Mempraktikkan Catur-samgraha-vastu

Sungguh, melihat setiap orang begitu tekun dan bersemangat melatih diri, saya merasa sangat tenang dan bersukacita. Melihat setiap orang bisa menerima ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi, bersungguh hati, dan memiliki tekad pelatihan yang teguh, saya merasa sangat tenang dan bersyukur. Tzu Chi dapat berkembang hingga kini berkat himpunan cinta kasih dan kekuatan dari banyak orang. Mengenang lima hingga enam tahun yang lalu, Topan Morakot menimbulkan kerusakan besar di wilayah selatan Taiwan. Dengan semangat pasukan semut dan penuh kekuatan cinta kasih, insan Tzu Chi dari wilayah selatan hingga utara bersatu hati untuk bersumbangsih.

Saat wilayah selatan Taiwan dilanda banjir besar, banyak insan berbakat di wilayah utara Taiwan yang bergerak untuk menyalurkan bantuan. Bukan hanya anggota komite, anggota Tzu Cheng, dan para pengusaha, tetapi juga para cendekiawan, artis, perwakilan asing, dan lain-lain. Selama delapan hari, jumlah orang yang bergerak untuk membantu ada lebih dari 150.000 orang. Mereka menuju wilayah selatan Taiwan, termasuk Pingtung untuk membersihkan jalan dan lingkungan. Alat-alat berat didatangkan dari wilayah utara dan tengah Taiwan. Bendera Tzu Chi berkibar di setiap truk. Truk-truk yang melaju di jalan tol itu digunakan untuk membersihkan lingkungan.

Para staf medis dari enam RS Tzu Chi memberikan pelayanan medis secara bergilir. Saat itu, RS Tzu Chi Dalin bertanggung jawab sebagai tim tuan rumah. Mereka memberikan pelayanan medis pada malam hari. Di mana pun ada orang yang membutuhkan, mereka akan pergi ke sana. Setiap staf medis menggantungkan banyak kotak obat-obatan di tubuh mereka, baik di depan, di belakang, maupun di samping. Tubuh setiap orang dipenuhi kotak obat-obatan. Dari rumah ke rumah, mereka mengantarkan kotak obat. Sungguh, cinta kasih mereka sangat mengagumkan. Pemandangan seperti ini dilupakan oleh warga Taiwan dengan sangat cepat. Orang yang tidak melihatnya tidak memercayainya. Bahkan orang yang melihatnya pun sudah lupa. Namun, orang yang melakukannya masih mengingatnya dengan jelas. Mereka pernah mengalami salah satu bencana besar abad ini dan mendedikasikan diri secara langsung dalam penyaluran bantuan. Mereka bersumbangsih tanpa pamrih. Inilah Bodhisatwa dunia dan Buddha hidup. Buddha hidup ini tidak ternilai harganya.

Para Buddha hidup dan Bodhisatwa dunia selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Bagaimana sumbangsih mereka bisa dinilai dengan harga? Namun, saat mengenang masa lalu, saya yakin relawan yang turut berpartisipasi tetap akan merasakan sukacita. Kita bisa melihat pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Dalam jangka waktu 88 hari, kita merampungkan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Shanlin sehingga para korban bencana dapat pindah ke sana dan melewati Tahun Baru Imlek dengan tenang. Selain itu, saat para korban bencana pindah ke sana, perabot-perabot yang dibutuhkan sudah lengkap. Mereka cukup pindah ke sana dengan membawa pakaian mereka. Ranjang, selimut, dan lain-lain, semuanya telah kita sediakan.

Mengenang masa-masa itu, semua bisa dilakukan berkat sekelompok Bodhisatwa yang menghimpun kekuatan cinta kasih mereka. Saya sungguh tersentuh. Kini, saat mengenangnya kembali, saya masih sangat tersentuh. Saat bersumbangsih selama beberapa bulan itu, kita juga mengalami berbagai rintangan. Lagu Sepuluh Pedoman Hati juga saya tulis karena rintangan yang kita temui pada saat itu. Sungguh, pada masa sekarang ini, kita harus bisa membedakan yang benar dan salah. Di tengah penderitaan, kita harus mengembangkan cinta kasih dan welas asih agung.

