Menghargai Air Bagaikan Emas dan Senantiasa Berpikiran Tenang

Akibat krisis air, pemerintah Taiwan mulai menjalankan pembatasan panggunaan air. Dari sini bisa diketahui bahwa dalam keseharian, banyak orang yang tidak menyadari berkah dan banyak memboroskan sumber daya alam. Tanpa air, bagaimana kita bisa bertahan hidup? Di RS, sebelum menjalankan sebuah operasi, para staf medis harus mencuci tangan mereka. Tanpa air untuk mencuci tangan, bagaimana mereka dapat menjalankan operasi? Dalam kehidupan kita sehari-hari, aktivitas apa yang tidak membutuhkan air? Kita membutuhkan air untuk memasak. Saat bangun di pagi hari, kita juga membutuhkan air untuk cuci muka dan lain-lain. Tanpa air, berapa lama kita bisa bertahan hidup?

Singkat kata, air memberi manfaat yang sangat besar bagi manusia. Air merupakan sumber kehidupan bumi sekaligus sumber kehidupan manusia. Kita tidak bisa hidup tanpa air. Selama puluhan tahun ini, saya terus mengimbau orang-orang untuk menghargai air bagaikan emas. Selama puluhan tahun ini, saya selalu sangat menghargai air. Insan Tzu Chi juga menuruti imbauan saya. Kita bisa melihat banyak insan Tzu Chi yang menerima dan menjalankan imbauan saya. Mereka memahami bahwa setiap orang harus menghargai sumber daya air.

Di setiap posko daur ulang, para relawan kita selama puluhan tahun ini terus memikirkan cara untuk mendaur ulang air hujan untuk mendaur ulang air hujan dan menghemat penggunaan air. Banyak keluarga yang memanfaatkan air yang sama untuk melakukan berbagai hal. Para insan Tzu Chi menuruti perkataan saya dan mempraktikkannya sebagai Dharma. Meski hanya imbauan untuk menghargai air, tetapi mereka tetap menjalankannya. Inilah Dharma dalam keseharian mereka. Keseharian mereka tidak terlepas dari Dharma. Kita harus sungguh-sungguh menghargai sumber daya air dan menghargai berkah.

Tahun baru dimulai dari musim semi. Jadi, pada permulaan musim semi ini, kita harus mulai menyelaraskan pikiran kita untuk menghadapi segala sesuatu dengan hati yang tulus setiap hari. Tahun ini, kita terus mengimbau orang-orang untuk menjalin kasih sayang yang tulus demi membawa kebaikan bagi dunia dan memberikan pendidikan moral yang nyata agar tercipta masyarakat yang penuh berkah. Saya berharap kita bisa mempraktikkannya secara nyata dan menjadikan diri sendiri sebagai teladan. Bukan hanya mengucapkannya saja, kita juga harus mempraktikkannya. Selain menghemat air sendiri, kita juga berharap orang-orang dapat melakukan hal yang sama. Jika diri sendiri tidak bisa melakukannya, kita tidak akan bisa mengimbau orang lain. Karena itu, kita harus menjadi teladan dengan melakukan tindakan nyata.

Jika sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Kita harus melakukan praktik nyata sesuai prinsip kebenaran. Jika kita melakukan tindakan nyata sesuai prinsip kebenaran, barulah kondisi iklim bisa stabil, masyarakat bisa harmonis, dan pikiran manusia bisa selaras. Di dunia yang penuh konflik dan sulit untuk membedakan benar dan palsu ini, kita tidak perlu terlalu perhitungan. Jika terlalu perhitungan, pikiran kita akan semakin menderita. Saya harus mengimbau setiap orang untuk menenangkan pikiran dan memandang segala sesuatu dengan kepala dingin. Namun, setiap orang juga harus memiliki arah yang pasti dan benar dalam hidupnya.  

