Mengadakan Bazar dan Menginspirasi Orang untuk Menolong Sesama
Kita bisa melihat relawan yang sudah lama tidak bertemu,yaitu You Yue-ying yang kini berada di Austria. Dia adalah relawan yang sangat senior. Lebih dari 20 tahun yang lalu, dia dan suaminya berikrar untuk menyebarkan benih Tzu Chi di Austria. Mereka ingin mengemban misi Tzu Chi dengan segenap hati dan tenaga. Akan tetapi, usaha rumah makan membuat mereka sangat sibuk sehingga tidak ada waktu untuk menyebarkan benih Tzu Chi di sana. Selain itu, kendala bahasa membuat mereka semakin sulit untuk berbagi tentang Tzu Chi. Meski demikian, mereka selalu menggenggam setiap kesempatan untuk membantu sesama. Kali ini, mereka juga ikut serta dalam penyaluran bantuan pascabanjir di Bosnia.
Sungguh, Bosnia dilanda bencana banjir yang sangat parah. Sejak terjadi bencana banjir di bulan Mei hingga saat kita menyurvei lokasi bencana di bulan Juli, masih terlihat kondisi yang memprihatinkan. Melihat kondisi bencana di sana, mereka segera menyalurkan bantuan. Setelah kembali dari sana, mereka mempersiapkan pembagian bantuan lanjutan. Untuk itu, mereka harus menggalang dana.
Insan Tzu Chi di setiap negara selalu memberdayakan sumber daya setempat. Mereka mengadakan bazar demi menggalang dana untuk membantu korban bencana di Bosnia. Untuk menggalang dana dengan jumlah relawan yang begitu sedikit sungguh tidak mudah. Saya yakin mereka pasti sangat lelah. Meski sangat kelelahan, tetapi You Yue-ying tetap bersumbangsih dengan sukarela dan penuh sukacita.
Insan Tzu Chi sungguh adalah Bodhisatwa dunia. Karena di Austria tidak ada relawan Tzu Chi, maka dia berikrar untuk pergi ke sana. Setiap kali ingin menyalurkan bantuan, dia harus bekerja keras untuk menggalang dana. Dia sangat bekerja keras. Meski kekurangan orang dan dana, tetapi dia tidak kekurangan cinta kasih. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Meski dana yang terkumpul tidak banyak, tetapi dia telah melakukannya dengan sepenuh hati. Saya juga merasa sangat tersentuh. Meski sangat berniat untuk bersumbangsih, tetapi kekuatannya terbatas karena kendala bahasa. Karena itu, sangat tidak mudah baginya untuk menginspirasi warga setempat.
Namun, kita juga bisa melihat di tempat lain, baik di Malaysia maupun di Tiongkok, insan Tzu Chi telah mengembangkan kekuatan cinta kasih untuk sesama. Saat memberikan bantuan dana pendidikan, kita menemukan beberapa keluarga yang hidup kekurangan. Agar anak-anak dapat bersekolah dengan tenang, kita harus memahami kondisi keluarga mereka. Jadi, lewat survei, kita menemukan bahwa bukan hanya anak itu yang membutuhkan bantuan dana pendidikan, tetapi keluarganya juga membutuhkan bantuan.
Contohnya, Ding Mengqi yang merupakan penerima bantuan dana pendidikan. Saat berkunjung ke rumahnya, kita mendapati bahwa kakak laki-lakinya adalah seorang tunarungu akibat pengobatan yang tertunda saat demam di waktu kecil. Seiring dengan pertumbuhannya, dia mulai merasa rendah diri. Karena itu, pada saat berusia 13 tahun, dia mulai tidak ingin pergi ke sekolah. Dia bermain komputer sepanjang hari dan tidak ingin keluar rumah.
Kabarnya, selama 7 tahun, dia tidak pernah keluar rumah. Saat melihat anak yang begitu rupawan dan sehat tersebut, insan Tzu Chi mulai membimbingnya perlahan-lahan. Insan Tzu Chi lalu mulai mengajaknya ke posko daur ulang di Kunshan. Apa kabar, Ibu He? Kamu sudah datang. Yang tidak menimbulkan suara adalah PE. PE yang transparan harus diletakkan terpisah dengan yang berwarna. Baiklah. Ini termasuk jenis apa? Betul. Kalau yang ini? Pintar sekali. Betul. Ini menimbulkan suara. Insan Tzu Chi di sana sangat mengasihinya, menjaganya, dan selalu bersikap ramah padanya sehingga pintu hatinya mulai terbuka.
Insan Tzu Chi juga mengajaknya untuk memasang alat bantu dengar. Perlahan-lahan, dia mulai bisa mendengar. Kini dia mulai belajar berbicara. Pada awal bulan Oktober tahun ini, insan Tzu Chi membawanya kembali ke Hualien. Karena khawatir saya tak mengerti ucapannya, dengan sepenuh hati, dia menulis hal yang ingin dia katakan kepada saya. Dia berkata bahwa dahulu dia sangat membenci kedua orang tuanya karena tidak segera mengobatinya ketika dia sakit. Karena itu, hatinya dipenuhi rasa benci. Namun, pendampingan insan Tzu Chi telah mengubahnya perlahan-lahan. Terutama setelah berkunjung ke Taiwan, dia mulai mengubah pola pikirnya. Dia berterima kasih kepada orang tuanya yang telah mendampingi dan membesarkannya.
Sesungguhnya, kamu jauh lebih beruntung dari orang lain karena adakalanya telinga kita mendengar banyak suara negatif yang membuat kita merasa risau dan menderita. Yang kamu dengar malah semuanya suara positif. Lihatlah, kamu dikelilingi orang-orang baik. Paman juga orang yang baik. Karena mengasihimu, mereka mengatakan hal positif padamu. Kamu tidak dapat mendengar perkataan dari orang jahat. Orang tuamu juga sangat menderita, tahu tidak? Saya tahu. Karena itu, kamu tidak hanya harus bersyukur, tetapi juga harus memahami betapa mereka mengasihimu. Saya memahami semua perkataan kamu. Terima kasih.
Kini, Relawan Huang mempekerjakan anak ini di perusahaannya dan mengajaknya melakukan daur ulang. Saat melakukan daur ulang, banyak orang yang berbicara dengannya. Karena itu, ucapannya akan semakin lama semakin jelas. Inilah kasus yang kita temukan pada saat memberikan bantuan dana pendidikan. Kita tidak hanya membantu biaya sekolah anak-anak, tetapi juga membantu keluarga mereka.
Kita juga bisa melihat sebuah keluarga yang lain di Kunshan. Seorang dokter kita yang merupakan anggota komite selalu mengunjungi keluarga ini secara rutin. Keluarga ini hanya terdiri atas sepasang ibu dan anak. Pihak sekolah menyediakan sebuah ruang di bawah tangga untuk mereka. Luas ruangan di bawah tangga itu adalah sekitar 3,3 meter persegi. Sang ibu menderita kanker rahim. Namun, setelah berobat sekali ke dokter dan mengambil obat, dia tidak pernah kembali berobat lagi.
Saat mengunjunginya, insan Tzu Chi mendampinginya untuk berobat ke dokter karena dia sering sakit perut. Setelah diperiksa, dia didiagnosis menderita batu ginjal. Insan Tzu Chi terus mendampinginya dengan sepenuh hati hingga akhirnya dia juga terinspirasi untuk mengembangkan kekuatan cinta kasih.
Saat teman sekolah anaknya kesetrum listrik bertegangan tinggi, banyak siswa yang menyumbangkan uang. Banyak orang yang menyumbangkan 5 yuan atau 10 yuan, tetapi dia langsung menyumbangkan 100 yuan. Saya bertanya kepadanya, “Kamu sendiri hidup kekurangan. Mengapa berdana begitu banyak?” Dia berkata, “Saya pernah hidup kekurangan. Karena itu, saya bisa memahami perasaan saat hidup kekurangan. Meski kini saya masih hidup kekurangan, tetapi saya bisa memahami perasaan orang yang menderita dan membutuhkan bantuan.”
Jadi, dia termasuk orang kurang mampu yang kaya batinnya. Meski hidup kurang mampu, tetapi dia juga bisa membantu orang lain. Demikianlah selangkah demi selangkah, kita terjun ke tengah masyarakat untuk bersumbangsih sekaligus menginspirasi orang-orang untuk mengembangkan cinta kasih. Ini semua membutuhkan waktu. Karena itu, kita harus memanfaatkan waktu dengan baik.
Mengadakan bazar demi menggalang dana untuk membantu korban bencana
Rela bekerja keras demi menghimpun kebajikan dan berkah
Memberikan bantuan dana pendidikan dan mengobati penyakit batin
Orang kurang mampu yang kaya batin
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina