Memperoleh Kedamaian Batin Lewat Berbakti dan Berbuat Baik

Kita bisa melihat pemandangan yang mengandung kebenaran dan penuh kebahagiaan. Kebahagiaan mereka juga adalah kebahagiaan saya. Kebahagiaan yang timbul dari ikatan batin ini barulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Lihatlah, bantuan beras cinta kasih dari Taiwan telah mulai dibagikan di beberapa wilayah pemukiman kumuh di Johannesburg. Tentu saja, pembagian bantuan beras Tzu Chi masih akan terus berlanjut. Lihatlah para warga setempat yang begitu gembira.

Ribuan karung beras telah tiba di sana. Dapat kita bayangkan berapa banyak orang yang datang menerima bantuan beras. Saat pintu truk dibuka, terlihat karung demi karung beras yang tersusun rapi. Para relawan kita segera membongkarnya dengan sangat tertib. Kini relawan lokal kita di sana sudah tidak sedikit. Di lokasi pembagian bantuan, relawan kita mengajari warga setempat cara memasak nasi sebelum membagikannya kepada mereka.

Berhubung orang yang datang sangat banyak, bagaimana relawan kita meminta para warga agar berbaris dengan rapi untuk menerima bantuan? Dengan penuh cinta kasih dan kebijaksanaan, insan Tzu Chi berbaris di luar lokasi untuk mengajak orang-orang melafalkan nama Buddha. Mereka melafalkan “Amitabha”. Mereka melafalkan nama Buddha dengan suara riang dan disertai dengan gerakan tubuh. Setiap orang merasa sangat gembira dan bisa menunggu dengan tenang. Pembagian bantuan Tzu Chi selalu berbeda dengan organisasi lain. Pembagian bantuan Tzu Chi selalu dipenuhi rasa hormat dan cinta kasih sehingga setiap penerima bantuan bisa merasa dihormati.

Selain itu, kita juga melihat setiap keluarga menerima bantuan dua karung beras. Dua karung beras seberat 40 kilogram. Lihatlah para wanita di sana sangat bertenaga. Sambil memanggul beras, mereka masih bisa berjalan sambil melompat. Mereka begitu senang dan gembira. Kebahagiaan bisa menular ke orang lain. Melihat mereka begitu gembira, kita juga turut merasa gembira. Saya tidak tahu kalian gembira atau tidak, saya sendiri merasa gembira. Melihat mereka bisa mencium keharuman nasi putih, kita turut merasa gembira. Ini karena biasanya kita selalu membina hati penuh cinta kasih. Cinta kasih dari Taiwan telah mengalir kepada warga di 9 negara. Inilah kekuatan cinta kasih. Asalkan memiliki cinta kasih di dalam hati, kehidupan kita akan berbeda. Berkah bukan hanya dimiliki oleh orang yang memiliki materi berlimpah. Orang yang hatinya penuh cinta kasih yang berlimpah adalah orang yang paling berada.

Orang yang hatinya penuh cinta kasih, orang yang mengasihi bumi, dan orang yang mengasihi umat manusia banyak terlihat di Taiwan. Kita juga melihat sekelompok Bodhisatwa daur ulang di Pingdong. Kegiatan daur ulang mereka dimulai sejak tanggal 30 Mei 1993. “Tahun itu, Master berkunjung ke kantor Tzu Chi Taichung. Kami menyewa bus untuk pergi ke sana. Saat dalam perjalanan pulang, seorang relawan berbagi bahwa Master tengah menggiatkan pelestarian lingkungan, tetapi kami yang berada di Pingdong belum melakukannya,” cerita seorang relawan Pingdong. Sejak itu, mereka mulai melakukan daur ulang. Melakukan daur ulang membutuhkan tempat. Di manakah tempat mereka? Mereka mulai melakukan daur ulang di bawah pohon besar. Baik di bawah sinar terik matahari maupun di tengah guyuran air hujan, mereka tetap mempertahankan tekad untuk melindungi bumi agar sampah-sampah yang tak terurai tak terus tertanam di dalam tanah karena lama-kelamaan bumi akan kesulitan bernapas. Demi melindungi bumi, menghemat energi, dan mengurangi emisi karbon, relawan kita memilah barang daur ulang hingga sangat bersih agar ia bisa diolah menjadi emas. Inilah yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi di Pingdong.

Dimulai dari di bawah pohon, samping rumah, dan lain-lain, mereka terus bersumbangsih. Selama lebih dari 20 tahun ini, kita melihat relawan daur ulang Tzu Chi terus bersumbangsih tanpa henti. Mereka juga terus mengajak warga di komunitas agar bergabung dengan mereka untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghemat penggunaan sumber daya alam. Botol plastik dapat didaur ulang menjadi selimut yang hangat agar orang-orang dari keluarga kurang mampu dapat menerima cinta kasih dari kita. Kegiatan daur ulang kita tak hanya bermanfaat bagi bumi, tetapi juga bisa mencurahkan cinta kasih tak terhingga bagi umat manusia. Melakukan daur ulang bisa membuat tubuh kita tetap sehat dan hati kita bebas dari kerisauan. Ini adalah hal yang sangat membahagiakan. Bisa bersumbangsih dan menciptakan berkah bagi dunia adalah berkah.

Kita juga melihat kirab tahunan Mazu. Selama bertahun-tahun ini, insan Tzu Chi bergerak untuk memungut sampah yang dibuang orang. Mereka mengikuti di belakang kirab tahunan Mazu untuk memungut sampah yang dibuang orang. Mereka juga mensosialisasikan pemilahan sampah dengan harapan sebelum sampah dibuang, orang-orang bisa memilahnya terlebih dahulu. Selain itu, selama beberapa hari ini, banyak orang yang menyediakan makanan dengan menggunakan mangkuk styrofoam atau gelas plastik. Relawan Tzu Chi berada di sana untuk menyediakan peralatan makan ramah lingkungan yang bisa dipakai kembali setelah dicuci. Beberapa tahun ini, kita telah mengurangi banyak volume sampah. Kita tidak bisa mengubah kepercayaan tradisional, tetapi kita bisa mengajak para penganutnya agar lebih bersungguh hati. Setelah mangkuk dicuci dan disterilkan, ia bisa digunakan kembali.

Inilah yang terus kita giatkan. Jika tidak, setiap tahun, saat ada kirab tahunan Mazu, entah berapa banyak sampah yang tercipta. Beberapa tahun ini, jumlah sampah sudah lebih berkurang. Kini, begitu rombongan kirab lewat, kita bisa melihat jalanan tetap sangat bersih karena relawan Tzu Chi terus mengikuti di belakang untuk menyapu dan membersihkan jalan. Inilah tindakan nyata yang dilakukan oleh insan Tzu Chi. Melihat itu, banyak orang yang merasa segan untuk membuang sampah. Karena itu, secara alami jumlah sampah menjadi berkurang. Setiap kirab tahunan Mazu di Dajia, insan Tzu Chi terus mensosialisasikan pelestarian lingkungan. Meski sudah ada perubahan positif, tetapi kita masih harus terus menggiatkannya. Ini membuat saya merasa bahwa daripada ikut serta dalam kirab, bukankah lebih baik kita melakukan kebaikan? Saya yakin Mazu akan lebih gembira melihat umatnya berbuat baik daripada mengikutinya di belakang.

Akhir kata, kita ingin mengajak semua orang untuk mengerahkan kekuatan cinta kasih, berbuat baik, dan berbakti. Kita berusaha untuk mensosialisasikan keyakinan benar. Baiklah. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Kita harus berusaha untuk menjangkau orang yang menderita akibat bencana dan kemiskinan. Inilah tujuan utama dari praktik keyakinan agama.


Membagikan bantuan berasa dan mengantarkan kehangatan

Menciptakan kehidupan yang bahagia dan mempertahankan kedamaian hati

Mensosialisasikan kegiatan daur ulang di berbagai kesempatan

Berbuat baik, berbakti, dan melindungi semua makhluk

 

Link Video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Mei 2014

Sumber: DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -