Menghapus Noda Batin dan Menghilangkan Kabut Kebencian

Di dalam kehidupan ini, noda batin yang tak berwujud dapat mendorong kita menciptakan karma buruk tanpa bisa kita kendalikan. Ketika pikiran kita menyimpang, maka arah hidup kita juga menjadi keliru. Lihatlah, beberapa hari lalu, di pusat keramaian kereta bawah tanah Taipei, setiap penumpang berlalu-lalang menuju ke tempat tujuan masing-masing. Tujuan setiap orang tidaklah sama. Hidup mereka penuh harapan dan cita-cita. Namun, akibat pikiran yang tidak selaras, seorang pemuda tiba-tiba melakukan penikaman secara brutal di kereta bawah tanah Taipei.

Insiden ini membuat banyak orang tua yang kehilangan anaknya dan banyak anggota keluarga yang kehilangan harapan hidup mereka. Media massa terus menyiarkan berita mengenai insiden ini sehingga membuat banyak orang merasa cemas. Namun, bagaimana dengan keluarga pemuda ini? Saya yakin orang tua pemuda ini juga mengalami penderitaan yang tak terkira. Perasaan orang tuanya sekarang pasti bagai hidup di dalam neraka. Bagaimana cara mereka menghadapi publik? Kedua orang tua ini tidak berdosa. Mereka juga terkena dampak dari perbuatan anaknya. Hati keluarga dan orang tua pemuda itu juga sangat tersiksa. Lihatlah pikiran menyimpang dari satu orang bisa menciptakan penderitaan yang tak terkira bagi banyak orang.

Kita juga telah melihat istri salah seorang korban, Ibu Chen. Dia sungguh membuat saya tersentuh. Usianya masih sangat muda. Dia tumbuh besar dari keluarga kurang mampu. Hidupnya berubah setelah dia mengenal suaminya yang sangat ceria dan optimis. Sayangnya, sang suami juga berada di dalam kereta tersebut dan menjadi salah satu korban yang tewas. Akan tetapi, Ibu Chen memilih untuk melepaskan kebenciannya. Dia berkata bahwa dia masih tidak bisa memaafkan sang pelaku, tetapi dia ingin melepaskan kebenciannya. Sang pelaku nantinya akan dihukum sesuai undang-undang yang berlaku. Jadi, dia memutuskan untuk melepaskan kebencian dan berfokus untuk menjaga kedua anaknya yang masih kecil. Inilah tindakan yang benar. Dia mengubah pola pikirnya.

Berhubung insiden ini sudah terjadi, kita harus berusaha untuk melihatnya dengan pola pikir yang optimis dan hati yang lapang. Jika Ibu Chen memilih untuk mengurung diri dalam kabut kebencian dan neraka batin, maka itu tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri, juga berbahaya bagi anak-anaknya. Jika begitu, siapa yang akan merawat anak-anaknya? Jadi, dia mengubah pola pikirnya. Inilah tindakan yang paling baik. Pikirannya ini akan berdapak positif bagi masyarakat dan juga dapat membantu menenangkan hati setiap orang. Dia adalah istri salah satu korban, apa yang dikatakan dan dilakukannya bisa membuka kerisauan banyak orang. Inilah yang harus kita pelajari darinya.

Kita harus memahami prinsip kebenaran dengan jelas agar tidak menciptakan karma buruk kolektif di dunia ini. Karma buruk kolektif akan terus membuat kita terbelenggu dan membuat dunia ini tidak memiliki harapan. Kita harus menerima dan menerapkan prinsip-prinsip kebenaran. Kita tidak hanya harus menghilangkan noda batin, tetapi juga harus aktif terjun ke tengah masyarakat. Di dalam kehidupan ini, siapa yang tidak mengalami penderitaan? Siapa yang tidak pernah menghadapi kesulitan? Di dalam kehidupan ini, semua orang pasti pernah menghadapi hambatan dan kesulitan.

Kehidupan kita bagaikan sebuah botol. Saat orang yang optimis bertemu hambatan, mereka akan membuka tutup botol itu, lalu dengan sabar mengeluarkan semua isi botol yang tidak diinginkan. Kita bisa membuang sampah-sampah yang sudah membusuk lewat mulut botol hingga sangat bersih. Setelah itu, kita bisa mencucinya dengan air. Dengan begitu, bukankah botol tersebut bisa kita daur ulang kembali? Demikian pula dengan pikiran manusia. Di dunia ini, pikiran manusia diliputi oleh noda batin. Hanya dengan melatih diri dan mengubah pola pikir, barulah noda batin ini bisa dihilangkan. Untuk itu, kita harus bersungguh hati dan memiliki hati yang lapang.

Saya sungguh kagum terhadap Ibu Chen. Semoga penderitaannya segera berlalu. Semoga dia bisa selalu membuka hati dan menerima lebih banyak cinta kasih untuk melewati masa-masa sulitnya ini. Bagi para korban yang terluka dan para anggota keluarga korban, semoga mereka bisa mencontoh Ibu Chen. Ini semua disebabkan oleh pikiran manusia. Oleh karena itu, kita harus lebih mawas diri. Bencana terjadi silih berganti di dunia. Saat terjadi bencana alam, sebagai manusia, kekuatan kita tidak bisa mencegah atau melawan kekuatan alam yang begitu kuat dan besar. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengendalikan pikiran kita. Inilah yang saya tekankan setiap hari. Saya harap semua orang bisa menyelaraskan pikiran. Bencana alam yang terjadi sudah sangat banyak, janganlah kita menciptakan bencana akibat ulah manusia lagi.

Saat hidup dengan aman dan teteram, kita hendaknya saling berinteraksi dengan harmonis. Hari yang penuh kedamaian dan ketenangan merupakan hari yang penuh berkah. Terlebih lagi, Buddha mengajarkan kita untuk melakukan kebajikan dan menciptakan berkah. Jalinan jodoh baik dan berkah tercipta jika semua orang bekerja sama menciptakan berkah bagi dunia. Dengan demikian, secara alami bencana di dunia bisa berkurang. Karena itu, kita harus memiliki hati yang tulus. Ada begitu banyak manusia di dunia, tetapi yang memiliki ketulusan hati sangat sedikit. Saya harap orang yang berhati tulus bisa semakin banyak sehingga kita bisa memiliki kekuatan baik untuk menghilangkan kekuatan jahat. Oleh karena itu, kita harus bersungguh hati.

Kemarin merupakan hari ketujuh pascainsiden penusukan di kereta bawah tanah Taipei. Jadi, kemarin diadakan berbagai jenis kegiatan untuk mendamaikan hati para warga, menghilangkan suasana yang tegang, serta menciptakan seberkas cahaya dan kehangatan bagi semua orang. Kegiatan yang diadakan kemarin meliputi acara berdoa bersama, bernyanyi bersama, dan kegiatan lainnya. Ini semua bertujuan untuk menghilangkan kabut kebencian dan memulihkan kedamaian hati semua orang. Rasa saling mengasihi ini harus selalu dibangkitkan, jangan hanya saat terjadi masalah.


Banyak korban tewas dalam peristiwa penusukan yang terjadi di Taipei

Berterima kasih kepada para budiman yang telah memberi penghiburan batin

Menghapus noda batin dan menghilangkan kabut kebencian

Menghormati dan menghargai jalinan jodoh

 

Link Video (teks Mandarin dan Inggris): Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Mei 2014

Sumber: DAAI TV Indonesia, diterjemahkan oleh Karlena, Rita, Yuni

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -