Mengembangkan Kebijaksanaan untuk Berbuat Baik

Dalam masa pergantian tahun 2014 ke tahun 2015, banyak bencana yang terjadi. Kondisi iklim yang ekstrem menimbulkan bencana banjir, topan, badai salju, dan kebakaran. Akumulasi tindakan manusia dalam jangka waktu yang panjang telah membuat suhu udara di bumi terus meningkat.  Intinya, kita harus mengintrospeksi diri. Jika kita tidak mengintrospeksi diri dan tidak bertobat, mungkin bencana besar akan semakin sering terjadi. Karena itu, kita harus menenangkan hati, mengintrospeksi diri, bertobat, dan mengubah tabiat buruk masa lalu.

Orang yang dahulu bergaya hidup mewah, kini hendaknya bergaya hidup sederhana dan memperhatikan sesama dengan penuh cinta kasih. Sungguh, kini banyak bencana yang terjadi. Inilah waktunya bagi para Bodhisatwa dunia untuk mengembangkan potensi mereka. Selain itu, kita bisa melihat badai salju yang menerjang Timur Tengah. Entah bagaimana para pengungsi di sana melewati musim dingin ini. Bagaimana mereka melewati hari di dalam tenda yang begitu sederhana di atas tumpukan salju? Setiap kali melihat berita tentang salju, saya selalu teringat pada mereka. Salju yang turun di Timur Tengah sungguh membawa penderitaan yang tak terkira.

Selain itu, semenjak Natal, Malaysia terus dilanda bencana banjir. Wilayah yang tergenang banjir sangatlah luas. Insan Tzu Chi Malaysia terus bergerak untuk menyalurkan bantuan bencana. Saya sangat bersyukur melihat insan Tzu Chi Malaysia bersatu hati dan menyebarkan cinta kasih universal. Insan Tzu Chi dari wilayah utara, tengah, dan selatan Malaysia, semuanya bergerak untuk membantu. Kita bisa melihat mereka sangat bersungguh hati.

Insan Tzu Chi dari wilayah utara Malaysia terus menjalankan program bantuan lewat pemberian upah selama beberapa hari ini. Setiap hari, ada lebih dari 1.000 warga yang turut berpartisipasi. Insan Tzu Chi juga terus mengajak warga dari wilayah lain untuk membantu di lokasi bencana. Kini, banjir di sebagian besar wilayah sudah mulai surut. Begitu air banjir surut, sampah-sampah harus segera dibersihkan. Karena itulah, kita ingin menjalankan program bantuan lewat pemberian upah. Terlebih lagi, banyak orang yang pascabencana hingga kini, masih belum mendapatkan pekerjaan. Karena itu, kini keluarga mereka mulai hidup dalam kesulitan.

Dalam program bantuan kita, tak peduli berapa orang dari setiap keluarga yang keluar untuk  embersihkan komunitas, secara alami setiap partisipan akan memperoleh upah sebesar 100 ringgit pada hari tersebut. Dengan begitu, kebutuhan hidup mereka dapat terpenuhi. Jadi, program bantuan lewat pemberian upah bisa membantu memulihkan kota dan sendi kehidupan setempat. Inilah yang bisa Tzu Chi lakukan di sana.

Awalnya, saat ingin mengajak warga setempat untuk berpartisipasi dalam program bantuan, relawan kita berkata bahwa suku Melayu tidak mungkin bersedia untuk berpartisipasi. Namun, saya berpikir bahwa rumah-rumah di sana adalah milik mereka dan jalan-jalan itu ada di komunitas mereka, jika bukan mereka yang membersihkannya, maka siapa lagi? Karena itu, saya meminta relawan kita untuk menjelaskan kepada mereka bahwa tujuan dari program bantuan kita adalah untuk memulihkan sendi kehidupan setempat. Selain itu, semakin lama sampah-sampah itu dibiarkan, maka semakin besar ancaman yang tercipta. Lingkungan yang basah dan kotor pasti akan menjadi sarang bagi nyamuk dan serangga lainnya untuk berkembang biak. Itu mungkin akan menimbulkan penyakit menular dan menghambat pemulihan perekonomian setempat. Semua ini harus kita jelaskan kepada para lurah.

Saya meminta insan Tzu Chi untuk mencari para lurah agar mereka bisa mengajak para warganya. Lingkungan itu adalah milik mereka. Jadi, para insan Tzu Chi pergi mencari lurah. Saya juga sangat berterima kasih kepada para pengusaha setempat. Berkat bantuan mereka, para lurah dan banyak orang lainnya keluar untuk membantu dan berpartisipasi dalam program bantuan kita. Inilah yang kita lakukan di wilayah utara Malaysia.

Di wilayah tengah Malaysia, yakni di Kuala Lumpur, kita juga telah menemukan cara yang tepat untuk menyalurkan bantuan. Kemarin, saya sangat tersentuh melihat lebih dari 3.000 orang turut berpartisipasi untuk membersihkan lingkungan. Insan Tzu Chi dari wilayah tengah dan selatan Malaysia berkumpul bersama untuk bersumbangsih. Selain itu, saat melakukan konferensi video dengan insan Tzu Chi Malaysia, saya mengimbau mereka untuk memberi lebih banyak kesempatan kepada para warga untuk berpartisipasi dalam program bantuan kita. Insan Tzu Chi cukup membantu dan menjadi teladan bagi para warga.

Kita hendaknya memberi lebih banyak kesempatan kepada warga setempat untuk mengikuti program bantuan kita. Jadi, kemarin ada lebih dari 1.000 warga yang berpartisipasi dalam program bantuan kita, sedangkan relawan yang berada di sana berjumlah hampir 2.000 orang. Jadi, sebanyak lebih dari 3.000 orang berada di sana untuk membersihkan lingkungan. Alat yang mereka gunakan sengatlah banyak. Mereka menggunakan 25 truk besar dan 17 alat pengeruk tanah untuk membersihkan sampah dan lumpur. Ini sangat membantu kegiatan pembersihan. Kita mencarter lebih dari 30 bus untuk mengantar relawan yang tinggal di tempat yang jauh ke lokasi bencana.

Singkat kata, semakin banyak orang, kekuatan yang tercipta juga semakin besar. Kekuatan cinta kasih sungguh membuat orang tersentuh. Inilah yang kita lakukan di Malaysia. Selama beberapa hari ini, insan Tzu Chi terus berada di lokasi bencana untuk mendampingi para korban bencana. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Setelah kegiatan pembersihan rampung, selanjutnya kita akan membagikan bantuan dana darurat. Semoga bencana kali ini dapat segera berlalu dan para korban bencana dapat kembali hidup normal. segera kembali ke rumah. Meski memiliki usaha dan keluarga, tetapi insan Tzu Chi tetap berada di lokasi bencana selama beberapa hari ini. Ini juga sangat melelahkan.

Sementara itu, pascabadai di Filipina, di Manila kembali terjadi bencana kebakaran. Kebakaran besar ini juga telah menimbulkan kerusakan besar. Karena itu, insan Tzu Chi harus menyalurkan bantuan dalam 3 tahap. Selama beberapa hari ini, mereka juga sangat sibuk dan bekerja keras. Singkat kata, kita sangat berharap dunia ini bisa terbebas dari bencana. Di berbagai lokasi bencana, para korban sungguh menderita, terlebih lagi para pengungsi di musim dingin. Semakin banyak orang yang membangkitkan cinta kasih, maka kesempatan orang yang menderita untuk mendapatkan bantuan juga semakin besar.

 

Kondisi iklim yang ekstrem menimbulkan banyak bencana

Mengubah gaya hidup mewah dan tabiat buruk masa lalu

Insan Tzu Chi tidak takut bekerja keras untuk melenyapkan penderitaan sesama

Memanfaatkan setiap kesempatan untuk berbuat baik dengan penuh kebijaksanaan

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 Januari 2015

 

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -