Memiliki Pikiran yang Lurus, Setiap Hari Adalah Hari Baik

 

Saya sungguh berterima kasih. Bertahun-tahun ini, kita terus berharap  ajaran Buddha dapat diterapkan di dunia dan orang-orang di dunia dapat menyerap Dharma ke dalam hati. Akhirnya, beberapa tahun belakangan ini, dari tahun ke tahun, hati manusia mulai terjernihkan dan tersadarkan. Semakin hari kita semakin melihat cahaya sejati Dharma menerangi dunia.

Di dalam Sutra Bunga Teratai ada diulas tentang zaman Dharma sejati, zaman kemiripan, dan zaman kemunduran Dharma. Pada zaman Buddha hidup, manusia bisa mendengar ajaran Buddha secara langsung. Setelah mendengarnya, mereka mempraktikkannya secara nyata dan melatih diri. Inilah praktisi yang sesungguhnya. Karena itu, banyak orang yang tersadarkan. Setelah Buddha parinirvana, zaman Dharma sejati masih bertahan selama beberapa waktu. Karena itu, banyak orang  yang melatih diri dan tersadarkan.

Seiring berjalannya waktu, manusia perlahan-lahan melupakan praktik ajaran yang benar sehingga zaman Dharma sejati mulai mengalami kemunduran. Selanjutnya, tibalah zaman kemiripan Dharma. Setelah Buddha parinirvana, ajaran Buddha mulai memudar dan berubah. Praktisi di masa itu melekat pada penampilan luar, bentuk, rupa, dan lain-lain. Akibatnya, perlahan-lahan manusia hanya tahu memohon pahala sehingga keyakinan benar mulai memudar. Akibat keyakinan yang menyimpang, manusia menjadi hidup dalam kesesatan sehingga selalu berpikir bulan 7 Imlek adalah bulan yang tidak baik. Karena itu, banyak orang tidak berani mengadakan kegiatan di bulan 7 Imlek.

Namun, apakah kalian menyadari bahwa RS Tzu Chi Dalin dan RS Tzu Chi Hualien diresmikan pada bulan 7 Imlek? Dalam menjalankan berbagai misi Tzu Chi, kita tidak pernah memilih kapan adalah bulan baik, dan kapan waktu yang baik. Kita tidak seperti itu. Setiap bulan adalah bulan penuh berkah, setiap hari adalah hari baik. Jika memiliki pikiran yang benar, setiap saat adalah waktu yang baik.

Lebih dari 40 tahun yang lalu saat kita membangun Griya Jing Si, kontraktor bertanya kepada saya, “Master, apakah Anda sudah menentukan arah bangunan Griya Jing Si sesuai dengan kompas fengshui?” Saya bertanya, “Apa yang dimaksud kompas fengshui?” Dia menjawab, “Untuk menentukan arah yang baik.” Saya menjawab, “Arah geografis yang baik bergantung pada pikiran kita.” Selama saya merasa gembira melihatnya, maka itu adalah arah yang baik. Saya kembali berkata padanya, bangunan Griya Jing Si harus membelakangi  gunung dan menghadap jalan besar. Yang penting ada gunung sebagai sandaran.

Beberapa hari sebelum tanggal 24 bulan 3 Imlek, kontraktor berkata kepada saya, “Proyek pembangunan sudah hampir rampung. Saya akan menyerahkan bangunan ini kepada kalian. Master, setelah tempat ini dibersihkan, kapan kalian akan mengadakan abhiseka rupang? Saya tidak mengadakan abhiseka rupang. Saya tidak memiliki rupang Buddha, apa yang perlu di-abhiseka?” Dia kembali bertanya, “Kapan Master akan mengadakan upacara pembukaan?” Saya menjawab, “Pintu kami terbuka setiap hari. Anda cukup memberi tahu kami setelah proyek pembangunan rampung agar kami bisa membersihkan tempat ini.”

Setelah kami membersihkannya, keesokan harinya adalah tanggal 24 bulan 3 Imlek. Itulah hari pembukaan Griya Jing Si. Pagi-pagi hari itu, kita mulai mengadakan kebaktian pagi. Saat itu, sekitar 7 atau 8 insan Tzu Chi berkumpul bersama untuk melakukan retret. Sejak itu, kita tidak pernah memilih waktu, bulan, dan hari yang baik untuk mengadakan kegiatan. Saya berharap kita bisa mensosialisasikan keyakinan yang benar.

Ajaran Buddha adalah ajaran yang berlandaskan pada kebijaksanaan dan keyakinan benar. Janganlah kita terjebak dalam kepercayaan tradisional dan takhayul. Itu bisa membuat kita menderita. Jadi, kita jangan melekat pada kapan adalah waktu yang baik. Janganlah kita terintangi oleh hal itu. Sebaliknya, kita harus memiliki hati yang jernih dan keyakinan yang mendalam. Kita harus memiliki keyakinan yang dalam terhadap ajaran Buddha.

Buddha telah mengatakan dengan jelas kepada kita bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Namun, dalam jangka waktu yang panjang, hati kita telah diliputi oleh kekotoran batin. Untuk melenyapkan kekotoran batin, diperlukan waktu yang sangat panjang. Selama waktu yang sangat panjang ini, kita harus melatih diri di tempat yang penuh dengan kekeruhan. Setiap orang memiliki mimik wajah, nada bicara, respons, dan lain-lain yang berbeda-beda. Kita tahan untuk melatih diri di tengah semua itu. Inilah Jalan Bodhisatwa.

Menapaki Jalan Bodhisatwa bukan hal yang mudah. Hati kita tidak dapat dijernihkan dalam waktu sekejap. Kita membutuhkan waktu dari kehidupan ke kehidupan karena kehidupan manusia sangat singkat dan penuh penderitaan. Pada kehidupan ini, jika kita membangun tekad  dan ikrar untuk melatih diri dengan penuh kesungguhan hati, itu barulah sebuah langkah awal. Namun, manusia tidak dapat menentukan berapa lama kehidupan kita. Karena itu, kita harus segera memanfaatkan waktu untuk memperluas dan memperdalam makna hidup kita. Kita dapat memperluas dan memperdalam makna kehidupan sendiri. Setiap orang hendaknya giat melatih diri dan membuka pintu hati agar tidak terjerumus dalam penderitaan.

Kita bisa melihat di bulan 7 Imlek, insan Tzu Chi mensosialisasikan pola hidup vegetaris,  pengetahuan benar, keyakinan benar, mengajak warga untuk tidak membakar kerta sembahyang, tidak menyembelih ternak untuk dijadikan persembahan, dll. Ini bisa membantu mengurangi pembunuhan hewan, serta mengurangi polusi udara. Ini bisa membawa dampak baik yang sangat besar. Untuk mewujudkan dunia yang aman dan tenteram, setiap orang harus memiliki keyakinan benar dan pandangan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Saya berharap setiap orang bisa mempraktikkan Dharma secara nyata. Saya berharap setiap orang bisa menganggap setiap hari adalah hari baik dan setiap bulan adalah bulan baik. Paling baik jika setiap orang bisa terus bervegetaris. Inilah cara untuk mengasihi dunia ini. Apakah kalian bisa melakukannya? (Bisa) Melihat kalian begitu tekun dan bersemangat, saya merasa sangat gembira dan tenang.

 

Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan

Manusia hidup menderita akibat terjerumus oleh takhayul

Melenyapkan kekotoran batin dan menjalani pola hidup vegetaris

Memiliki pikiran yang lurus dan menganggap setiap hari adalah hari baik

 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita

Ditayangkan tanggal 15 Juli 2014.

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -