Mempelajari Semangat Mahayana dan Menapaki Jalan Bodhisatwa

Pada Tahun Baru ini, kita bisa melihat CEO Da Ai TV memimpin para kepala bagian dan staf Da Ai TV membersihkan setiap sudut stasiun televisi. Dengan sangat bersungguh hati, mereka mengelap, membersihkan, dan menyapu setiap sudut ruangan. Saya sungguh berterima kasih. Kita juga melihat sehari menjelang Tahun Baru, Kepala RS Chien dan wakil kepala RS dari RS Tzu Chi Taichung turun ke jalan-jalan untuk mengantarkan pakaian dan makanan hangat bagi para tunawisma. Kita juga melihat Kepala RS Chao, wakil kepala RS, para kepala departemen, dan sekitar 50 staf dari RS Tzu Chi Taipei bekerja sama membersihkan Aula Jing Si Xindian karena sebentar lagi kita akan mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun.

Terlebih lagi, Aula Jing Si adalah tempat untuk mewariskan ajaran Jing Si dan ajaran Buddha. Karena itu, Kepala RS Chao memanfaatkan kesempatan ini untuk membersihkan tempat pewarisan ajaran Jing Si bersama dengan wakil kepala RS, para kepala departemen, staf RS, dan relawan Tzu Chi. Mereka memanfaatkan waktu untuk melewati Tahun Baru dengan cara yang bermakna. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Setiap orang bekerja sama membersihkan Aula Jing Si yang akan segera dibuka agar kita dapat mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun di sana.

Kita juga melihat sebuah keluarga di Yunlin yang hidup kekurangan serta menderita penyakit. Sang suami dari keluarga itu menderita stroke. Selain harus merawat suaminya, sang istri juga harus menjaga dua orang anaknya yang menderita keterbelakangan mental. Karena tidak sempat membersihkan rumah, rumah itu menjadi sangat berantakan. Mengetahui hal itu, insan Tzu Chi bergerak untuk membantu membersihkan rumah. Insan Tzu Chi juga membantu memasang ranjang listrik, membersihkan seluruh rumah mereka, serta membantu memandikan sang suami. Dengan adanya ranjang listrik, sang suami bisa duduk di atas ranjang. Itu akan memudahkan sang istri untuk menjaganya karena sang istri juga sudah berusia lanjut.

Intinya, insan Tzu Chi memanfaatkan liburan selama Tahun Baru untuk membantu keluarga tersebut. Insan Tzu Chi tak hanya membersihkan rumah mereka, tetapi juga memperbaiki pintu dan jendela rumah tersebut serta membantu memasang sebuah ranjang listrik. Semua itu bisa meringankan beban sang istri. Dalam kehidupan ini, bagaimana kita menggunakan waktu kita? Kita sungguh harus memikirkannya dengan baik. Jika hanya menghabiskan waktu untuk bersenang-senang atau menghadiri kegiatan liburan, maka adakalanya sungguh akan membawa bahaya bagi kita.

Kita bisa melihat saat perayaan Tahun Baru di Shanghai, ada banyak orang yang berkumpul di pantai. Namun, tanpa sebab yang diketahui dengan jelas, tiba-tiba terjadi kerusuhan yang membuat orang-orang saling menginjak. Insiden itu mengakibatkan setidaknya 36 orang meninggal dunia dan 47 orang mengalami luka-luka. Lihatlah, pada satu waktu yang sama, mengapa orang-orang memilih melakukan hal seperti itu? Sesungguhnya, mereka bisa memilih untuk mengembangkan cinta kasih dan welas asih untuk bersumbangsih guna meringankan penderitaan semua makhluk.

Semua itu bergantung pada bagaimana kita menggunakan waktu. Waktu yang dimiliki setiap orang tidak berbeda. Sejak masa tanpa awal, waktu tidak memiliki wujud dan bentuk. Di dalam sistem tata surya ini, matahari, Bumi, dan planet-planet lainnya, semuanya terus berevolusi dan berotasi. Untuk mengelilingi matahari sebanyak satu kali, waktu yang dibutuhkan oleh Bumi adalah satu tahun atau setara dengan 365 hari. Waktu dalam satu hari adalah 86.400 detik. Setiap detik terus berlalu tanpa kita sadari. Karena pergerakan segala sesuatu di alam semesta, kita memiliki satuan untuk mengukur waktu. Karena memiliki satuan dan ukuran, kita menyebutnya dengan "waktu". Kita sungguh harus memanfaatkan waktu. Namun, waktu tidak berbentuk dan berwujud. Bagaimana pun cara kita menggenggamnya, kita tetap tidak bisa menghentikannya karena ia tidak berbentuk dan berwujud. Meski demikian, kita tetap harus memanfaatkan waktu dengan baik. Artinya, kita harus tekun dan bersemangat. Kita tidak boleh bermalas-malasan dan membiarkan waktu berlalu sia-sia.

Seiring waktu berlalu, tubuh kita juga mengalami metabolisme dan terus mengalami penuaan. Ini menunjukkan bahwa waktu tidak menunggu orang. Kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi semua makhluk. Hingga kini, penyaluran bantuan di Malaysia masih terus berlanjut. Di beberapa tempat, air banjir masih belum surut, tetapi di beberapa tempat lain, air banjir sudah perlahan-lahan mulai surut. Di tempat yang airnya sudah surut, kita bisa melihat sampah yang berserakan di mana-mana. Selain itu, di salah satu wilayah, penyakit demam berdarah telah mulai mewabah. Di tempat yang basah, penyakit demam berdarah sangat mudah mewabah. Para relawan Tzu Chi masih terus bersumbangsih di sana. Selama semua makhluk belum terbebas dari penderitaan, Bodhisatwa tidak akan beristirahat. Kita juga mengerakkan anggota TIMA untuk mengadakan baksos kesehatan dan lain-lain. Kita juga menjalankan program bantuan lewat pemberian upah untuk membantu membersihkan sekolah agar anak-anak dapat kembali bersekolah.

Inilah cara insan Tzu Chi memanfaatkan waktu mereka. Kita harus memanfaatkan setiap waktu dengan baik untuk menjadi penyelamat bagi orang lain. Kita harus mengembangkan nilai kehidupan dan cinta kasih kita untuk menjadi orang yang bisa membantu sesama. Inilah semangat Mahayana. Dalam meneladani Buddha, kita harus memiliki semangat Mahayana dan menapaki jalan untuk menuju kesadaran. Kita harus memanfaatkan setiap detik untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa ini. Setelah mempelajari ajaran Buddha, kita harus menanam benih baik di dalam batin, terus menggarap ladang batin sendiri, dan mempraktikkannya lewat tindakan nyata. Kita harus terus bertindak secara nyata untuk menggarap ladang batin sendiri serta mengembangkan pengetahuan dan pandangan benar untuk memberi manfaat bagi semua makhluk. Ini barulah Jalan Bodhisatwa yang sesungguhnya dan kehidupan yang bernilai.

 

Lebih tekun dan bersemangat dalam menyambut Tahun Baru

Mengantarkan kehangatan untuk para tunawisma

Membantu membersihkan rumah warga yang hidup kekurangan

Mempelajari semangat Mahayana dan menapaki Jalan Bodhisatwa

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 Januari 2015

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -