Mengantisipasi Virus Penyakit dari Sumbernya

 

Setiap hari, saya mengulas tentang waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia. Tiga hal ini dapat menimbulkan banyak kerisauan. Ini sungguh hal yang mengkhawatirkan. Kita bisa melihat penyebaran virus Ebola. Sesungguhnya, virus ini telah mewabah lebih dari setengah tahun dan hingga kini masih berlanjut. Kita bisa melihat laporan berita bahwa California, AS mulai mengalami kesulitan untuk mengantisipasi virus Ebola karena serikat perawat California menggelar aksi mogok kerja. Ini terjadi karena perawat yang merawat pasien Ebola yang kembali dari Afrika Barat juga tertular virus tersebut.

Melihat berita seperti ini, membuat saya semakin khawatir. Penyebaran virus Ebola memang membuat orang merasa sangat khawatir. Dokter dan perawat juga manusia. Mereka harus berinteraksi secara langsung dengan pasien, tentu saja mereka merasa khawatir. Mereka harus berinteraksi secara langsung dengan pasien tanpa mengetahui penyakit apa yang menyerang pasien tersebut. Karena itu, mereka melakukan aksi mogok kerja. Saya berharap setiap orang dapat memprioritaskan kepentingan bersama.

Tentu saja, kita juga harus melindungi diri sendiri. Namun, bagaimana dengan orang yang terjangkit penyakit? Jadi,sebaiknya terdapat perlindungan yang memadai untuk para perawat. Saya sungguh berharap setiap orang dapat bermawas diri dan tulus. Pencegahan yang terbaik adalah dimulai dari sumbernya. Segala upaya pencegahan harus dimulai dari akarnya. Karena itu, saya sering mengulas tentang pentingnya menyucikan hati manusia. Menyucikan hati manusia sangatlah penting. Mengapa setiap hari kita bisa melihat dunia ini dilanda bencana alam akibat ketidakselarasan unsur alam?

Kita bisa melihat di Blue Mountains, Australia, kebakaran hutan kembali terjadi. Tahun lalu juga terjadi kebakaran hutan di sana. Saat insan Tzu Chi ingin menyalurkan bantuan, pemerintah setempat tidak mengizinkan kita untuk masuk ke sana. Setelah mendengar kabar ini, wali kota Ipswich segera menghubungi wali kota Blue Mountains. Pascabanjir di Ipswich 2 tahun lalu, wali kota Ipswich mulai mengenal dan memahami Tzu Chi. Jadi, begitu mengetahui bahwa insan Tzu Chi tidak diizinkan masuk untuk menyalurkan bantuan di Blue Mountains, wali kota Ipswich menghubungi wali kota Blue Mountains dan berkata padanya, “Anda izinkanlah Tzu Chi masuk ke sana. Usai mereka mempersiapkan penyaluran bantuan, saya juga akan pergi ke sana.”

Kebetulan sekali, pada hari keberangkatan ke Blue Mountains, wilayah Ipswich juga dilanda bencana. Apa yang harus dilakukan? Untungnya, para rekan kerjanya bisa melakukan pekerjaan dengan baik sehingga dia bisa tetap  berangkat ke Blue Mountains. Sepanjang perjalanan, dia terus menelepon para pejabat di kotanya untuk memperhatikan kondisi penyaluran bantuan. Meski di tengah perjalanan dengan pesawat dan mobil, dia tetap tidak melupakan para warganya. Begitu tiba di Blue Mountains, mereka mendapati lokasi pembagian bantuan yang disediakan oleh pemerintah Blue Mountains sangat sederhana dan tidak ada podium.

Begitu tiba di sana, wali kota Ipswich ingin mengundang wali kota Blue Mountains untuk mengucapkan sepatah dua kata. Karena itu, dia sendiri pergi menarik sebuah peti besi. Saat melihat wali kota Ipswich sedang menarik peti besi, wali kota Blue Mountains pun naik terlebih dahulu ke atas peti besi itu untuk menyambut wali kota Ipswich dan berterima kasih atas perhatian insan Tzu Chi. Seperti yang kita semua ketahui, beberapa tahun lalu, Ipswich dilanda bencana alam yang sangat mengerikan. Ini sungguh sulit dipercaya. Insan Tzu Chi membagikan kartu debit dan selimut kepada kami. Selimut-selimut ini merupakan hasil daur ulang botol plastik. Perhatian dan kasih sayang mereka telah tersebar ke ratusan negara di dunia. Ucapannya sangat menyentuh. Inilah kasih sayang Tzu Chi di dunia.

 

Tahun ini, dia sengaja kembali ke Taiwan untuk menyatakan berguru kepada saya. Dia berkata kepada saya bahwa jika kelak terjadi bencana di Australia, dia bersedia bersumbangsih bersama insan Tzu Chi. Dia ingin berpartisipasi dalam setiap upaya penyaluran bantuan Tzu Chi. Dia pasti akan melaksanakannya. Kini kebakaran hutan kembali terjadi di Blue Mountains dan upaya pemadaman api masih terus berlanjut. Setelah api berhasil dipadamkan, insan Tzu Chi mungkin akan kembali menyalurkan bantuan. Inilah bencana akibat api. Sementara itu, unsur air juga mendatangkan masalah yang besar.

Pemanasan global, iklim yang tidak bersahabat, mencairnya gunung es, dan lain-lain, telah menyebabkan naiknya permukaan air laut. Akibatnya, ada beberapa pulau kecil sudah perlahan-lahan menghilang. Kini orang-orang di sana mengambil kerikil dan pasir laut untuk membentengi daratan. Mereka berharap bisa menyelamatkan negara tersebut. Apakah ini solusi yang baik? Permukaan air laut terus mengalami kenaikan dan terus menggenangi pulau, tetapi mereka terus mengambil kerikil dan pasir laut untuk membentengi daratan.

Kita bisa melihat mereka sangat bersungguh hati untuk melindungi wilayah tersebut. Namun, ini adalah ancaman alam. Banyak orang yang berkata bahwa kekuatan manusia pasti bisa mengalahkan alam. Mungkinkah? Kekuatan alam jauh lebih kuat dari kekuatan manusia. Satu-satunya cara adalah kita harus menyelaraskan pikiran, menyucikan hati manusia, dan berpola hidup sederhana. Janganlah kita bersikap konsumtif. Kita jangan hidup boros dan terus berwisata. Selain menimbulkan polusi udara, berwisata juga dapat menyebarkan virus penyakit. Ini sangat mengkhawatirkan.

Lihatlah di Afrika Barat yang begitu jauh. Virus yang merebak di sana dapat terbawa lewat pesawat ke Amerika Serikat atau ke Eropa. Ini semua karena kemajuan alat transportasi. Ada orang yang terpaksa harus melakukan perjalanan karena urusan pekerjaan. Namun, kebanyakan orang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk berwisata karena sarana transportasi yang sangat memadai. Setiap orang adalah konsumen. Saat mengonsumsi sesuatu, pastilah ada sampah yang tercipta.

 

Terutama di beberapa pulau kecil yang merupakan tempat wisata terkenal. Contohnya Samoa Amerika. Volume sampah di sana sungguh sangat banyak. Bagaimana cara mereka menangani masalah sampah agar bisa melindungi pulau tersebut? Karena itu, ada beberapa relawan diutus ke Taiwan untuk mempelajari konsep daur ulang. Bahkan ada warga di wilayah kepulauan yang berkata bahwa mereka kekurangan air minum. Mereka harus mendapatkan air minum dari luar wilayah mereka. Tangki air sudah kosong. Airnya sudah habis pada sore hari.

Orang yang datang sangat banyak. Mereka membutuhkannya untuk membilas kamar kecil. Ada pula orang yang mandi di sini. Persediaan air tidak cukup. “Sampah di sini selalu bertumpuk-tumpuk. Kami sudah menyediakan tong sampah, tetapi mereka tetap membuang sampah sembarangan. Intinya, aktivitas berwisata telah menimbulkan banyak masalah,” ucap kepala desa.

Singkat kata, setiap hari, banyak masalah yang terjadi di dunia. Yang disayangkan adalah unsur alam yang tidak selaras. Yang lebih mengkhawatirkan adalah hati manusia yang selamanya tidak pernah merasa puas. Pola hidup yang konsumtif dan serba mewah bisa menimbulkan banyak hal yang dapat merusak bumi, mencemari udara, dan lain-lain. Semua ini bersumber dari pikiran manusia.

Perawat mogok kerja karena mengkhawatirkan penyebaran virus penyakit

Insan Tzu Chi menyalurkan bantuan di Blue Mountains dengan penuh kasih sayang

Pulau kecil yang merupakan objek wisata terancam bahaya

Belajar menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 02 November 2014

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -