Mempraktikkan Empat Pikiran Tanpa Batas untuk Melindungi Seluruh Makhluk
Topan Haiyan yang menerjang Filipina telah berlalu satu tahun. Kita bisa melihat perubahan hidup warga setempat. Meski belum ada bangunan gedung yang tinggi, tetapi kehidupan di kota telah kembali sejahtera. Ini semua berkat kehangatan dan kasih sayang di dunia. Bodhisatwa berkontribusi bagi dunia dengan penuh sukacita. Di mana pun bencana terjadi, Bodhisatwa dunia akan muncul untuk memberikan penghiburan dan bantuan. Bodhisatwa dunia selalu memberi bantuan darurat dan menenangkan hati manusia. Insan Tzu Chi tidak pernah meninggalkan para warga di lokasi bencana.
Selama lebih dari setahun ini, kita selalu mendampingi mereka. Kita bisa melihat sendi kehidupan mereka telah pulih dan pembangunan tempat tinggal mereka juga perlahan-lahan mulai rampung. Kita bisa melihat proyek pembangunan umat Buddha menerima berkat dari para pemuka Katolik. Selain itu, murid-murid dari 61 sekolah melukis gambar dengan tema Kata Renungan Jing Si. Setiap lukisan mereka berhubungan dengan Topan Haiyan dan bagaimana Kata Renungan Jing Si membantu mereka bangkit kembali. Mereka mengungkapkan perasaan mereka lewat lukisan-lukisan tersebut. Ini karena pascabencana, kita berusaha untuk untuk menenangkan hati anak-anak.
Selain menenangkan hati mereka, kita juga menyemangati mereka agar para orang tua dapat merasa tenang. Selain itu, kita juga membangkitkan hati Bodhisatwa di dalam diri anak-anak untuk membawa manfaat bagi masyarakat. Karena itu, Jing Si Books & Cafe mengumpulkan 100.000 set buku Kata Renungan Jing Si. Selain itu, guru dari Asosiasi Guru Tzu Chi juga berbagi metode pengajaran Kata Renungan Jing Si dengan guru lokal. Para guru setempat sangat tersentuh dan memperoleh banyak kesan. Para guru dari Asosiasi Guru Tzu Chi sungguh telah mengembangkan kemampuan mereka untuk menyebarkan metode pengajaran Kata Renungan Jing Si ke Filipina. Ini sungguh membuat orang tersentuh.
Saya berharap pascabencana di Filipina, kita bukan hanya memberikan bantuan, tetapi juga harus memberi ruang dan waktu kepada para korban bencana untuk memulihkan dan membangun kembali komunitas mereka. Bantuan ruang kelas rakitan dan rumah tinggal sementara yang kita berikan dapat mereka tempati selama 10 tahun. Saya berharap mereka dapat menenangkan raga, menenteramkan hati, dan memulihkan kembali kehidupan mereka.
Selain membantu memulihkan lokasi bencana, kita juga harus membangkitkan semangat dan kekayaan batin mereka. Sebanyak apa pun kekayaan materi yang dimiliki, manusia tidak pernah merasa puas. Hanya kekayaan batinlah yang bisa sangat berlimpah dan bertahan selamanya. Meski kita telah membagikannya kepada orang lain, ia tetap sangat berlimpah. Inilah kekayaan batin. Tak peduli berapa banyak sumbangsih kita, ia akan seperti mata air yang terus memancarkan kebijaksanaan dan cinta kasih yang selamanya tak pernah habis terpakai. Inilah kekuatan cinta kasih.
Kita juga bisa mendengar berita yang sangat menggembirakan. Pada Hari Dokter, kita mendapat beberapa berita baik bahwa beberapa kepala RS Tzu Chi memperoleh penghargaan. Yang pertama saya dengar adalah Kepala RS Poon dari RS Tzu Chi Guanshan yang memperoleh penghargaan atas kontribusinya di bidang medis. Lalu, saya mendengar tentang Kepala RS Chao yang juga memperoleh penghargaan khusus atas kontribusinya di bidang medis. Setelah itu, saya mendengar tentang Wakil Kepala RS Huang yang memperoleh penghargaan sebagai dokter teladan. Lalu, Kepala RS Lai dari RS Tzu Chi Dalin juga memperoleh penghargaan atas kontribusinya dalam bidang medis di Chiayi. Dr. Kuo Han-chong dari RS Tzu Chi Hualien juga memperoleh penghargaan atas kontribusinya di bidang medis. Masih banyak dokter lainnya yang memperoleh penghargaan. Saya sangat berterima kasih kepada mereka.
Setiap orang dari mereka mendedikasikan diri dengan sepenuh hati. Berhubung teknologi medis terus mengalami kemajuan, mereka sangat tekun dan bersemangat untuk meningkatkan keterampilan medis mereka. Yang paling berharga adalah sebersit niat mereka. Mereka mengobati pasien dengan hati Buddha. Untuk memberikan pelayanan kesehatan, kita membutuhkan tim medis yang bekerja sama dengan penuh cinta kasih. Mendengar kabar baik yang datang satu demi satu, saya merasa sangat senang dan gembira. Kita bersumbangsih bukan demi memperoleh penghargaan. Kita dapat memperoleh penghargaan karena bersumbangsih dengan sungguh-sungguh. Kontribusi mereka sungguh berharga. Kisah tentang para dokter yang berharga sangatlah banyak. Para dokter sangat giat bersumbangsih.
Dalam peringatan Hari Dokter, kita bisa melihat staf medis RS Tzu Chi Hualien berkunjung ke rumah veteran. Mereka memberikan pendampingan satu banding satu, yakni satu dokter mendampingi satu lansia. Kita juga bisa melihat Kepala RS Chao, wakil kepala RS, dan para staf medis dari berbagai departemen di RS Tzu Chi Taipei bekerja sama untuk membersihkan lingkungan rumah sakit. Para staf di RS Tzu Chi Dalin juga demikian. Mereka membagi diri ke dalam 24 kelompok untuk menjangkau warga di wilayah terpencil demi memberikan penyuluhan kesehatan, mengadakan baksos kesehatan, dan lain-lain. Ini semua mereka lakukan dengan penuh cinta kasih.
Begitu pula dengan RS Tzu Chi Taichung. Mereka mengumpulkan kursi roda bekas dan memperbaikinya agar ia bisa kembali berfungsi dengan baik. Kepala RS Chien bahkan mencoba duduk di atasnya untuk menunjukkan cara penggunaannya kepada pasien. Inilah cinta kasih. Mereka telah bersumbangsih dengan sepenuh hati selama bertahun-tahun.
Sungguh, setiap dokter kita adalah Buddha hidup dan Bodhisatwa yang berkontribusi dengan penuh sukacita. Mereka tidak pernah mengeluh karena mereka melakukannya dengan sukarela. Karena melakukannya dengan sukarela, mereka tidak mengeluh. Dalam keseharian, mereka selalu menjalankan pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab. Di saat ada waktu luang, mereka juga mendedikasikan diri dengan sepenuh hati. Karena itu, mereka memang pantas memperoleh penghargaan atas kontribusi tersebut.
Selain mengemban misi kesehatan Tzu Chi, mereka juga mengemban misi amal Tzu Chi dan menyalurkan bantuan internasional. Mereka mengunjungi keluarga kurang mampu di pedesaan untuk membantu para warga membersihkan lingkungan. Mereka sungguh menjalankan pekerjaan dengan semangat misi. Mereka merupakan Bodhisatwa dunia dan Buddha hidup. Banyak kisah penuh cinta kasih yang tak habis saya ceritakan. Intinya, saya sangat berterima kasih.
Perakitan rumah tinggal sementara akan segera rampung
Jing Si Books & Cafe memberikan buku Kata Renungan Jing Si kepada anak-anak
Dokter Tzu Chi memperoleh berbagai penghargaan
Mempraktikkan Empat Pikiran Tanpa Batas untuk melindungi seluruh makhluk
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal10 November 2014