Intinya, pada zaman modern ini, jika umat manusia tidak dapat bersatu hati dan tidak memiliki keyakinan yang teguh, maka begitu dilanda bencana, baik itu bencana akibat ulah manusia maupun bencana alam, masyarakat akan mudah terpecah belah. Jadi, kita harus memiliki keyakinan benar. Agar Taiwan aman dan tenteram, kita harus mengasihi Taiwan. Kita juga melihat festival lampion di Taichung. Insan Tzu Chi juga mendirikan titik daur ulang di sana untuk menyosialisasikan pemilahan barang daur ulang dan pentingnya pelestarian lingkungan demi keamanan dan ketenteraman bumi kita. Cinta kasih ini juga merupakan pendidikan.

Insan Tzu Chi terus berusaha dan tidak menyerah. Apa pun yang terjadi, insan Tzu Chi tetap mengemban misi Tzu Chi dan menyelami Dharma. Kita menggunakan Dharma untuk membasuh batin kita. Kita bisa mengembangkan filosofi penggunaan dana yang tepat sesuai posnya dan memberi bantuan berupa materi kepada orang yang membutuhkan. Jika Taiwan aman dan tenteram, maka kita juga bisa membantu warga negara lain. Inilah keindahan Taiwan di mata negara lain. Sungguh, Taiwan tidak memiliki permata lain kecuali kebajikan dan cinta kasih. Jika kebajikan dan cinta kasih hilang, maka itu akan sangat berbahaya. Taiwan hanyalah pulau kecil yang dikelilingi lautan yang luas.

Saya berharap setiap orang dapat mendoakan Taiwan dan menciptakan berkah bagi Taiwan. Mari kita kembangkan cinta kasih dan saling menyemangati dengan tutur kata yang penuh cinta kasih. Bukankah kita sudah mempelajari Catur-samgraha-vastu? Berdana, tindakan bermanfaat, tutur kata penuh cinta kasih, dan kebersamaan. Inilah yang disebut Catur-samgraha-vastu. Kita bersama-sama melakukan satu hal, yakni membawa manfaat bagi masyarakat. Dalam interaksi antarsesama, kita harus bertutur kata baik untuk membimbing semua makhluk. Kita harus menggunakan kekuatan batin dan fisik untuk berdana dan bersumbangsih. Orang yang memiliki uang menyumbangkan uang. Orang yang bertenaga menyumbangkan tenaga. Jika bisa demikian, barulah masyarakat kita bisa aman dan tenteram.

Kita bisa melihat tiga relawan perempuan. Mereka melakukan daur ulang di wilayah yang sangat luas. Untuk memindahkan barang yang berat, mereka memiringkannya dan memutarnya secara perlahan-lahan. Mereka bahkan bisa mengangkatnya ke atas truk. Lihatlah kekuatan cinta kasih mereka. Mereka bersumbangsih tanpa pamrih. Mereka sungguh mengagumkan. Namun, mengapa mereka yang begitu mengagumkan dan indah malah diabaikan?

Bodhisatwa sekalian, meski demikian, setiap orang memperoleh buah karmanya sendiri. Siapa yang melatih diri, maka dialah yang memperoleh pencapaian. Saya hanya berharap setiap orang dapat melapangkan hati dan memiliki keyakinan serta pemahaman mendalam. Tzu Chi telah berdiri selama hampir 50 tahun. Jadi, saya berharap setiap orang bisa yakin dan memahami Tzu Chi secara mendalam. Singkat kata, Bodhisatwa sekalian, kritikan apa pun yang kita dengar, kita harus menenangkan hati dan bersyukur. Banyak orang yang meski tidak memahami Tzu Chi, tetapi terus mengkritik Tzu Chi. Semoga setelah terus membicarakan Tzu Chi, lama-kelamaan mereka juga dapat memasukkan Tzu Chi ke dalam hati dan menyadari bahwa Tzu Chi bersumbangsih tanpa pamrih.

 

Bersama-sama mempraktikkan Catur-samgraha-vastu

Melindungi para warga dengan tekad yang tidak tergoyahkan

Staf misi kesehatan mengadakan baksos kesehatan dan menghimpun cinta kasih universal

Hati akan jernih dan terang jika memiliki keyakinan dan pemahaman

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 08 Maret 2015

 

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -