Mengembangkan Kebijaksanaan, Cinta Kasih, dan Welas Asih
Tahun ini, acara Pemberkahan Akhir Tahun yang pertama diadakan bagi para relawan daur ulang, para guru dari Asosiasi Guru Tzu Chi, dan beberapa tim fungsionaris. Para relawan daur ulang menampilkan formasi lautan Dharma. Kabarnya, ada relawan berusia 80-an yang ikut serta dalam formasi lautan Dharma ini. Kekuatan mereka tidak kalah dengan anak muda. Mereka membentuk formasi lautan Dharma yang sangat rapi. Ini merupakan acara Pemberkahan Akhir Tahun yang pertama pada tahun ini, yakni dimulai dari Changhua.
Saya juga mendengar bahwa dalam pelantikan kali ini, anggota Tzu Cheng dan komite yang kembali dari luar negeri berjumlah 61 orang. Sesungguhnya, pada tahun ini, relawan dari luar negeri yang akan kembali untuk dilantik berjumlah hampir 2.000 orang. Namun, virus Ebola yang mewabah di Afrika Barat pada tahun ini membuat kita sangat khawatir. Karena itu, kita meminta para relawan dari luar negeri untuk tidak kembali ke Taiwan dan cukup menjalani pelantikan di negara masing-masing. Banyak relawan Tzu Chi yang sedari awal telah memesan tiket pesawat. Sebagian relawan membatalkan tiket mereka. Namun, ada pula relawan yang enggan membatalkan tiket mereka dan tetap ingin kembali ke Taiwan. Saya lalu mengundang mereka untuk menghadiri upacara pelantikan di Changhua kali ini. Saya merasa sangat bersyukur. Relawan yang kembali untuk dilantik berasal dari negara yang berbeda-beda. Melihat kalian memperluas jalinan jodoh baik, saya merasa sangat bersyukur.
Dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun kali ini, tema kita adalah “Ketulusan Jalinan Kasih Sayang Antarsesama Membawa Kebaikan bagi Dunia; Pendidikan Moral dan Kesadaran Lingkungan Menciptakan Masyarakat yang Penuh Berkah”. Ya. Tahun ini, kita harus berusaha memperkuat hubungan antarsesama dengan kasih sayang yang penuh ketulusan. Hidup di dunia ini, jika kita memiliki ketulusan kasih sayang, bukankah akan membawa kebaikan bagi dunia? Sungguh, kedamaian dunia dan ketenteraman setiap keluarga bergantung pada pola pikir setiap orang. Terhadap sesama, kita harus memiliki hati yang paling tulus. Bukankah setiap insan Tzu Chi harus tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh? Jika kita bisa mengimbau setiap orang untuk membina hubungan yang penuh ketulusan kasih sayang, maka masyarakat kita pasti akan damai.
Agar bisa menjadi teladan bagi masyarakat, kita membutuhkan pendidikan. Badan misi pendidikan kita telah berdiri 25 tahun. Sekolah Keperawatan Tzu Chi diresmikan. Saat ingin membangun sekolah, saya mengadakan perjalanan ke seluruh Taiwan untuk menggalang dana pembangunan. Selain itu, banyak insan Tzu Chi yang membangkitkan cinta kasih untuk membantu saya menggalang dana. Mereka membawa sepotong demi sepotong kembali ke Hualien sehingga kita bisa membangun sekolah pertama kita. Hari itu, saat melihat peringatan ultah badan misi pendidikan kita, saya sungguh tersentuh.
Kita bisa melihat murid-murid TK Tzu Chi. Sejak awal pementasan, saya terus mendengar suara anak-anak yang begitu lantang hingga mengalahkan suara orang dewasa. Dari awal hingga akhir pementasan, mereka dapat menyanyikan lagu kutipan dari Sutra Makna Tanpa Batas dengan sangat lancar. Saat berada di atas panggung bersama para dosen, mahasiswa, dan murid dari sekolah menengah dan sekolah dasar, mereka dapat mengikuti setiap langkah dengan baik. Karena itu, Buddha mengatakan bahwa hati, Buddha, dan semua makhluk pada hakikatnya tiada perbedaan. Anak-anak itu telah membuktikan ajaran Buddha bahwa Buddha dan semua makhluk memiliki kebijaksanaan dan sifat hakiki yang setara.
Kita bisa melihatnya. Selain pendidikan di sekolah, seluruh masyarakat dan setiap keluarga juga membutuhkan pendidikan untuk menyucikan hati. Contohnya, saat masuk ke dalam Aula Jing Si Changhua, saya melihat banyak buku catatan relawan yang tersusun rapi. Buku-buku itu adalah catatan para relawan setelah menghirup keharuman Dharma di pagi hari. Setiap hari, mereka mendengar ceramah pagi dan membuat catatan dengan sangat rapi. Setelah membaca beberapa buku catatan itu, saya mengakui bahwa setiap orang sangat tekun dan bersemangat. Saya bisa melihatnya. Setelah mendengar Dharma dengan begitu tekun, kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya lewat tindakan. Dengan demikian, baru kita bisa menjadi teladan bagi orang lain. Kita harus menjadi teladan dan membimbing sesama dengan tindakan nyata. Inilah pendidikan moral yang nyata.
Kita harus tulus, benar, yakin, dan sungguh-sungguh untuk menjadi teladan guna membimbing sesama. Inilah cara untuk menciptakan masyarakat yang penuh berkah. Setiap orang harus menjadi teladan nyata untuk memberi bimbingan dan menyucikan hati manusia.Lihatlah, harta Taiwan yang berharga adalah kebajikan dan cinta kasih para warganya. Namun, itu masih belum cukup. Kita harus lebih bersungguh hati untuk menyucikan hati manusia. Hal ini sangat penting.
Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih harus terus kita pupuk dalam kehidupan sehari-hari. Taiwan adalah tempat lahirnya Tzu Chi.Semoga setiap orang dapat mengembangkan cinta kasih untuk menjadi teladan bagi seluruh dunia. Dalam pelantikan hari ini, di depan dada kalian tersemat tulisan “Hati Buddha dan Tekad Guru”. Ya. Mulai hari ini, kalian harus menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan tekad Guru sebagai tekad sendiri. Buddha mengatakan bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Kita harus meneladani Buddha. Kini kita harus mulai menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri, yaitu dengan memiliki hati yang penuh cinta kasih dan welas asih. Tekad Guru adalah menapaki Jalan Bodhisatwa.
Bodhisatwa selalu datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Inilah tekad saya. Semoga murid-murid saya bisa memiliki kesatuan hati dan tekad dengan saya untuk bersumbangsih bagi semua orang di dunia. Apa kalian bisa melakukannya? Mulai hari ini hingga sepanjang hidup ini, kalian harus senantiasa memiliki hati Buddha dan tekad Guru. Selain itu, kalian juga harus menaati Sepuluh Sila Tzu Chi dan selalu tekun mendengar Dharma untuk menjadi Bodhisatwa dunia.
Menjalin ketulusan kasih sayang antarsesama dan memiliki cinta kasih berkesadaran
Pendidikan moral dan kesadaran lingkungan menciptakan ladang berkah
Senantiasa memiliki hati Buddha dan tekad Guru
Mendengar Dharma untuk menumbuhkan kebijaksanaan, cinta kasih, dan welas asih
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Desember 2014