Mendengar Dharma Dengan Sungguh Hati, Menyelami Empat Landasan Perenungan



Saya dengar kalian semua sangat giat menghirup keharuman Dharma di pagi hari. Dengan begitu, kalian akan memiliki Dharma dan berjalan sesuai dengan Dharma. Itu artinya kalian melatih batin dan mengembangkan kebajikan. Itu yang disebut memiliki Buddha di dalam hati dan memiliki Dharma dalam tindakan. 

“Teman sekolah menertawai saya pendek. Tadinya saya ingin marah, tetapi saya belajar untuk sabar. Saya tidak jadi marah dan tidak jadi membuat perhitungan dengan mereka,” cerita Zeng Yu-zhen, seorang relawan cilik Jing Si Books & café. Ketika teman-teman sekolah mengejeknya, dia merasa sangat tidak nyaman. Namun, dia tidak marah dan tetap sabar. Dia mampu mengendalikan diri. 



Anak sekecil dia sudah bisa menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pikirkan, inilah alasan mengapa kita harus mendengar Dharma. Inilah cara untuk mendengar Dharma. Setelah mendengar Dharma dan menyerapnya ke dalam hati, kita harus mempraktikkannya melalui tindakan nyata. Sesungguhnya, dengan mendengar Dharma setiap hari, kalian bisa menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya bisa merasakan ketulusan hati kalian dalam melatih diri. Karena itu, setiap hari, saya mengucapkan terima kasih kepada kalian. 

Waktu dalam sehari sungguh tidak cukup untuk digunakan. Dahulu, saat memberikan ceramah, saya tidak pernah membuat catatan untuk diperlihatkan kepada semua orang. Namun, kini di seluruh dunia, insan Tzu Chi dari hampir 20 negara dan wilayah selalu mendengar ceramah saya. Sebagian dari mereka selain tidak mengerti dialek Taiwan, juga sulit mengerti bahasa Mandarin. Karena itu, saya harus menuliskan poin-poin penting dari setiap ayat Sutra. Kalian tahu bahwa ini sangat sulit. Saya juga tidak bisa meminta orang lain membantu saya melakukannya karena mereka tidak tahu apa yang akan saya babarkan. Jadi, ini sungguh hal yang sulit.

Waktu dalam setiap hari sangat terbatas. Namun, setiap hari saya harus menyiapkan bahan ceramah saya. Dengan tampilan poin-poin ceramah, orang-orang bisa lebih  memahami inti ceramah saya. Jadi, kini memberikan ceramah lebih sulit dibandingkan dengan dahulu. Saya harus berpikir lebih keras. Jadi, saya memberi tekanan kepada diri sendiri untuk menyiapkan bahan ceramah. Intinya, kini saya berceramah kepada kalian dengan tujuan agar semua orang tahu mengapa Buddha baru membabarkan Sutra Bunga Teratai setelah 42 tahun. 



Dua hari belakangan ini, saya terus berkata, “Di dalam metode terampil ada kebenaran sejati, di dalam kebenaran sejati ada metode terampil.” Buddha memberikan ajaran sesuai dengan kondisi. Setelah mencapai pencerahan, Buddha tidak bisa langsung memberitahu semua orang bahwa setiap orang bisa menjadi Buddha. Tidak bisa. Itu karena meski Buddha memberi tahu semua orang, kita semua tetap belum siap memahaminya. Bagaimana cara mencapai kebuddhaan? Kondisi seperti apakah kebuddhaan itu? Kita tidak dapat memahami semua ini. maka akan timbul keraguan dan rasa tidak percaya dalam diri manusia. Begitu timbul keraguan dalam diri, manusia akan memfitnah Dharma. Supaya tidak timbul keraguan dalam diri semua orang, maka Buddha harus memberikan ajaran sesuai kemampuan masing-masing makhluk, yakni dengan menunjukkan kebenaran yang bisa langsung dilihat dan dirasakan. 

Tahukah kalian kebenaran apa itu? Penderitaan. Dengan kemajuan teknologi masa kini, setiap hari saya terus membahas tentang penderitaan di negara miskin, negara yang dilanda konflik antarmanusia, dan negara yang dilanda bencana alam. Setiap hari saya terus mengungkit hal-hal ini dengan tujuan agar setiap orang bisa meningkatkan kewaspadaan. Kita bisa melihat penderitaan. Karena itu, Buddha menggunakan berbagai upaya agar semua orang memahami kebenaran. Upaya ini disebut metode terampil. Metode terampil bisa membantu kita memahami Dharma dengan lebih mudah. Jadi, metode terampil bukanlah omong kosong. Metode terampil bertujuan untuk membantu semua orang  memahami Dharma dengan mudah. Karena itu, Buddha mengajarkan kepada kita tentang penderitaan. 



Menjelang wafat, Buddha juga terus mengingatkan semua orang untuk mewariskan ajaran tentang Empat Kebenaran Mulia, yakni penderitaan, sebab penderitaan, akhir penderitaan, dan jalan mengakhiri penderitaan. Kita harus selalu sadar bahwa kehidupan penuh penderitaan. Kita harus memahami Empat Kebenaran Mulia. Inilah kebenaran hidup. Kita juga harus senantiasa mengintrospeksi diri dengan menggunakan Empat Landasan Perenungan. Kita harus menyadari bahwa tubuh ini bersifat tidak bersih. Meski tahu tubuh ini tidak bersih, pikiran negatif tetap sering muncul dalam diri kita. 

Kita sudah membangkitkan niat untuk berbuat baik dan membangkitkan tekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, tetapi karena sebuah masalah kecil, adakalanya emosi kita menjadi terpengaruh dan noda batin pun bangkit kembali sehingga tekad kita menjadi goyah. Dari sini kita dapat melihat bahwa pikiran kita selalu mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Mulanya, kita memiliki niat baik dan keyakinan untuk berbuat baik. Namun, dengan sangat cepat, keyakinan kita menjadi goyah dan lenyap karena kita merasa marah akibat orang lain tidak bersikap baik kepada kita. Jadi, kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Saya selalu mengatakan hal ini. Ini adalah instruksi. 

Dalam interaksi antarsesama, kadang kita menyakiti hati orang lain tanpa kita sadari dan menyebabkan mereka ingin mundur. Hal ini sungguh menakutkan. Ini juga tak akan luput dari hukum karma. Dalam Empat Landasan Perenungan, kita harus senantiasa mengingatkan diri sendiri dan berintrospeksi apakah niat baik kita ada berubah, apakah ada terhenti, atau telah hilang. Inilah yang harus kita renungkan. Lalu, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah secara tak sengaja, kita ada memutuskan akar kebajikan orang lain? Ini juga sangat penting. Jadi, kita harus merenungkan bahwa tubuh ini tidak bersih, perasaan membawa derita, pikiran tidak kekal, dan semua fenomena adalah tanpa inti. 



Kita harus waspada dalam banyak hal. Karena itu, saya terus mengingatkan semua orang untuk menjaga dengan baik hakikat sejati yang murni dalam diri kita. Jadi, setelah mempelajari ajaran Buddha, mendengar Dharma, dan mengikuti ceramah saya di pagi hari, saya berharap kalian sungguh-sungguh belajar untuk tidak menjadi orang yang tanpa sengaja menyakiti orang lain atau memutuskan akar kebajikan dan semangat orang lain. Meski tidak sengaja, tetapi secara tak sadar kita juga telah menciptakan karma buruk. Jadi, kita harus menjaga pikiran sendiri dengan baik, terlebih lagi menjaga diri sendiri untuk terus maju di jalan yang benar. 

Ini tidak ada kaitannya dengan orang lain atau komentar mereka. Begitu menemukan jalan yang benar, kita harus semakin giat melatih diri. Jika orang lain menyinggung kita, itu karena di kehidupan lampau kita pernah menyinggung mereka. Kita menyinggung mereka di kehidupan lampau sehingga kini mereka menyinggung kita. Jadi, ini sangatlah adil. Sebaliknya, kita harus berterima kasih kepada mereka. Dengan berbuat seperti itu, Dharma baru bisa benar-benar meresap ke dalam hati kita. 

Bodhisatwa sekalian, saya berharap kalian semua dapat menyerap Dharma ke dalam hati. Apakah tubuh kalian berada dengan saya, itu bukanlah yang paling penting. Kedekatan batinlah yang paling penting. Dengan menyerap Dharma ke dalam hati, hati kalian akan dekat dengan saya. Mendengar setiap perkataan kalian mengandung Dharma, hati saya merasa sangat senang. Melihat setiap tindakan kalian sejalan dengan Dharma, saya juga merasa sangat gembira. Apakah kalian bisa merasakan kegembiraan saya? Kalian bisa merasakannya. Baguslah jika kalian bisa merasakannya. Singkat kata, melihat ketulusan kalian, secara alami ketulusan saya juga meningkat. Melihat ketekunan kalian, saya juga harus semakin tekun.

Anak kecil berhati polos giat menyerap Dharma
Air Dharma membersihkan noda batin
Menaati instruksi guru dengan meningkatkan kewaspadaan
Senantiasa mengingat Empat Landasan Perenungan di dalam hati

Link video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Juni 2014
Sumber: DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -