Mengembangkan Benih Kebajikan Menjadi Tak Terhingga

Di dunia ini, kondisi iklim yang tidak selaras sungguh membuat orang merasa sangat khawatir. Perubahan iklim menjadi sangat ekstrem. Apa yang harus kita lakukan agar empat unsur alam bisa kembali selaras?

Beberapa hari ini, Nepal juga diguyur hujan. Kita merasa sangat khawatir. Namun, beberapa hari yang lalu, kita telah membagikan barang bantuan di posko penampungan. Beberapa hari ini, kita juga melakukan survei. Ada seorang perempuan yang sangat gembira saat melihat insan Tzu Chi. Dia berkata bahwa pascagempa, kondisi kehidupannya sangat sulit dan dia terpaksa tidur di atas lantai. Dua atau tiga hari setelah menerima tempat tidur lipat kita, pinggangnya tidak terasa sakit lagi. Selain itu, tidur di atas tempat tidur lipat membuatnya merasa sangat tenang. Meski turun hujan,dia tetap dapat tidur dengan tenang. Berkat tempat tidur lipat, kondisi kehidupan warga di posko penampungan menjadi lebih baik.

Sungguh, melihat sumbangsih dan barang bantuan yang kita berikan kepada mereka dapat mendatangkan manfaat bagi mereka, kita merasa sangat gembira. Jadi, setelah bersumbangsih, kita sangat gembira dan penuh sukacita. Para penerima bantuan juga merasa tenang dan nyaman. Jalinan cinta kasih antarsesama manusia sungguh indah. Inilah yang terindah dalam kehidupan manusia.Tentu saja, gempa yang mengguncang Nepal telah mendatangkan penderitaan yang tak terkira. Namun, kita telah mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk menolong warga Nepal.

Kita juga mendapati seorang guru yang menyisihkan segenggam beras setiap hari saat akan memasak nasi. Setelah beras yang terkumpul sudah cukup banyak, dia dapat menggunakannya untuk membantu orang yang membutuhkan. Selain itu, dia juga menyisihkan sedikit uang setiap hari. Saat bertemu dengan pengemis, dia dapat menggunakan uang itu untuk membantu mereka. “Saya pergi ke Pashupati dan memberikan uang pada orang kurang mampu yang meminta-minta di sana. Kita harus berdonasi. Jika mampu, kita berdonasi sepuluh persen. Jika tidak, semampu kita saja. Sifat saya memang seperti ini sejak kecil. Saya percaya pada Tuhan,” ujar Manju Jha.

Bukankah semangat perempuan tersebut sama dengan konsep cukup makan 80 persen kenyang dan menyisihkan 20 persen untuk menolong sesama yang terus kita bahas beberapa tahun ini? Kita terus mengimbau orang-orang untuk menyisihkan segenggam beras guna menolong sesama. Bukankah selama lima hingga enam tahun ini kita terus menggalakkan konsep ini? Melihat orang yang memiliki kesatuan tekad bersama-sama melakukan kebajikan, saya merasa sangat gembira.  Untuk kembali pada batin yang murni, kita harus membangkitkan cinta kasih. Insan Tzu Chi telah berada di Nepal selama lebih dari dua bulan. Penyaluran bantuan darurat akan berakhir dan relawan kita akan perlahan-lahan meninggalkan Nepal.  Kini, benih relawan lokal yang akan meneruskan misi Tzu Chi di sana. Mulai hari ini, anggota TIMA setempat akan mengadakan baksos kesehatan di posko penampungan dengan didampingi oleh insan Tzu Chi. Kini seluruh dokter Tzu Chi telah meninggalkan Nepal. Meski demikian, mulai hari ini, anggota TIMA setempat  akan mengadakan baksos kesehatan dengan didampingi oleh relawan Tzu Chi. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Ini semua merupakan wujud cinta kasih. Kita harus terus menyebarkan cinta kasih. Kita harus sungguh-sungguh melakukannya.

Lihatlah, cinta kasih tanpa pamrih ini juga telah melampaui tembok-tembok yang tinggi dan menjangkau lembaga pemasyarakatan. Para narapidana benar-benar bisa melihat kecemerlangan cinta kasih. Lihatlah, dari wilayah selatan hingga wilayah utara dan timur Taiwan, insan Tzu Chi terus mengimbau orang-orang untuk melakukan kebajikan.  Di lembaga pemasyarakatan,kita melihat banyak insan berbakat. Insan Tzu Chi membantu mereka mengembangkan kepintaran menjadi kebijaksanaan agar setiap orang bisa mengembangkan cinta kasih yang paling murni. Saya melihat ada narapidana yang menanam benih padi dari dalam angpau berkah dan kebijaksanaan di dalam sebuah mangkuk.

“Saat saya masuk ke sini, saya menemukan sesuatu. Ini adalah barang yang sangat menarik. Anda menyumbangkan mangkuk Anda untuk ditanami benih-benih ini?” tanya Pan Hui-zhu, relawan Tzu Chi kepada para narapidana di sesi sharing.

“Ya,” jawab salah seorang narapidana.

“Dari mana Anda mendapatkan benih-benih ini?”

“Ini adalah benih padi di dalam angpau berkah dan kebijaksanaan,”

“ Benih di dalam angpau berkah dan kebijaksanaan? Anda telah memeliharanya hingga seperti ini.“

“Kami berdua menanamnya bersama-sama. Kami sangat khawatir ia akan terluka. Kami selalu mencabuti rumput liar yang tumbuh di sekitarnya. Lihatlah semai-semai yang tumbuh ini, bukankah ini seperti orang tua yang membesarkan kalian? Jadi, menanam padi harus sangat bersungguh hati.”

“Baiklah, mari kita berikan tepuk tangan kepada kakak kita ini,” ajak Pan Hui-zhu kepada para narapidana yang hadir di dalam kelas.

Ini untuk mengajarkan kepada mereka bahwa apa yang ditabur, itulah yang dituai. Benih padi bertumbuh menjadi semai. Setelah dipindahkan ke sawah, semai itu akan bertumbuh menjadi tanaman padi. Setelah tanaman padi berbunga, butiran padi akan terbentuk.  Lewat hal ini, mereka bisa memahami hukum sebab akibat. Kita juga melihat para relawan kita dari Afrika berkunjung ke lembaga pemasyarakatan untuk berbagi kisah hidup mereka. “Dia berkata bahwa dari lubuk hatinya, dia sangat ingin mengundang kalian untuk menjadi relawan bersama kami. Dengan mengikuti kegiatan sebagai relawan, dia merasa bahwa hatinya telah tersucikan,” ajak salah seorang relawan Tzu Chi Afrika kepada para narapidana.

Mendengar imbauan tersebut para narapidanan pun merasa tersentuh. “Anda adalah relawan yang hebat. Jadi, saya berharap suatu hari nanti, saya bisa menjadi seorang relawan,” ucap seorang narapidana.  “Saya sangat gembira karena berkesempatan untuk berbicara dengan mereka. Saya hanya berharap suatu hari nanti, mereka bisa mengubah kehidupan mereka dan menjadi benih baik yang bersedia berbagi dengan orang lain seperti kami berbagi dengan mereka agar semakin banyak orang yang kehidupannya berubah,” sharing seorang relawan Afrika yang juga turut hadir kegiatan tersebut.

 Di Afrika yang begitu jauh pun, mereka bisa mengubah kehidupan mereka dari orang yang hidup kekurangan secara materi menjadi orang yang kaya batin setelah memahami prinsip kebenaran. Dengan penuh cinta kasih, kita membimbing orang-orang menuju arah yang benar. Inilah kehidupan. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Setelah menerima ajaran kebajikan, satu benih bisa bertumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga bertumbuh dari satu. Saya berharap ada lebih banyak orang yang dapat berpikiran baik dan melakukan perbuatan baik.  Dengan membangkitkan sebersit niat baik dan mempraktikkannya secara nyata, bukankah kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan memahami makna dari kehidupan ini? Dengan mengubah pola hidup kita, barulah perubahan iklim yang ekstrem dapat perlahan-lahan mereda.

Ini semua bergantung pada umat manusia. Kita harus menyelaraskan pikiran kita dan berinteraksi dengan sesame dengan penuh cinta kasih untuk melenyapkan kejahatan. Dengan demikian, barulah dunia ini bisa aman dan tenteram. 

Tetap berdonasi untuk menolong sesama meski berada di tengah kondisi yang sulit

Anggota TIMA di Nepal mulai mengadakan baksos kesehatan

Cinta kasih yang tidak membeda-bedakan menjangkau lembaga pemasyarakatan

Kebajikan yang tak terhingga bertumbuh dari satu benih

 

 

 

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -