Mengenang Masa-masa Awal Mengadakan Baksos Kesehatan

Sungguh, kita harus memandang semua makhluk dengan setara. Hewan juga memiliki kehidupan. Kita hendaknya mengasihi dan melindungi mereka. Jadi, kita harus mengasihi dan melindungi semua makhluk bernyawa. Janganlah kita membunuh mereka sesuka hati. Benih karma apa pun yang kita tanam, pasti akan kita terima buahnya. Saya berharap setiap orang dapat memahami Empat Kebenaran Mulia. Hidup ini penuh dengan penderitaan karena kita mengakumulasi banyak noda batin dan membangkitkan kegelapan batin. Saat kegelapan batin terbangkitkan, bencana akibat ulah manusia dan bencana alam akan terjadi. Ini menimbulkan keresahan di masyarakat dan juga menimbulkan banyak penderitaan. Sungguh, hidup ini penuh penderitaan.

Kita bisa melihat seorang gadis berusia 19 tahun di India. Ukuran tubuhnya bagaikan anak berusia dua tahun. Penyakit yang dideritanya adalah akondroplasia bawaan. Meski fisiknya berbeda dengan orang-orang pada umumnya, tetapi dia memiliki aspirasi yang tinggi. Dia juga bisa melukis. Lukisannya selalu dia jual. Kita bisa melihat ada orang yang membeli lukisannya. Dia berkata bahwa setiap bulan, dia bisa memperoleh penghasilan kurang lebih 4.000 hingga 5.000 dolar NT (Rp2 juta). Sungguh, aspirasinya sangat tinggi. Dengan tinggi badan bagai anak berusia 2 tahun, gadis berusia 19 tahun ini tidak bisa melakukan segala sesuatu dengan bebas. Terlahir dengan penyakit langka seperti ini sungguh membuatnya tidak berdaya.

Meski demikian, dia berkata bahwa dia tidak ingin orang lain mengasihaninya. Dia berharap bisa mengandalkan kemampuan diri sendiri untuk membantu ekonomi keluarga. Dia juga berkata bahwa dia tidak mengeluh. Dia akan tetap optimis dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi. Jadi, dia selalu menjalani hidup dengan bahagia setiap hari. Banyak hal yang membuat kita tidak berdaya. Karena itu, saya sering berkata bahwa hidup ini penuh dengan penderitaan. Tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan kita. Jadi, misi kesehatan sangatlah penting.

Pada hari ini tahun 2004, TIMA memperoleh Penghargaan Kontribusi Medis ke-14. Mereka telah bersumbangsih dengan sepenuh hati demi orang-orang di seluruh dunia. Para anggota TIMA pantas memperoleh penghargaan setiap tahun karena mereka selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Pelayanan medis yang mereka berikan di wilayah pegunungan dan pedesaan tidak pernah terputus. Selain itu, mereka juga mengarungi lautan untuk membantu orang yang membutuhkan. Adakalanya, mereka juga pergi ke tempat yang lebih jauh untuk menyalurkan bantuan internasional. Selain itu, mereka juga menanggung biaya perjalanan mereka sendiri untuk menuju wilayah yang paling membutuhkan bantuan bersama insan Tzu Chi. Mereka mengasihi semua orang bagaikan mengasihi saudara sendiri.

Mereka tidak mengincar keuntungan pribadi dan tidak membeda-bedakan. Singkat kata, mereka memiliki rasa senasib sepenanggungan. Mereka bisa merasakan kepedihan dan penderitaan setiap orang. Cinta kasih seperti ini sungguh cinta kasih yang sangat besar. Melihat kegiatan TIMA membuat saya teringat sejarah Tzu Chi pada tahun 1972. Pada tahun keenam berdirinya Tzu Chi, kita membuka sebuah klinik di Jalan Ren Ai, Hualien. Saat itu, ada lima dokter dari RS Hualien yang membantu kita, yakni dr. Huang sebagai dokter ahli bedah, dr. Chang sebagai dokter pediatri, ayah dr. Chang sebagai dokter penyakit dalam, dr. Chu sebagai ahli kebidanan dan kandungan, dan dr. Zou sebagai dokter umum.

Beberapa dokter mengadakan baksos kesehatan dua kali seminggu dengan memanfaatkan waktu istirahat mereka. Ada pula dua perawat di sana yang juga merupakan anggota komite kita. Kita memberikan pelayanan kesehatan dua kali seminggu. Adakalanya, saat insan Tzu Chi terserang flu atau tekanan darah tinggi, dr. Chang berkata, “Tekanan darahmu tinggi sekali. Saya akan memberikan resep obat untukmu.” Lalu, insan Tzu Chi berkata, “Jika tekanan darah saya tinggi, saya akan membeli obat di luar sesuai resep yang Dokter berikan. Saya tidak boleh menggunakan obat di klinik.” Para relawan tidak berani menggunakan obat-obat di klinik karena obat-obat itu seharusnya digunakan untuk membantu warga kurang mampu. Jadi, mereka membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum dengan sangat jelas. Saya baru pertama kali melihat hal seperti itu.

Insan Tzu Chi berkata bahwa mereka tidak akan menggunakan satu tablet pun obat di klinik. dr. Chang berkata bahwa insan Tzu Chi tahu jelas bahwa obat-obat di klinik adalah untuk membantu warga kurang mampu. Saat itu, obat yang kita beli adalah obat yang berkualitas baik. Karena itu, dr. Chang berkata bahwa insan Tzu Chi bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih. Inilah yang disampaikan dr. Chang.

“Bisakah Anda menceritakan kembali bagaimana Anda bisa memeriksakan diri ke klinik Tzu Chi?” tanya seorang pembawa acara “Mengenang Masa-masa Awal”.”Saat itu, saya terserang flu ringan. Lalu, ibu saya membawa saya ke klinik Tzu Chi. Setelah itu, dr. Huang mendapati bahwa perut saya agak keras dan merasa bahwa ini bermasalah. Dia lalu menyarankan ibu saya agar membawa saya ke RS Hualien untuk diperiksa. Hingga kini, bekas operasi saat itu masih ada. (Tumor seberat 187,5 kg diangkat dari perutnya). Adakalanya, saya berpikir bahwa jika bukan dr. Huang yang menyelamatkan saya saat itu, mungkin saya sudah tidak ada di sini sekarang,”jawab Fang Li-ying, pasien klinik Tzu Chi saat itu.

Sungguh, saat itu, banyak dokter yang berinisiatif untuk membantu. Kini juga demikian. Kini, para anggota TIMA juga berinisiatif untuk membantu. Mereka juga bersumbangsih dengan cinta kasih universal tanpa pamrih. Mereka mengeluarkan biaya sendiri untuk menuju berbagai Negara guna menolong orang yang menderita. Kisah TIMA tidak dapat saya ceritakan semua. Kita sungguh menghormati dan mengasihi para dokter yang bagaikan Buddha hidup dan Bodhisatwa dunia yang menyelamatkan orang-orang dari penderitaan. Saya sungguh sangat bersyukur. Hal yang harus kita syukuri sangat banyak. Jadi, kita harus senantiasa bersyukur atas masa lalu dan masa kini. Saya juga berharap kelak, cinta kasih seperti ini dapat terus diwariskan. Saya merasa sangat tersentuh.

 

Seorang gadis menderita penyakit langka yang membuat tubuhnya bagaikan anak kecil

Memiliki aspirasi yang tinggi meski pertumbuhan fisik tidak sempurna

Mengenang saat Tzu Chi membuka klinik dan mengadakan baksos kesehatan

Memberikan pelayanan medis serta menenangkan fisik dan batin

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 12 April 2015

 

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -