Mengasihi Semua Orang di Dunia

”Kami para murid berikrar kepada Master untuk selalu bervegetaris, menghirup keharuman Dharma, mensosialisasikan kegiatan daur ulang, dan membantu orang yang membutuhkan. Kami berikrar dengan hati yang tulus untuk memperpanjang tali cinta kasih guna memperhatikan saudara se-Dharma, membangkitkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan untuk menggalang hati dan dana, selalu tekun dan bersemangat untuk menghirup keharuman Dharma, dan bekerja sama dengan harmonis sebagai wujud persembahan kepada Master,” ucap para relawan pada acara ramah tamah para fungsionaris 4 in 1 sedunia.

Saya yakin relawan Tzu Chi dari setiap negara memiliki satu tekad yang sama, yakni memanfaatkan setiap waktu dan melatih diri dengan penuh semangat. Banyak relawan yang berkata kepada saya,“Master, saya sayang Master.” Kalian tahu apa jawaban saya? ”Kasihilah orang yang saya kasihi.” Jika kalian sungguh mengasihi saya, maka kalian harus mewakili saya mengasihi semua orang yang saya kasihi. Inilah cinta kasih yang sesungguhnya terhadap saya.

Karena tidak dapat berkunjung ke tempat-tempat yang saya inginkan, saya tidak dapat memperhatikan orang-orang yang membantu saya berkontribusi, melindungi bumi, dan membantu orang yang membutuhkan. Saya tidak bisa berkunjung ke tempat mereka untuk berkata kepada kepada mereka, “Saya sangat mengasihi kalian.” Saya tidak dapat melakukannya. Namun, berhubung kalian ada di sana, maka kalian harus membantu saya mengasihi mereka. Karena itu, setiap kali ada orang berkata, “Saya sangat sayang Master”, saya selalu menjawab seperti itu. Ini adalah suara hati saya. Jadi, kita harus memperhatikan saudara se-Dharma kita.

Semua insan Tzu Chi adalah satu keluarga. Kita adalah keluarga se-Dharma. Kalian semua adalah murid Jing Si, juga adalah murid saya. Kita semua adalah saudara se-Dharma karena kita mempelajari satu ajaran yang sama. Karena itu, setiap orang harus saling memperhatikan. Kita harus memperpanjang tali cinta kasih untuk memperhatikan saudara se-Dharma kita. Kita semua adalah makhluk awam. Kita juga tahu bahwa saat kita melakukan kesalahan, orang lain selalu berlapang dada pada kita, mengapa kita sendiri tidak belajar untuk bersikap lapang dada pada orang lain?

Di dalam keluarga besar Tzu Chi ini,kita harus saling bersyukur, menghormati, berpengertian, dan berlapang dada. Kita harus memiliki hati penuh syukur, hormat, dan cinta kasih, saling berlapang dada, dan saling mengasihi. Dengan begitu, barulah saya bisa merasa tenang. Kalian semua adalah murid saya. Yang paling saya khawatirkan adalah kalian berhenti menapaki Jalan Bodhisatwa ini. Ini yang paling saya khawatirkan. Semoga setiap orang bisa menapaki Jalan Bodhisatwa untuk menuju kesadaran ini tanpa ada penyesalan serta terus melangkah maju dengan penuh semangat.

Kita harus melenyapkan kegelapan batin dan mengubah tabiat buruk. Membina kebiasaan baik, menjalin jodoh baik, dan menciptakan berkah bagi dunia sangatlah penting. Semua itu bisa dilakukan oleh setiap orang. Jika begitu, maka pada kehidupan mendatang, orang-orang akan merasa senang saat melihat kita sehingga antarsesama bisa menjadi mitra yang baik dan saling mendukung pelatihan diri. Ini adalah hal yang sudah pasti. Jadi, kita harus menjaga pikiran dengan baik dan menjalin jodoh baik dengan semua orang.

Saat mendengar kalian akan memperpanjang tali cinta kasih dan memperhatikan saudara se-Dharma, saya merasa sangat gembira. Setiap orang harus memegang teguh ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Inilah yang saya praktikkan seumur hidup saya. Ini juga yang membuat saya merasa sangat tenang. Tiada yang lain. Saya tidak memiliki keahlian khusus. Saya selalu bersikap jujur pada diri sendiri. Hati saya merasa tenang karena saya sudah mempraktikkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati. Baik di depan orang maupun di belakang orang, sikap saya selau sama, yaitu memperlakukan orang dengan tulus dan bekerja dengan benar.

Selain itu, saya sangat yakin terhadap ajaran Buddha. Saya juga yakin setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Inilah yang saya yakini selamanya. Saya menghormati setiap orang karena saya percaya setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Jadi, saya berharap setiap orang bisa saling berinteraksi dengan hati yang paling tulus. Inilah yang sudah saya lakukan seumur hidup ini dan yang paling membuat saya merasa tenang. Saya juga berharap kalian bisa mempersembahkan kerja sama yang harmonis kepada saya.

Harapan terbesar saya adalah setiap orang bisa bekerja sama dengan harmonis. Hanya ini satu-satunya harapan saya. Saya tidak meminta yang lain. Saya tidak meminta kalian memberi persembahan berupa materi kepada saya. Tidak, yang saya inginkan adalah keharmonisan kalian. Yang saya inginkan adalah setiap orang memiliki tekad pelatihan dan setiap orang memiliki buah pencapaian. Saya berharap kalian bisa memperoleh kesadaran seperti Buddha dan Bodhisatwa serta bisa kembali pada hakikat kebuddhaan. Inilah harapan saya terhadap kalian. Apakah kalian paham? (Paham).

Kalian juga harus lebih sering mendengar ceramah saya dan lebih sering mendengar dialek Taiwan. Semakin sering mendengar dialek Taiwan saya, kalian akan semakin memahami perkataan saya. Saya merasa lelah berbicara dalam bahasa Mandarin dengan kalian karena bahasa Mandarin saya juga tidak lancar. Bahasa ibu saya adalah dialek Taiwan. Jika kalian ingin lebih menyatu dengan ajaran saya, maka kalian harus lebih sering mendengar dialek Taiwan agar bisa lebih memahami ajaran saya. Jadi, bagi yang memiliki niat, harus mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Setelah membangun ikrar luhur, kalian harus bisa menyatukan hati dan saling bergandengan tangan untuk menapaki jalan ini.

Asalkan ada niat untuk belajar, maka pasti tidak akan ada kesulitan karena kita memiliki jalinan jodoh baik. Saya juga mendengar begitu banyak orang yang menghirup keharuman Dharma dengan penuh kesungguhan hati. Dengan menyerap Dharma ke dalam hati dan senantiasa menyimpannya di dalam hati, maka kita bisa meningkatkan kepribadian kita sehingga kita tidak akan berjalan menyimpang. Kini kita semua telah berada di Jalan Bodhisatwa. Karena itu, kita harus bersungguh hati untuk menapaki jalan ini dengan baik. Meski sekarang kita masih makhluk awam dan masih berada di alam manusia, tetapi kita bisa menyerap Dharma ke dalam hati dan menjadi orang yang bisa membentangkan jalan di dunia.

Dahulu saya sering berkata, “Kita harus membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih.” Lebih dari 40 tahun yang lalu, saat baru mendirikan Tzu Chi, niat pertama dan langkah pertama saya adalah ingin membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih. Dimulai 48 tahun yang lalu, kita sudah mulai membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih. Saya juga sering berkata bahwa kita harus berjalan dengan lembut agar tidak menyakiti bumi. Kalian sepertinya lebih tahu dengan kalimat ini. "Membentangkan jalan dengan penuh cinta kasih” terdengar lebih asing, bukan? Jika tidak pernah mendengarnya, maka kalian harus giat mempelajari sejarah Tzu Chi. Dahulu, saya sering berkata, “Bentangkanlah jalan dengan penuh cinta kasih”, lalu akhirnya saya melanjutkan, “Berjalanlah dengan lembut agar tidak melukai bumi”.

Yang ingin saya katakan sekarang adalah jalan ini sudah terbentang dengan aman dan rata. Kita harus menghargai jalan ini dan mulai melangkah untuk memasuki Jalan Bodhisatwa yang lapang, yaitu jalan untuk mencapai kesadaran. Semoga setiap orang bisa menjadi Bodhisatwa dan membantu meringankan penderitaan semua makhluk.

 

Mengasihi semua orang yang Master kasihi dan membantu orang yang hidup kesulitan

Tidak membangkitkan kesombongan dan senantiasa menyatukan hati dengan Buddha

Terus melangkah maju di Jalan Bodhisatwa

Membentangkan Jalan Bodhisatwa dengan penuh cinta kasih

 

Link video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tenggal 20 Juni 2014

Sumber: DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Rita, Yuni

Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -