Menghargai Kehidupan, Menyadari Berkah, dan Menciptakan Berkah

Saya sungguh bersyukur badai ini dapat berlalu tanpa mendatangkan bencana. Namun, demi menjaga keselamatan para warga, dua petugas penjaga pantai yang tengah menjalankan tugas merekamalah terhantam ombak. Mereka terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Relawan Tzu Chi Keelung telah pergi ke rumah sakit untuk memperhatikan dan menghibur mereka. Jadi, setiap kali badai menerjang, setiap orang hendaknya menjaga keselamatan diri sendiri. Badai selalu mendatangkan angin kencang dan hujan deras. Kita mungkin melewati kehidupan sehari-hari dengan aman dan tenteram.

Namun, ketahuilah bahwa di luar sana, banyak orang yang memperbaiki jalan, memperbaiki instalasi listrik, atau menjaga keamanan lingkungan di saat badai menerjang. Sungguh, setiap orang hendaknya menjaga keselamatan diri sendiri agar tidak menimbulkan penyesalan akibat ketidakselarasan unsur alam atau bencana akibat ulah manusia. Ada sekelompok besar pahlawan tanpa nama yang bersumbangsih secara diam-diam tanpa kita ketahui. Karena itu, kita harus senantiasa memiliki hati penuh rasa syukur. Tentu saja, para tenaga medis yang bertugas melindungi kehidupan dan kesehatan juga harus mengembangkan potensi mereka pada saat seperti ini untuk menyelamatkan dan  melindungi pasien. Setiap orang di masyarakat hendaknya senantiasa membangkitkan hati penuh syukur.

Lihatlah insiden ledakan di taman rekreasi air. Para tenaga medis sangat bekerja keras untuk melindungi dan menyelamatkan para pasien. Mereka bisa turut merasakan rasa sakit pasien dan penderitaan keluarga pasien. Rasa sakit dan penderitaan ini merupakan beban yang sangat berat bagi batin mereka. Selain itu, mereka juga memikul tanggung jawab yang sangat berat untuk menyelamatkan pasien.

Kita bisa melihat para dokter dan perawat. Demi mencegah penurunan suhu tubuh pasien, setiap kali mengganti perban, menjalankan operasi transplantasi kulit, dan lain-lain, suhu di ruang operasi harus dinaikkan. Akan tetapi, para dokter yang berdiri untuk menjalankan operasi tidak bisa bertahan terlalu lama di ruangan dengan suhu seperti itu. Seluruh tim medis bekerja keras untuk bersumbangsih bagi para pasien. Entah keluarga pasien bisa memahami kerja keras mereka atau tidak. Para dokter, perawat, dan ahli anestesi menggenggam setiap menit dan detik untuk membantu para korban luka-luka tarik-menarik dengan dewa kematian.

Kita juga bisa melihat pasien yang perlahan-lahan mulai pulih dan telah diizinkan untuk keluar dari ruang perawatan intensif. Ini membuat para tenaga medis sangat gembira. Jika kondisi pasien membaik hingga bisa meninggalkan ruang perawatan intensif. Setiap kali ada pasien yang diperbolehkan untuk meninggalkan ruang perawatan intensif, maka itulah saat para tenaga medis merasa kerja keras mereka terbayarkan. Mereka sangat bersyukur.

Namun, saya mendengar kabar tentang seorang mahasiswa kedokteran tahun ketiga yang bermarga Su. Dia merupakan salah satu korban ledakan yang menderita luka serius. Kemarin, para dokter telah berusaha keras untuk menolongnya. Orang tuanya memahami bahwa putra mereka sudah tidak dapat diselamatkan dan para tenaga medis telah berusaha semaksimal mungkin. Mereka lalu memutuskan untuk mendonorkan organ tubuh putra mereka. Putra mereka mempelajari ilmu kedokteran untuk menyelamatkan kehidupan manusia. Berhubung dia sudah tidak bisa menjadi dokter, orang tuanya berharap organ tubuh putra mereka dapat menolong orang lain. Jadi, mereka mendonorkan organ putra mereka seperti jantung, hati, ginjal, dan lain-lain.

Singkat kata, mereka telah merelakan kepergian putra mereka. Para tenaga medis sungguh telah mengerahkan segenap hati dan tenaga. Kita seharusnya memuji para tenaga medis yang dalam jangka waktu panjang terus melindungi para pasien baik siang maupun malam dengan sepenuh hati. Berhubung sudah tidak bisa diselamatkan, mereka mendonorkan organ tubuh putra mereka untuk menolong orang lain. Ini juga merupakan pahala. Kedua orang tua itu pasti sangat sedih, tetapi tindakan mereka sungguh pantas dipuji. Kedua orang tua ini berharap dapat mewujudkan harapan putra mereka untuk menyelamatkan orang lain. Mereka sungguh orang tua yang pantas dipuji, berani, dan bijaksana. Kehidupan manusia penuh dengan penderitaan.

Kita juga melihat sebuah berita. Di Bangladesh, pembagian pakaian bekas membuat orang-orang saling mendorong sehingga ada orang yang tewas terinjak. Bayangkanlah, ini hanya demi memperoleh pakaian bekas. Dari sini bisa diketahui betapa minimnya kehidupan mereka. Namun, kita bisa melihat banyak orang yang selalu berpikir bahwa lemari mereka selalu kekurangan sehelai pakaian yang selalu berpikir bahwa lemari mereka selalu kekurangan sehelai pakaian. Setiap hari, mereka mengunjungi toko pakaian. Pakaian baru yang mereka beli digantungkan di dalam lemari hingga akhirnya lemari mereka tidak bisa memuat pakaian baru lagi.

Kita juga bisa melihat seorang perempuan yang membeli sepasang demi sepasang sepatu hingga seluruh rak sepatunya penuh. Semua sepatu itu adalah miliknya. Kini, dia telah menjadi relawan Tzu Chi dan bertobat atas ketidaktahuannya di masa lalu. Lihatlah, meski membeli begitu banyak sepatu, tetapi dia hanya memiliki sepasang kaki dan hanya bisa mengenakan sepasang sepatu. Bayangkanlah, dia berkunjung ke toko sepatu setiap hari. Lihatlah, dia pernah hidup dalam ketersesatan. Beruntung, dia bertemu ajaran Buddha dan telah tersadarkan dari ketersesatannya. Kini, dia bukan hanya bertobat, tetapi juga menciptakan berkah. Kini dia mulai melakukan daur ulang dan menggunakan barang bekas untuk membuat kerajinan tangan sekaligus mendidik anaknya. Dia melakukan ini semua untuk menebus keborosannya di masa lalu dan membimbing anaknya untuk menyadari dan menghargai berkah.

Dalam satu kehidupan yang sama, kita bisa memilih pola hidup kita. Kita bisa hidup dengan gembira, tanpa kekhawatiran, dan mendidik anak-anak kita dengan baik. Singkat kata, perubahannya sungguh menakjubkan. Di dunia ini, ada banyak hal yang sulit dipahami. Intinya, setiap orang harus lebih bersungguh hati untuk memahami semua prinsip kebenaran.

 

Angin dan ombak di tepi pantai membawa ancaman

Menghargai dan melindungi kehidupan

Mendonorkan organ tubuh untuk menolong orang dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan

Menyadari berkah, menciptakan berkah, dan melenyapkan kebimbangan

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 Juli 2015

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -