Mengantisipasi Topan dan Bersumbangsih dengan Sepenuh Hati
Beberapa hari yang lalu, relawan Tzu Chi telah bekerja keras di Distrik Wulai, Kelurahan Guishan di Distrik Xindian, dan wilayah lainnya untuk membantu warga membersihkan lokasi bencana. Pembersihan lokasi bencana baru berakhir dua atau tiga hari. Kini kita harus kembali meningkatkan kewaspadaan. Saya berharap setiap orang dapat lebih tulus.
Kita juga bisa melihat pemandangan yang penuh kehangatan di Nepal. Relawan Tzu Chi telah bersumbangsih di sana selama lebih dari 100 hari. Banyak warga setempat yang telah perlahan-lahan memulihkan sendi kehidupan mereka. Namun, banyak rumah dan sekolah yang belum dibangun kembali. Anak-anak terpaksa belajar di ruang kelas yang sangat sederhana. Selain itu, juga ada masalah air bersih. Jika air yang dikonsumsi tidak bersih, bagaimana anak-anak di sana dapat memiliki tubuh yang sehat? Karena itu, relawan Tzu Chi terlebih dahulu menyelesaikan masalah air bersih ini. Saya sungguh sangat tersentuh melihat kekuatan cinta kasih seperti ini. Di mana pun insan Tzu Chi berada, mereka selalu mengembangkan cinta kasih.
Pascabanjir di Myanmar, insan Tzu Chi telah membagikan barang bantuan. Kini, mereka kembali membagikan barang bantuan. Mereka pergi ke sebuah sekolah samaneri (calon biksuni-red) di Yangon untuk mengajak para samaneri bersama-sama menyediakan makanan hangat dan melakukan hal lainnya untuk menolong orang yang membutuhkan. Setiap hari, kita bisa melihat sumbangsih insan Tzu Chi di berbagai negara dan wilayah.
“Di rumah sakit kami, ada banyak dokter dan perawat yang berasal dari wilayah lain. Saya merupakan warga lokal. Saya merasa sangat bangga bisa menjadi seorang perawat dan turut bersumbangsih bagi wilayah ini,” ucap Ye Yun-jian, perawat.
Dahulu, dia pergi ke Pingtung untuk belajar setiap minggu. Saat berada di Yuli, dia juga sangat tekun belajar. Setelah mengikuti ujian selama 4 tahun, dia akhirnya lulus ujian. Melihat sang ayah yang sudah berumur masih begitu tekun dan rela bersumbangsih, putranya juga membangkitkan ikrar untuk menekuni jurusan keperawatan. Inilah sisi cemerlang dari masyarakat kita. Demi mengatasi masalah kurangnya tenaga medis di Yuli, Bapak Ye pun memutuskan untuk menekuni jurusan keperawatan. Dia bukan sekadar mempelajarinya saja, tetapi juga bertekad untuk mendapatkan lisensi dan benar-benar mengisi posisi sebagai perawat yang sangat dibutuhkan di wilayah timur Taiwan.
Kita juga bisa melihat murid-murid yang dibina oleh Institut Teknik Tzu Chi. Meski masih muda, mereka dapat mengemban tanggung jawab besar. Perawat muda ini terus bersumbangsih tanpa beristirahat. Dia selalu berinisiatif untuk membantu di saat ada perawat lain yang membutuhkan atau di saat-saat sibuk. Saat masuk sif malam, dia juga berinisiatif untuk berpartisipasi dalam kegiatan baksos kesehatan yang diadakan pada keesokan harinya. Setelah lulus, perawat muda ini mulai mendedikasikan diri di Yuli. Dia terus belajar dan bersumbangsih dengan sepenuh hati. Kepala perawat dan para perawat senior juga terus mendampinginya dan membimbingnya dengan sepenuh hati. Saya sungguh sangat tersentuh dan bersyukur. Hal yang harus kita syukuri sangatlah banyak.
Dalam beberapa hari ini, yang lebih penting adalah setiap orang harus lebih mawas diri dan tulus. Kita harus memperhatikan gerakan topan dan melakukan antisipasi topan dengan baik. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang senantiasa bersumbangsih dengan sepenuh hati. Kita tetap harus berdoa dengan tulus.
Meningkatkan kewaspadaan di saat bencana kerap terjadi
Melakukan antisipasi topan dengan baik dan tidak meremehkan kekuatan topan
Memberikan penghiburan dan perhatian kepada orang yang dilanda penderitaan
Para staf medis mengemban tanggung jawab besar
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina