Menapaki Jalan yang Benar Demi Kedamaian Dunia
Topan Soudelor telah menimbulkan dampak bencana besar di Taiwan. Pembersihan lokasi bencana telah berakhir dua hari yang lalu. Kemarin, para relawan kita baru bisa beristirahat. Saat staf divisi kerohanian kita yang masih muda kembali, saya bertanya, “Kalian merasa lelah atau tidak?” Sulit bagi mereka untuk menjawab tidak lelah. Selain tergenang banjir, lokasi bencana juga penuh dengan endapan lumpur yang tebal. Mereka harus mengenakan masker di sana karena lumpur yang tertimbun selama berhari-hari telah menyebarkan bau tidak sedap.
Wulai merupakan objek wisata yang terkenal akan sumber air panas dan biasanya didatangi oleh banyak wisatawan. Akibat banjir, limbah di dalam tangki septik pun meluap dan bercampur dengan lumpur sehingga menimbulkan bau tidak sedap. Staf kita mengira mereka hanya perlu berurusan dengan beratnya lumpur. Tidak disangka, mereka juga harus menghadapi bau tidak sedap yang kian hari kian menyengat. Jadi, upaya pembersihan lokasi bencana selama tujuh hingga delapan hari ini sungguh membutuhkan kerja keras.
“Di sini, kami melihat banyak relawan yang lebih tua dari kami. Mereka mungkin seusia orang tua kami, bahkan seusia kakek dan nenek kami. Jadi, saya merasa pembersihan lokasi bencana ini benar-benar sangat melelahkan. Kami berdua saja merasa lelah,” ucap Nona Tai, pemilik penginapan.
Untuk membersihkan endapan lumpur di ruang bawah tanah, kita harus lebih bekerja keras. Bisa kita bayangkan betapa melelahkannya mengeluarkan lumpur dari bawah ke atas. Ada pula relawan muda kita yang berkata bahwa setelah mengangkat ember-ember berisi lumpur selama beberapa menit, mereka harus beristirahat sebentar. Pembersihan ini sangat melelahkan. Kemarin, banyak toko yang telah dibuka kembali dan setiap jalan pun kembali bersih. Berkat para relawan Tzu Chi yang membantu membersihkan, barulah kita bisa melihat hasil seperti ini. “Saat kami dilanda kesulitan, kalian datang untuk membantu kami. Kami sangat berterima kasih kepada kalian,” kata Nona Tai, pemilik penginapan.
Namun, di wilayah yang terkena dampak bencana, banyak warga dengan tidak berdaya berkata bahwa masih ada topan lain yang akan menerjang Taiwan. Jika topan ini menerjang, mereka mungkin harus dievakuasi dan meninggalkan rumah mereka. Sesungguhnya, saya juga sangat mengkhawatirkan topan ini. Kekuatan Badai Tropis Goni semakin lama semakin besar. Selain itu, juga ada Badai Tropis Atsani yang bergerak mendekati Jepang. Taiwan hanyalah sebuah pulau kecil. Di wilayah mana pun kita berada, kita harus berdoa dengan tulus. Semoga pengaruh tekanan atmosfer dan kondisi lainnya dapat melemahkan kekuatan topan sehingga tidak ada satu pun wilayah atau negara yang terkena dampak bencana. Jika kekuatan topan melemah, barulah setiap orang bisa aman dan tenteram.
Kita mendengar bahwa di Bangkok, Thailand, tadi malam, pukul 7 waktu setempat, ada bom yang dipasang di sepeda motor dan meledak di dekat sebuah kuil. Tempat itu selalu didatangi banyak wisatawan. Orang-orang yang pergi berwisata dengan penuh sukacita malah mengalami insiden seperti ini. Selain itu, di Tianjin, juga terjadi ledakan di sebuah gudang di pelabuhan. Banyak orang yang meninggal dunia dan mengalami luka-luka. Setiap orang merasa sangat takut. Setiap orang merasa khawatir zat kimia dari gudang tersebut akan membahayakan lingkungan. Semua itu terjadi dalam sekejap.
Beberapa hari ini, saya mendengar para relawan dari Tiongkok yang kembali ke Hualien berbagi pengalaman mereka. Saya juga mendengar kesan seorang relawan lansia setelah mendengar ceramah pagi. Buku catatannya sudah mencapai 15 buah dan tidak ada selembar pun yang masih kosong. Dia membuat catatan dengan sangat rapi. Dari sini bisa diketahui betapa tekun dan bersemangatnya relawan tersebut. Baik mendengar ceramah pagi, mengikuti kegiatan bedah buku, maupun menginspirasi relawan baru, semuanya dilakukan secara langsung oleh para relawan kita. Mereka bukan hanya mengikuti kegiatan bedah buku semuanya dilakukan secara langsung dan mendengar Dharma, tetapi juga melakukan daur ulang dan menyebarkan Dharma secara luas. Saya sungguh gembira dan terpukau melihat ketekunan dan semangat mereka. Ini sungguh membuat orang tersentuh.
Bersama-sama menciptakan Tanah Suci di dunia ini
Mencatat inti sari Dharma saat mendengar ceramah pagi
Bersiteguh untuk mendengar, merenungkan, dan mempraktikkan Dharma
Bekerja sama dengan harmonis dan melatih diri dengan penuh ketulusan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 Agustus 2015