Kita juga harus menghadapi setiap orang dengan hati yang tulus. Tanyakanlah kepada diri sendiri, dalam berinteraksi dengan sesama, apakah kita sudah menggunakan kasih sayang yang tulus. Apakah kita sudah mengasihi dan menghargai segala hal, materi, dan lingkungan di sekitar kita? Apakah kita sudah memandang segala sesuatu dengan hati penuh cinta kasih dan rasa syukur? Jika semua itu sudah kita lakukan,  kita akan memiliki ketenangan dan menghadapi semua hal dengan lapang dada. Yang terpenting, kita harus berpikiran jernih. Janganlah kita diliputi oleh ketidaktahuan. Hal apa pun, kita harus berusaha memahami dengan jelas. Jangan hanya mengerti sebagian. Jika tidak, kita akan gampang terpengaruh oleh perkataan orang lain.

Kita harus senantiasa bersyukur. Jangan sampai kita tidak memiliki rasa syukur. Saat ada orang yang bersumbangsih dan melindungi kita, kita harus bersyukur kepada mereka. Karena itu, saya sangat bersyukur kepada seluruh insan Tzu Chi. Saya bersyukur atas segala sesuatu dalam kehidupan saya. Saat ada orang yang memperhatikan dan melindungi saya, saya harus lebih bersyukur. Kita hendaknya bersyukur setiap waktu, dalam segala hal, dan kepada setiap orang. Hal yang harus kita syukuri sungguh sangat banyak.

Saya berharap pada awal musim semi ini, kondisi iklim dapat bersahabat dan segala sesuatu tumbuh subur. Saya juga berharap batin manusia dapat senantiasa dipenuhi suasana musim semi. Kita harus memanfaatkan waktu dengan baik tanpa terpengaruh oleh kondisi lingkungan. Kita harus memanfaatkan waktu untuk menggarap ladang batin dengan giat agar jiwa kebijaksanaan kita dapat tumbuh subur di musim semi yang penuh Dharma ini. Saya sangat bersyukur karena dalam ceramah pagi, saya telah mengulas isi Sutra dari bab Pembuka hingga bab Keyakinan dan Pemahaman. Selanjutnya, saya akan mengulas tentang bab Perumpamaan Tanaman Obat. Semoga bab ini dapat mengobati penyakit batin manusia seperti tanaman obat yang dapat mengobati penyakit.

Dharma bagaikan air. Dengan adanya air yang membasahi alam, barulah rumput, pohon, tanaman obat, dan lain-lain dapat tumbuh subur. Saya berharap Dharma pada musim semi ini juga dapat semakin meluas ke seluruh dunia dan membasuh batin setiap orang. Batin kita membutuhkan basuhan Dharma. Karena itu, kita harus memanfaatkan kesempatan untuk mempelajari Dharma dengan baik.

Pada Tahun Baru Imlek, para dokter dan perawat kita telah membangkitkan tekad dan ikrar untuk melindungi keselamatan dan kesehatan orang-orang di seluruh dunia. Seluruh staf dari Empat Misi Tzu Chi juga berusaha menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kita harus bersungguh hati mengemban misi pendidikan. Begitu pula dengan misi amal. Terlebih saat mengemban misi budaya humanis, kita membutuhkan kebijaksanaan demi memancarkan aliran jernih untuk membersihkan noda batin semua makhluk. Saya berharap seluruh staf kita dapat berusaha bersama. Saya berterima kasih atas kesungguhan hati dan cinta kasih kalian di masa lalu. Saya juga berharap Bodhisatwa sekalian dapat bersungguh hati menggarap ladang batin masing-masing setiap hari.

 

Air merupakan sumber kehidupan dari segala sesuatu di dunia ini

Memanfaatkan air yang sama untuk berbagai hal dan menghargai air bagaikan emas

Menyebarkan pendidikan kesadaran lingkungan lewat tindakan nyata

Senantiasa berpikiran tenang dan giat menggarap ladang batin

 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 27 Februari 2015

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -