, hidup kita akan damai. Saat kedamaian tercipta di mana-mana, dunia ini akan menjadi tanah suci yang tidak ternoda. Intinya, hidup manusia penuh penderitaan. Relawan Tzu Chi merupakan Bodhisattva dunia. Kita hendaknya bersyukur berkat himpunan kekuatan sesama relawan Tzu Chi, kita bisa memandang luas ke seluruh dunia serta saling mendampingi dan bekerja sama untuk menciptakan pahala sebagai Bodhisattva dunia meski tidak tamak akan pahala.

Setelah kita bersumbangsih dan orang lain memperoleh manfaat, kita dipenuhi sukacita. Inilah pahala yang kita peroleh. Berhubung sulit untuk terlahir sebagai manusia, maka saat kita melakukan hal yang bermanfaat bagi sesama, kita tentu harus bersyukur. Jadi, kita harus bersyukur kepada sesama manusia dan alam.

Meski pengaruh kita kecil, kita tetap harus terus berusaha untuk menginspirasi sesama. Dengan demikian, kita dapat menentukan arah pelatihan diri kita dan menciptakan ketenteraman bagi dunia. Satu orang bisa memengaruhi satu keluarga, satu keluarga bisa memengaruhi satu komunitas, dan komunitas demi komunitas dapat memengaruhi masyarakat. Partisipasi setiap orang dibutuhkan dalam hal ini. Jadi, mari kita senantiasa bersungguh hati.


Masalah di dunia tidak habis diceritakan

Mendampingi dengan tulus dan menciptakan keharmonisan

Bersukacita melihat orang lain tertolong

Membangkitkan kebajikan di dalam hati dan berbuat baik bersama


Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Oktober 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

 

 

Ditayangkan tanggal 4 Oktober 2019

 

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -