Membina Kehidupan yang Bijaksana

 

Setiap insan Tzu Chi memiliki kemampuan dan potensi dalam bersumbangsih. Hanya saja, kita berdedikasi di waktu dan ruang yang berbeda serta dalam lingkungan manusia yang berbeda pula. Jadi, kita harus bisa beradaptasi dengan masyarakat masa kini. Karena itulah, insan Tzu Chi dibagi ke dalam banyak tim fungsional. Contohnya, tim relawan ladang berkah. Benar. Kita memerlukan relawan ladang berkah. Tanpa mereka, Aula Jing Si tidak bisa begitu bersih. Relawan ladang berkahlah yang membuat kita bisa menikmati lingkungan yang bersih. Inilah ladang pelatihan diri.

Ladang pelatihan harus bersih tanpa noda. menunjukkan kondisi batin kita yang jernih dan tak ternoda. Inilah tempat untuk mempelajari ajaran Buddha. Jadi, peran relawan ladang berkah sangat penting. Tujuan kita membagi tim fungsional adalah agar setiap orang bisa berfokus mengemban tanggung jawab. Sesungguhnya, setiap orang harus memahami semangat 4 in 1 dan Delapan Jejak Dharma. Itu karena semangat 4 in 1 dan Delapan Jejak Dharma harus diselami setiap insan Tzu Chi.

Sebagai insan Tzu Chi, kalian harus mengemban semangat 4 in 1 dan Delapan Jejak Dharma. Empat puluh sembilan tahun lalu, saya mendirikan Tzu Chi hanya dengan mengandalkan enam kata dan dua kalimat dari Kakek Guru, yakni demi agama Buddha, demi semua makhluk. Saat itu, kita pun mulai menjalankan misi amal. Tujuan kita sangat sederhana, yakni untuk melenyapkan  penderitaan semua makhluk. Selain itu, dalam menjalankan pelatihan diri, kita harus terjun ke tengah umat manusia. Inilah cara untuk menempa diri. Jika kita tidak terjun ke tengah umat manusia untuk melatih diri, maka kita selamanya tidak akan bisa mencapai kebuddhaan.

Dahulu, melihat ekspresi tidak baik orang lain saja kita mungkin merasa marah. Kini, meski orang lain menuding ke arah kita dan memarahi kita, kita tetap tenang seakan tak ada masalah. Jika ingin terlepas dari noda batin, kita harus melatih diri di tengah umat manusia. Itu bagaikan menempa besi. Kita harus terus memasukkannya ke dalam api agar dapat dibentuk. Jadi, melatih diri bagai menempa besi. Jadi, untuk benar-benar melatih diri, kita harus berusaha agar di tengah masyarakat, kita tetap tak terpengaruh keburukan orang lain. Inilah pelatihan diri yang sesungguhnya. Jika dahulu tabiat kita kurang baik, maka kita harus berubah. Janganlah memaksakan kehendak atau pandangan.

Dalam perjalanan kali ini, saya sengaja datang kemari untuk melakukan perubahan besar.  Kalian semua juga setuju untuk melakukan perubahan. Sesungguhnya, tidak sulit untuk mengubah tempat ini atau mengganti peralatan yang ada di sini. Yang paling saya khawatirkan adalah sifat orang-orang yang sulit diubah. Temperamen, sifat, pikiran, tabiat, dan kondisi batin kita sangat sulit untuk diubah. Jika kita sendiri tidak mempunyai kesadaran, maka sungguh sulit untuk mengubahnya. Saya sangat berterima kasih dan mengasihi kalian semua. Saya tak sampai hati meninggalkan seorang pun dari kalian.  Saya berharap semua murid saya bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Beberapa tahun lalu, saya memberi tahu kalian bahwa melihat dedikasi kalian di Tzu Chi, saya sangat berterima kasih kepada kalian. Bagaimana cara saya membalas budi kalian? Satu-satunya yang bisa saya lakukan adalah membantu kalian menumbuhkan jiwa kebijaksanaan lewat pembabaran Dharma. Kalian ingin mendengar Dharma, maka saya harus membabarkannya. Jadi, saya tidak boleh asal-asalan. Saya harus berceramah dengan sepenuh hati. Dalam perjalanan kali ini, saya juga menyiapkan bahan ceramah. Jika tidak, saat kembali ke Hualien, sehingga terlalu lelah dan tidak sempat menyiapkan ceramah. Jadi, saya juga sangat bekerja keras. Apakah kalian ada memikirkan untuk apa saya begitu bekerja keras?

Saya berharap murid-murid saya bisa meningkatkan jiwa kebijaksanaan. Kita sudah terlahir ke dunia ini, bolehkah menyia-nyiakannya dengan tidak memahami Dharma? Kalian sudah banyak bersumbangsih, bolehkah kalian membuang kesempatan untuk menyelami Dharma? Jadi, kita harus memahami Dharma. Kini kalian tengah menapaki Jalan Bodhisatwa. Selama puluhan tahun ini, kalian terus menapaki Jalan Bodhisatwa. Dengan mempelajari ajaran Buddha, kalian bisa merasa tenang karena yakin bahwa jalan yang dijalankan selama ini adalah benar-benar Jalan Bodhisatwa. Kita tidak hanya mengembangkan berkah tanpa membina kebijaksanaan.

