Mencari Cara untuk Menyelaraskan Kondisi Iklim
"Perubahan iklim merupakan isu penting masa kini. Ia menentukan kondisi kita sekarang. Respon kita menentukan masa depan kita. Untuk melewati masa sulit ini, kita semua harus bekerja sama," Ban Ki-moon Sekretaris Jenderal PBB.
Lihatlah ke seluruh dunia, masalah yang terjadi sangat banyak. Meski berbagai masalah iklim yang terjadi berhubungan erat dengan kehidupan kita, tetapi manusia sulit bersatu hati untuk melakukan penanganan. Di dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB, para anggota PBB terus mengimbau setiap orang untuk bersungguh-sungguh ambil andil dalam menyelesaikan masalah iklim. Lebih dari 120 kepala negara dan pejabat pemerintah berkumpul bersama. Mereka telah melihat ketidakselarasan unsur alam dan merasakan berbagai bencana yang terjadi.
Setiap negara tahu bahwa kondisi iklim menjadi ekstrem akibat kerusakan yang diciptakan umat manusia. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah setiap orang harus sadar. Tentu saja, setiap negara memiliki kebijakan masing-masing. Jika setiap negara bisa mementingkan pelestarian bumi, mereka akan menyadari bahwa kondisi iklim menjadi ekstrem akibat tingginya kadar emisi karbon yang dihasilkan oleh perindustrian.
Gaya hidup manusia yang konsumtif bisa menciptakan kerusakan bagi bumi. Setiap bahan baku yang kita pakai berasal dari bumi. Meski PBB terus menyerukan langkah-langkah untuk menghentikan perubahan iklim, tetapi kenyataan yang terjadi adalah ketidakselarasan unsur alam membuat kondisi terus memburuk. Contohnya, Sungai Sao Francisco di Brasil yang sangat panjang hingga melewati enam negara bagian di Brasil. Air di sungai yang panjang ini tidak pernah mengering. Namun, kini, sepanjang lebih dari 2.700 km sungai ini telah mengalami kekeringan. Ketahuilah bahwa air berperan penting bagi kehidupan kita. Namun, manusia telah terbuai untuk mengejar kesenangan materi sehingga tak bisa melihat kebenaran dengan jelas. Karena itulah, karma buruk yang tercipta semakin lama semakin berat. Akibatnya, kita harus menanggung buah dari karma kolektif.
Lihatlah di Guangdong, Tiongkok. Kasus demam berdarah telah mulai mewabah di Provinsi Guangdong. Manusia yang begitu besar tidak kuat menahan gigitan seekor nyamuk yang kecil. Tiga orang di Guangdong telah meninggal akibat demam berdarah. Orang Taiwan suka berkata, “Tertendang kaki nyamuk.” Sungguh, akibat “tertendang” kaki nyamuk, beberapa orang terjangkit penyakit. Kita harus sangat bermawas diri dalam kehidupan sehari-hari. Sesungguhnya, dari mana nyamuk berasal? Inilah lingkaran buruk yang tercipta akibat kita tidak menjaga kebersihan lingkungan. Pembangunan rumah masa sekarang sangat banyak dan padat. Jika selokan tidak diurus dengan baik, maka sampah plastik, botol, dan lain-lain akan menyumbat sehingga menyebabkan genangan air. Di sanalah para nyamuk berkembang biak. Karena itu, Buddha berkata bahwa kehidupan ini tidaklah kekal. Seekor nyamuk yang kecil saja bisa merenggut nyawa manusia.
Di Afrika, penyakit akibat virus Ebola masih terus merebak. Saat penyakit menular merebak, konsekuensinya sungguh menakutkan. Karena itu, kita harus selalu bertobat. Manusia harus tahu mengasihi diri sendiri dan mengasihi orang lain. Kita harus mengasihi diri sendiri sekaligus mengasihi orang lain.
Lihatlah Relawan Liu yang membangun ikrar luhur. Dia telah bergabung dengan Tzu Chi selama lebih dari 20 tahun. Saat pembangunan sekolah pascagempa tanggal 21 September 1999, dia juga ikut serta. Setelah pembangunan rampung, dia berimigrasi ke Amerika Serikat untuk menemani ibunya. Dia sungguh berbakti. Di samping menjaga ibunya, dia juga ikut serta dalam kegiatan Tzu Chi di sana. Beberapa tahun lalu, dia kembali ke Taiwan. Meski tubuhnya menderita penyakit, tetapi batinnya sangat sehat. “Saat tubuh menderita penyakit, kita bisa mencari pengobatan. Namun, saat batin menderita penyakit, hanya kita sendiri yang bisa mengobatinya. Saya ingin membantu pasien lain yang menderita penyakit yang sama dengan saya,” ucapnya. Meski menderita penyakit, dia tetap tidak meninggalkan Tzu Chi. Dia tetap melakukan daur ulang. Saat ada kegiatan Tzu Chi, dia masih tetap ikut berpartisipasi. Singkat kata, dia sungguh mengembangkan nilai kehidupannya. Dia tidak meninggalkan barisan Bodhisattva dunia. Semua ini sungguh membuat orang merasa kagum.
Dari siaran berita Da Ai TV, saya melihat berita yang sangat membuat orang tersentuh. Di Malaysia, ada seorang anak yang sudah bervegetaris sejak dalam kandungan. Selain itu, sejak dia lahir, seluruh keluarganya ikut bervegetaris. Dia sangat gemar makan buah-buahan dan sayur-sayuran. Dia bahkan mendorong orang-orang agar jangan makan daging hewan. Dia berkata, “Jika kita makan daging, hewan-hewan kecil akan kesakitan.” Dia begitu memiliki rasa empati terhadap makhluk hidup lain. Begitu pula dengan anak berusia 6 tahun ini. Dia terus berpegang teguh pada tekadnya untuk bervegetaris. Dia bahkan bisa mendukung orang-orang untuk bervegetaris dengannya.
“Jika kamu menyayangi ibumu, maka kamu juga harus menyayangi ibu hewan. Jika kamu menyayangi anakmu, maka kamu juga harus menyayangi anak hewan. Bagaimana cara kita menyayangi mereka? Jangan memakan mereka,” ucap anak itu. Pada dasarnya, sifat hakiki manusia adalah bajik. Kita bisa melihat kesadaran dan sifat hakiki anak-anak yang belum ternoda. Kebijaksanaan mereka adalah harta kekayaan yang berharga. Dengan memiliki kebijaksanaan itu, mereka bisa memahami kebenaran dengan mudah. Buddha berkata kepada kita bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Kita juga sering berkata bahwa “Sifat hakiki setiap orang adalah bajik dan murni.”
Singkat kata, kita sungguh harus mengerahkan kekuatan cinta kasih. Kita harus mengerahkan kebijaksanaan dan kekuatan yang tak terhingga untuk bersumbangsih bagi umat manusia. Jika kita yang tinggal di bumi ini tidak melindungi bumi dan membersihkan udara, maka siapa lagi yang melakukannya? Bagaimana pun PBB menggelar rapat, mereka juga sulit mencapai tujuan. Jika kita tak mengambil tindakan, tingkat pencemaran akan semakin parah dan penyakit langka akan semakin lama semakin banyak. Sungguh, kita harus mengembangkan cinta kasih untuk mengasihi bumi dan melindungi lingkungan. Untuk menjaga bumi agar tidak tercemar, kita harus hidup hemat dalam keseharian. Inilah cara untuk menyelesaikan masalah iklim dari akarnya.
Kondisi iklim yang ekstrem mendatangkan ancaman
Menghargai air yang memiliki peran penting bagi kehidupan
Menjaga batin tetap sehat meski tubuh menderita penyakit
Mengajak orang-orang untuk melindungi hewan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 27 September 2014.