Kita telah mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Dengan mempelajari Dharma, kalian akan menyadari, “Dengan berdedikasi di tengah umat manusia, saya bisa melatih diri dan tidak akan terpengaruh oleh orang lain. Akar keyakinan saya sangat dalam. Terhadap orang, masalah, dan materi, Saya memiliki pemahaman yang jelas. Saya tidak akan perhitungan dengan orang lain. Saya tidak akan menyimpan noda batin di dalam hati.” Inilah Bodhisatwa.

Jadi, sekarang saya sangat berharap pada insan Tzu Chi.  Tadi saya bertanya kepada kalian di tim fungsional mana kalian bersumbangsih.  Kali ini, saya ingin memberi tahu kalian bahwa kalian sendiri harus mengembangkan fungsi kalian. Ingatlah ucapan saya. Saya tidak berharap seorang pun dari kalian memutuskan jalinan jodoh dengan sesama. Kita harus senantiasa mengingat hukum sebab akibat.  Jika di kehidupan ini kita tidak menjalin jodoh baik dengan orang lain atau di awal kita ada menjalin jodoh baik, tetapi kita berhenti di tengah jalan, maka di kehidupan mendatang, kita akan diliputi oleh noda batin yang tebal dan mungkin bertemu banyak jalinan jodoh buruk. Kita tidak tahu. Karena itu, saya berharap kalian bisa terus-menerus menjalin jodoh baik. 

Kita juga harus menyakini hukum karma. Jadi, saya berharap dalam tim fungsional apa pun, terlepas dari siapa penanggung jawabnya, kalian dapat berpartisipasi. kalian dapat berpartisipasi. Kita harus memperhitungkan mana yang belum kita kerjakan, bukan memperhitungkan mengapa kita harus mengerjakan begitu banyak. Dengan melakukannya, kita bisa menjalin jodoh baik dengan orang lain. Sebaliknya, jika kita tidak melakukannya, berarti kita memutus jalinan jodoh dengan orang lain. Kita harus memikirkan hal ini dengan jelas. Intinya, saya sangat berharap kita semua bisa bekerja sama dengan harmonis.

Ladang pelatihan kita sangat besar. Jika tempat ini tidak digunakan sebagai ladang pelatihan diri dan tempat untuk merekrut Bodhisatwa dunia, maka sungguh disayangkan. Ini berati juga menyia-nyiakan sumbangsih dari banyak orang. Kita harus membangkitan niat agar setiap tempat di sini bisa membabarkan Dharma dan setiap dinding bisa mengandung pelajaran sehingga setiap orang bisa menyerap Dharma di setiap tempat. Jadi, saya berharap kalian bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Tidak mudah bagi kita untuk terlahir ke dunia ini sebagai manusia. Kini, kita bertemu dengan Tzu Chi dan bisa membersihkan noda batin masa lalu dengan Dharma. Dharma yang bagaikan air bisa membersihkan kekeruhan dan mengurangi noda batin kita.

Selain itu, kita harus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, pertama kita harus memahami Empat Kebenaran Mulia. Kedua, kita harus memahami hukum karma. Ketiga, kita harus mempraktikkan Enam Paramita dan puluhan ribu praktik. Yang terakhir, kita harus berdedikasi di tengah umat manusia dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Di dalam Sutra Bunga Teratai, ada dibahas tentang “tiga kereta”, yakni kereta kambing, kereta rusa, dan kereta lembu. Saya berharap setiap orang benar-benar bisa "mengangkut" lebih banyak orang dengan "kereta lembu". Inilah yang terus saya katakan kepada kalian. Kebetulan, saya tengah membabarkan Sutra hingga bagian ini. Jadi, saya ingin mengatakan kepada kalian agar mengubah kehidupan awam menjadi kehidupan yang bijaksana.

Kita harus menumbuhkan kebijaksanaan. Janganlah hanya berkutat pada pengetahuan. Pengetahuan tidak sama dengan kebijaksanaan. Meski memiliki pengetahuan dan kepintaran, pikiran masih bisa dipenuhi noda batin. Jika hanya memiliki pengetahuan dan kepintaran, kita tetap akan memiliki pikiran buruk. Namun, dengan memiliki jiwa kebijaksanaan, hati kita akan sangat bersih dan tidak ternoda. Kita mempunyai aula Jing Si di sini. Saya berharap setiap orang bisa lebih giat mempelajari Dharma. Untuk dapat menjernihkan hati manusia, kita harus memanfaatkan ruang, hubungan antarmanusia, dan waktu yang ada saat ini untuk giat berdedikasi.

 

Mengemban semangat 4 in 1 dan Delapan Jejak Dharma

Mengingat nasihat Master Yin Shun dan membangkitkan Hati Buddha

Memiliki hati yang lapang dan pikiran yang murni dalam melatih diri

Mempraktikkan Catur-samgraha-vastu dan menapaki Jalan Bodhisatwa

 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni

Ditayangkan tanggal 6 Juli 2014.

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -